Seulgi mendapat undangan Gala Premiere dari kekasihnya. Film terbaru Jisoo akhirnya rampung dan sudah tayang untuk spesial screening, kalau untuk dinikmati oleh umum masih sehari setelahnya. Dia mengajak Wendy untuk datang ke acara tersebut, tapi sayang temannya itu tidak bisa karena di kantornya sedang ada audit. Tadinya dia mau mengajak Irene, tapi dia rasa tidak etis. Jadi akhirnya dia datang sendiri.
Seulgi memakai setelan terbaiknya, meskipun tahu Jisoo tidak akan menemuinya, tapi setidaknya jika kekasihnya itu meliriknya dia akan senang karena Seulgi terlihat keren. Sepanjang film dia mendengus sebal di saat ada adegan Jisoo ciuman dengan lawan mainnya. Dia paham itu hanya akting, tapi tetap saja, siapa yang senang jika kekasihnya melakukan hal intim dengan orang lain?
"Anjir lah, mana ada adegan ranjang juga, bangsat." Seulgi mengumpat pelan, takut jika penonton di samping kiri-kanannya mendengar. Dia kesal karena menurutnya Jisoo setidaknya bisa memberi peringatan terlebih dahulu biar dia ada persiapan. "Auk ah, bodo amat. Pegel hati gue nontonnya."
Seulgi memutuskan untuk menyudahi nonton filmnya. Dia keluar dari studio, tapi berbelok ke toilet karena ternyata ada panggilan alam untuknya. Bioskop masih sepi karena premiere filmnya Jisoo berlangsung sebelum jam operasional resmi. Dia melewati lorong dengan santai, dan ketika hampir sampai di toilet, dia melihat kekasihnya berciuman dengan lawan mainnya secara langsung.
Seulgi langsung panas. Dia menarik lengan Jisoo secara paksa. "Gue yakin ini bukan bagian dari akting." Katanya dengan amarah yang masih tertahan.
Jisoo pucat pasi dan aktor yang berciuman dengannya menjadi gusar, "Siapa lo? Nggak sopan." Dia menarik lagi lengan Jisoo yang masih digenggam Seulgi, "Kamu nggak apa-apa?"
"Kasih tau gue siapa." Seulgi menuntut.
"Kamu kenal?" Tanya si aktor lagi. Muka Jisoo semakin kehilangan warnanya. Dia terlihat sangat tersiksa. Diamnya Jisoo membuat lelaki itu berpikir yang tidak-tidak, "Perlu aku panggil satpam nggak?"
Muka Seulgi memerah menahan marah, "Lo nggak mau ngasih tau siapa gue?" Mata mereka bertemu sepersekian detik dan Seulgi bisa merasakan Jisoo memohon kepadanya lewat tatapan untuk tidak membuat masalah. "Oke lah. Lakuin apapun semau lo. Semoga sukses."
Seulgi berlalu meninggalkan mereka. Hatinya terasa perih, hal yang dia takutkan terjadi juga. Selama dia berhubungan dengan Jisoo, dia berusaha untuk tidak mempermasalahkan status mereka yang tersembunyi, dia meyakinkan diri kalau kekasihnya itu setia.
Dia menelepon Wendy, namun tidak mendapatkan jawaban. Seulgi melajukan motornya keluar dari mall tak tentu arah. Dia tidak tahu harus ke mana, tapi yang jelas kamar kosnya bukan tujuannya sekarang.
Dia mengendarai motor kesayangannya menjelajahi Ibu kota sampai malam tiba, dan tanpa sadar dia menuju rumah sakit tempat Irene bekerja. Seulgi memarkirkan motornya dan kemudian langsung naik ke lantai tiga.
Dia terbilang sering mondar-mandir ke departemennya Irene, sebagian perawat mengenali wajahnya. "Hai, dr. Irene ada?" Dia bertanya ke salah seorang perawat di sana.
Perawat tersebut tersenyum ramah, "dr. Irene tadi ada jadwal operasi, harusnya sih sekarang udah selesai. Mau dipanggilin, Kak?"
"Eh nggak usah," Seulgi menolak halus, "Saya tunggu di sini aja deh."
"Ke ruangannya aja, Kak." Tawar si perawat.
"Boleh?"
"Kalo orang lain nggak boleh, kalo pacarnya dr. Irene boleh." Perawat lain menggodanya, mau tidak mau Seulgi tertawa.
"Bisa aja nih, Suster." Cengir Seulgi. "Ya udah, di mana ruangannya, Sus?" Mereka memberitahu letak ruangan Irene yang masih berada di lantai yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin kontrak!
Fanfiction"Awas lo, jangan jatuh cinta sama gue, ya!" "Iya, tenang aja. Saya nggak akan jatuh cinta sama kamu."