17.

3.7K 385 22
                                    

"Sayang, aku pulang!" Seulgi mengumumkan kepulangan dirinya, namun dia tidak melihat pacarnya di sofa seperti biasa. "Sayang? Kamu di mana?"

"Aku di dapur, Yang!" Jawab Irene.

Seulgi langsung menuju ke dapur setelah dia melepas jaket dan sepatunya. Dia mendapati Irene sedang duduk di meja makan sambil memakai sarung tangan sterilnya dan memegang instrumen bedah yang biasa dia pakai untuk operasi (seperti gunting dan forceps).

"Kamu lagi ngapain, Yang?" Tanya Seulgi sambil dia mengintip ke meja makan. Seketika dia merasa mual. "Astaga, Irene! Itu jantung siapa kamu sembelih?!"

Irene tertawa, "Ini dummy! Ya kali jantung manusia beneran aku pake buat latihan."

Seulgi menutup mulutnya dan menahan rasa ingin muntah. "Tapi kaya beneran."

"Harus kaya beneran dong, Sayang. Kalo nggak nanti susah implementasi ke real procedure." Jelas Irene. "Kamu mau coba?" Dia berhenti dan menyodorkan instrumen bedahnya ke Seulgi.

Si gadis sipit itu menolak mentah-mentah sambil dia menahan rasa ingin muntah. "Aku mandi aja, Yang."

"Tumben nggak minta bareng." Ledek Irene.

"Kamu selesaiin aja dulu apapun itu yang lagi kamu kerjain."

"Aku mau belah dada kamu dong, mau liat ada namaku di sana nggak?"

"Yang! Ish! Psycho!"

"Ih nggak apa-apa, kan bisa aku jait lagi nanti."

"Nggak! Aaaa tolong..." Seulgi segera berlari meninggalkannya dan Irene tertawa kencang, dia bahkan tidak berniat untuk mengejarnya. Bukan tanpa alasan Seulgi jadi sedikit trauma melihat yang berbau medis. Itu terjadi setelah dia menonton video viral dirinya dan Irene.

Tiga hari berlalu setelah kejadian Irene diteror oleh dr. Jaejin. Ternyata video dirinya yang menyelamatkan seorang bapak-bapak jauh lebih viral dibanding video ciumannya di mobil dengan Seulgi.

Videonya bisa viral itu karena dokter muda yang bernama Yeri memposting cuitan di media sosial pribadinya tentang ketidakadilan yang dialami oleh mentornya (dr. Irene), dia berkeluh kesah bagaimana biasnya masyarakat terhadap minoritas (baca: komunitas LGBTQ+). Yeri membagikan pendapatnya, gay atau tidak, dokter tetap menolong pasien-pasiennya dengan ilmu dan keahlian yang dimiliki, bukan dengan orientasi seksualnya.

Lalu cuitan Yeri ramai direspon warga twitter. Tentu banyak yang kontra, namun tidak sedikit pula yang pro. Sampai ada yang memposting video Irene dan Seulgi sedang menyelamatkan nyawa pengunjung kafe waktu itu, lalu anaknya si Bapak mengaku kalau itu Papanya dan dia bersaksi bagaimana profesionalnya Irene saat itu.

Si anak membagikan pengalaman yang sangat menegangkan namun tidak akan terlupakan seumur hidupnya. Dia menceritakan bagaimana Irene menolong Papanya dengan cekatan, bahkan dia meminta pertolongan dari Seulgi (yang baru saja si Anak tahu kalau Seulgi ternyata bukan dokter), tapi saat itu Irene bisa menuntun/membimbing Seulgi agar bisa membantunya untuk menolong Papanya.

Dia menjelaskan bagaimana saat itu tidak ada yang tahu bahwa Irene dan Seulgi adalah pasangan kekasih, karena mereka terlihat biasa saja (tidak menunjukkan bahwa mereka berpacaran). Dia juga ingat bahkan Irene menyebut Seulgi sebagai 'temannya'.

Lalu anak perempuan itu menggugah video lainnya di twitter miliknya. Video yang berisi ucapan terima kasih dari Papanya. Lelaki itu menunjukkan bekas sayatan di lehernya yang dilakukan oleh dr. Irene sebagai upaya menyelamatkan nyawanya. Istrinya pun ikut hadir di video dan juga mengucapkan banyak terima kasih. Perempuan itu dengan tegas mengatakan bahwa dr. Irene adalah dokter favoritnya, tidak peduli apakah dia berpacaran dengan cowok atau cewek. Dia setuju dengan pendapat Yeri bahwa dokter menolong pasien-pasiennya dengan ilmu dan keahlian yang dimiliki, bukan dengan orientasi seksualnya.

Kawin kontrak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang