18+ (terdapat beberapa kata tidak baik untuk anak dibawah umur).
Syifa tersenyum melihat Bima yang ikut masuk kedalam lift. Melihat senyum Syifa seketika reaksi obat itu sungguh sangat membuatnya sakit. Hasrat seks yang menggebu ini harus disalurkan, tapi dia tidak ingin menyalurkannya kepada wanita ular itu. Pilihannya ada pada Syifa. Saat ini hanya mereka berdua yang sedang berada di dalam lift ini. "Syifa, maafkan aku" kata Bima sambil memegang tangan Syifa. Bima terlihat jelas dia dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
Syifa memandang wajah Bima yang begitu banyak mengeluarkan keringat "ka-kak sa-kit?" khawatir Syifa.
"Ya, sangat menyakitkan" jujur Bima. "Kamu mau kemana?" Tanyanya.
Ting.. bunyi lift sudah sampai sesuai lantai yang diinginkan Syifa.
"Ka-mar, ti-dur. Ka-kak ti-dur sa-ja di-ka-mar ku. A-ku a-kan pu-lang" kata nya sambil keluar dari lift. Syifa memberikan key card-nya kepada Bima, dan akan kembali masuk kedalam lift. Tapi Bima menarik tangannya menuju nomor kamar yang ada.
"Tolong bantu aku" mohon Bima. Belum Syifa menjawab, pintu kamar sudah di buka kasar Bima dan dia menggendong Syifa masuk kedalam. Bima menjatuhkan Syifa di kasur empuk itu dan memandangi wajah cantik Syifa. "Raf, maafin Gue. Gue janji akan bertanggung jawab. Dan serahin hidup dan mati Gue buat adik Lo ini" janjinya.
Syifa gugup, dia ingin pergi dari sini. Saat dia akan bangkit dari kasur Bima seketika memeluknya begitu erat dan mencoba membangkitkan gairahnya dengan mencium telinganya. Bima membisikkan sesuatu yang membuat hati Syifa bergetar. "Maafkan aku, tapi percayalah yang kurasakan ini aku sungguh mencintai mu. Aku akan menikahi mu. Dan menjagamu selamanya" Dia belum pernah tau arti cinta dan mencintai seorang lawan jenis. Ini pertama kalinya dia begitu dekat dengan lawan jenis. Perkataan Bima membuat Syifa diam seperti patung demi mencerna kalimat Bima.
Bima menatap wajah Syifa yang terlihat jelas tergambar bahwa ia sedang gugup, dan bingung. Bima tersenyum sebentar dan mulai mencium kening Syifa lalu beralih ke mata, pipi dan terakhir di bibir Syifa. Jujur, ini sebenarnya kali pertamanya mencium perempuan, dulu saat berpacaran dengan Sarah dia tidak mau melakukannya. Karena dia ingin menikah dahulu.
Menikah dahulu? Seketika kegiatan Bima terhenti. Mengapa dia memperlakukan orang yang begitu dia cinta dan ingin dia jaga malah dengan merusaknya? Bima bimbang. Tapi obat ini kembali bereaksi dan membuat Bima kembali kesakitan dan mengeluarkan keringat. "Maafkan aku" sesalnya kemudian melanjutkan aksinya. Kegiatan ini semakin memanas, dan membuat Syifa takut. Saat tangan Bima sudah akan membuka baju yang dipakai Syifa, Syifa menolak tapi Bima seakan tuli dan bergerak cepat. Hal itu membuat Syifa menangis ketakutan. Sadar hal itu, Bima mencium, memeluk dan mengelus pundak Syifa yang sudah tidak tertutupi sehelai benang pun. "Aku mohon, bantu aku. Obat ini sungguh menyakitkan Syifa. Aku janji akan menikahimu dan menjaga mu seumur hidupku" kalimat Bima seperti hipnotis bagi Syifa.
Syifa tertidur sangat lelap setelah kejadian tadi. Bima merasa sangat bersalah karena menjadikannya objek untuk menyalurkan hasratnya. "Sialan Lo Sar, Gue akan buat perhitungan buat Lo".
Bima memandangi wajah cantik Syifa dan itu membuatnya tersenyum. Bima mencium kening Syifa dengan sayang, lalu memeluknya erat. Syifa merasa tidak terganggu dalam tidurnya mah merasa nyaman.Bima memandangi wajah cantik Syifa dab itu membuatnya tersenyum. Bima mencium kening Syifa dengan sayang, lalu memeluknya erat. Syifa merasa tidak terganggu dalam tidurnya malah merasa nyaman.
➖➖➖
Diisi lain, Sarah dan temannya bingung mencari keberadaan Bima kesana kemari.
"Kalau Bima nggak ketemu, gimana dong? Bukanya dia dibawah pengaruh obat ya, yang jadi masalah dia ngelakuin itu kesiapa?" Tanya Tya bingung.
