Mendung dan Sebatang Rokok

1.8K 140 10
                                    

Sudah dua jam setengah berlalu sejak lelaki bersurai perak itu melangkahkan kakinya menuju halte bus tak jauh dari sekolahnya. Hujan lebat, angin kencang, disertai petir menemani lelaki berparas cantik itu. Entah sudah berapa kali ia mengeluhkan keadaannya saat ini. Ia ingin cepat sampai di rumah karena kakak lelakinya baru saja pulang dari luar negeri, namun cuaca buruk seakan menahannya untuk lebih lama disana. Lelaki yang kerap dipanggil Toge itu menyerah dan duduk di bangku belakang sambil memandang gusar ke arah percikan hujan.

Tak lama, seorang lelaki bersurai hitam dengan tubuh jangkung ikut bergabung bersamanya. Asap rokok yang baru saja keluar dari mulutnya menguar di udara. Keduanya acuh akan keberadaan satu sama lain sampai akhirnya sebuah mobil melaju kencang dan dengan sengaja menginjak genangan air tepat di depan halte dan mengenai baju Toge hingga basah kuyup. Pemuda Inumaki itu sungguh kesal bukan main namun yang ia lakukan hanya menyeka cipratan air di wajahnya serta menghentakkan kakinya. Si jangkung yang melihat hal itu merasa sedikit iba dan mengeluarkan sweeter putih miliknya dari dalam tas, serta selembar handuk kecil yang biasa ia pakai untuk latihan Kendo, namun hari ini batal latihan dan handuk itu tidak terpakai. Butuh 3 langkah untuk mendekati lelaki lucu dihadapannya. Toge terkejut saat selembar handuk itu menutupi kepalanya.

"Buka bajunya'' ucap lelaki jangkung itu pada Toge. Membuat manik violet itu membelalak. Terkejut. Ditambah lagi lelaki tadi sengaja membungkukkan tubuhnya demi melihat wajah yang Toge sembunyikan. Lelaki macam apa yang baru saja bertemu sudah menyuruh untuk buka baju, pikirnya.

"Cepetan...nanti masuk angin, cil...'' Ucap lelaki itu lagi. Tak bergeming. Toge sibuk dengan jantungnya yang berdebar entah karena apa. Ia merasa suara yang keluar dari mulut lelaki ini, gerak-geriknya, dan aromanya familiar. Entah dimana ia temukan atau pernah dekat dengan orang yang sama. Toge sibuk dengan pikirannya tentang mengapa lelaki ini terasa tidak asing padahal mereka baru saja bertemu hari ini. Si jangkung menghela napas pelan dan menghapus jarak antara mereka. Di raihnya kembali handuk yang tergantung di puncak kepala Toge. Diangkatnya wajah lelaki bermanik violet itu dengan ibu jarinya. Terlihat jelas raut wajah merona merah nan kebingungan milik pemuda Inumaki tersebut. Yuuta mulai mengusap pelipis hingga rahang Toge perlahan. Sebenarnya jika kau hanya mengusap area yang basah terkena air, tidak perlu sampai memijatnya, namun Yuuta justru membuat Toge nyaman dengan usapannya yang lebih terlihat seperti pijatan itu. Yuuta terkekeh senang. Keduanya tanpa sengaja berpandangan dan waktu disekitar mereka berjalan melambat.

Hingga manik mereka bertemu. Sepersekian detik Toge dapat dengan jelas melihat betapa tampan dan tajamnya sorot mata lelaki dihadapannya itu, namun menenangkan. Membuat Inumaki Toge tersesat karenanya. Adu pandang itu diputus oleh asap rokok yang dihembus oleh lelaki itu. Ia mematikan rokoknya setelahnya. Sungguh Toge ingin mengutuki rokok sialan itu.

"Ma-makasih..." Ucap Toge terbata. Yuuta menjawabnya dengan senyuman dan mengacak surai perak Toge lembut. Sungguh perlakuan yang tak akan pernah kau dapatkan dari orang asing begitu saja. Terlalu lembut, bahkan terlalu intim.