"Lo malah buat Gue semakin nggak tenang Ya" Sarah melihat segerombolan laki-laki yang tadi bersama Bima saat ini masih asyik mengobrol. "Kayaknya Bima udah pulang" pikir Sarah.
"Coba Lo telpon, pastiin dia beneran pulang nggak. Kalau iya ada kemungkinan dia main sendiri" saran Tya.
Sarah menelpon Bima tapi yang mengangkat malah Aldo. "Halo?" Seketika Sarah langsung menutup sambungan telponnya.
"Kita pulang aja Ya, untuk saat ini. Hp Bima masih disana" kata Sarah ketakutan.
Kedua perempuan gila ini akhirnya memutuskan untuk pulang. Karena aksinya tidak berhasil.
➖➖➖
"Ini bukannya hp Bima ya? Aduh, udah Gue angkat lagi" kata Aldo
"Yaudah sih nggak masalah, siapa tau penting. Emang tadi siapa yang telpon?" Tanya Fandi.
"Nggah tau Gue, Gue pikir hp Gue jadi nggak liat jelas namanya". Ujar Aldo. "Btw ini Bima kemana ya? Lama banget. Mana Hp nya ditinggal dianya nggak ada" lanjut Aldo
"Eh bener juga, jangan-jangan dia pulang. Sakit apa ya? Tiba-tiba banget" kata Gibran.
Mereka menitipkan handphone Bima kepada Rafa karena memang keduanya yang paling dekat.
"Gue pulang dulu deh, istri Gue ntar nangis kalau malem nggak dikelonin. Hahaha" kata Dino."Iye, tauu yang udah punya istri" iri Aldo dan ditanggapi tawa semuanya. Memang saat ini sudah sangat malam, bahkan sudah hampir tengah malam.
Radit menghampiri Rafa dengan sangat cemas. Lalu membisikkan sesuatu ditelinga Rafa. "Bang, Syifa hilang?"
"Kok bisa sih Lo tuh gimana jagainnya?" Galak Rafa seketika membuat suasana memanas. Radit segera menarik abangnya ketempat yang lebih sepi untuk mendiskusikan masalah keluarga ini.
"Tadi tuh, Gue liat Syifa sendirian sejak Viola pulang. Tau kan Syifa nggak suka keramaian. Kita emang dari awal siapin kamar disini buat Syifa, Gue kasih. Tapi tadi ada yang nemuin key card Syifa di depan pintu kamarnya. Kalau dia hilang gimana bang?" Cemas Radit
"Key card-nya ada di depan pintu kamar?" Tanya Rafa memastikan
"Iya, ini dikasih petugas ke Gue" tunjuk key card yang tadi di berikannya kepada Syifa.
"Cek CCTV Dit, Gue merasa ada yang ganjil disini".
➖➖➖
Setelah melihat kamera CCTV amarah Bima seketika melambung tinggi ke ubun-ubun. Karena terluhat jelas disini Bima memaksa Syifa masuk kedalam kamar yang sudah di siapkan meteka untuk Syifa.
"Sialan Lo Bim" marah Rafa.
Syifa merasa kandung kemihnya penuh, dia segera bangkit dari tidurnya dan menuju kamar mandi. Tapi dia merasakan ada tangan yang memeluknya dari belakang. Syifa mengingat kembali hal yang mereka lakukan. Syifa sangat merasa bersalah dan sedih untuk kejadian yang dialaminya ini. Berulah kali mamanya selalu mengatakan untuk menjaga diri dari laki-laki. Kali ini dia tidak bisa menjaga kehormatannya
Syifa memunguti baju yang tadi di pakainya, sambil menangis. Tapi saat bergerak dibagian kewanitaannya terasa nyeri. Sehingga membuatnya meringis kesakitan. Bima yang mendengar itu segera bangkit dari tidurnya dan membantu Syifa. Dengan telaten dan hati-hati Bima membantu Syifa mengenakan pakaiannya kembali, tapi saat ini dia sendiri masih menggunakan boxernya saja. Bima berjongkong di depan Syifa sambil memegang kedua tangannya. Dia menyium kedua tangan Syifa dengan sayang.
"Jangan menangis Syif. Sungguh aku minta maaf telah melakukan hal itu, aku akan memintamu pada ayah dan kakakmu untuk menikahimu" janji Bima. Dia tidak sadar, bahwa mereka semua telah masuk kedalam kamarnya.
"Gue nggak akan setuju menikahkan adik Gue ke laki-laki bejat kayak Lo Bim" kalimat menyakitkan Rafa lontarkan untuk sahabatnya. Mantan sahabatnya, sejak dia melihat CCTV dia sudah mengakhiri hubungan persahabatan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salahkah bila berbeda?
ChickLitAsyifa Almeera Wibisono, biasa dipanggil Syifa. Gadis cantik dengan sejuta pesona. Memiliki keahlian mendesain, seorang anak bungsu dari Herman Wibisono seorang pengusaha properti dan Dewi Ayu Putri Jatmiko seorang pemilik butik terkenal serta pewar...