"Sweeternya dipake ya, Cil? Nanti kalo mau balikin...hmm, tanya aja sama Yuji...kamu sekelas sama dia kan? Gue duluan ya? Bye-bye kecil...jangan sampe sakit...'' ucap lelaki itu sambil mengusap helaian rambut perak Toge, sepertinya kegiatan mengusap surai perak itu menjadi hobi baru Yuuta. Tubuhnya ia condongkan ke samping hingga bibir yang tadi ditenggeri sebatang rokok itu hanya berjarak 1 senti dengan daun telinga Toge.

"Nanti kita ngobrol banyak lagi ya, kalo gue ketemu lo lagi tapi...'' bisiknya dan berlalu sesuka hatinya.

Toge disana, mematung dengan keadaan jantung berpacu secepat cheetah berlari dan wajah merona merah. Aroma maskulin lelaki yang meninggalkan sweeter serta handuk miliknya itu terekam jelas oleh indera penciuman Toge. Menguar disekitarnya membuat suasana hati Toge menghangat. Tak lama sosok kakak dengan surai serupa namun jauh lebih tinggi darinya datang dan mematikan mesin mobilnya. Terheran melihat adiknya setengah basah dan memeluk sweeter putih serta handuk di kepala. Lelaki tampan itu turun dari mobil dan menghampiri adiknya itu.

"Gege? Kenapa? kamu hujan-hujanan? Pulang yok, mandi air hangat...bunda buatin coklat panas dirumah..." Ucap Lelaki itu sambil meraih tas ransel Toge kepelukannya.

"Abang...adek kayaknya jatuh cinta...'' gumamnya sendirian , tak didengar sang kakak karena baru saja memasuki mobil meletakkan tas adiknya itu.


✰⋆:*☽:⋆✰⋆:*☽:⋆✰⋆:*☽

Keesokan harinya. Langkah kaki Toge dipaksa cepat karena Yuji hampir saja tak bisa diraihnya untuk diajak bicara. Bintang sekolah satu itu sangat sibuk setiap harinya. Namun usaha tak akan menghianati hasil karena Toge dengan segala kesusah payahannya berhasil memegang pergelangan tangan lelaki bersurai merah muda itu. Napasnya tersengal-sengal membuat kawannya terkejut.

"Lho? Toge? Kenapa lu?'' Tanya Yuji.

"Ehm...lu...lu tau gak anak sekolah sini yang rambutnya hitam..?'' Tanya Toge, dan tentu saja anak ini payah dalam menjelaskan sesuatu.

"Ge, Kalo itu mah banyak bangeeeet! Tuh Gumi item...siapa? Lebih spesifik gitu?'' Tanya Yuji. Si perak menggaruk surainya.

"Dia pulang nya rada telat kemarin...terus ngerokok, tinggi, ganteng banget...'' jelas Inumaki. Seberkas rona merah menghiasi pipinya samar.

"Ganteng...ngerokok? OALAH! ATUUY?!'' Sorak Yuji.

"Yo? Ngapa Ji?'' Tanya lelaki yang dimaksud Toge. Keduanya menoleh.

"Oh...hai kecil... kenapa? Nyari gue?'' Tanya lelaki itu.

"Ni temen gue ta, namanya Inumaki Toge...nyariin lu keknya... yang ganteng tapi sawan karena ngerokok cuma elu doang...ini bukan orangnya?'' Tanya Yuji ke Toge yang nyaris tak berkedip menatap lelaki dihadapannya itu.

"I-iya Ji...makasih ya...'' ucap Inumaki sambil membuang pandangannya ke tempat lain.

"Oke, gue tinggal ya? Mau ada rapat osis nih...byeee'' Pamit Yuji. Tinggal lah Toge yang entah karena apa selalu berdebar jika berhadapan dengan lelaki penyelamatnya itu.

"I...ni sweeternya udah gue cuci sama handuknya...'' ucap Inumaki.

Lelaki jangkung itu tersenyum dan mengambil paperbag ditangan Toge dengan perlahan.

"Panggil gue Yuta, Yuta Okkotsu...salam kenal Toge imut'' ucap lelaki bernama Yuta itu sambil mengacak-acak surai perak milik Toge.

Dan tanpa Yuta tahu, hati pemuda dihadapannya juga ikut teracak-acak.

( ⋅֊⋅ )‎و
To be continue

Undeniable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang