A/n: sangat aman dibaca pas lagi puasa sekali pun. Enjoy!
***
Seulgi meraih HP yang berdering nyaring dan menerima panggilan masuk tanpa melihatnya terlebih dahulu, "Halo." Jawabnya masih setengah tidur.
"Loh? Siapa ini?"
"Lah ini siapa?" Seulgi menjawab dengan ketus.
"Saya mau berbicara dengan anak saya."
"Bapak gue udah meninggal." Sungutnya sebal lalu memutus sambungan teleponnya. Namun tidak lama HPnya kembali berdering. "Anjir, siapa sih lo? Apa mau lo?"
"Seulgi?" Panggilnya ragu di seberang sana.
"Apa?"
"Kamu kenapa jawab HPnya Irene?"
"Hah?"
"Ini masih pagi loh. Kok kamu udah sama Irene aja?"
"Hah?"
"Hah heh hoh, emangnya Ayah keong?" Terdengar gerutuan sebal yang membuat Seulgi langsung terjaga. "Kamu nginep di tempatnya Irene?"
"Ayah, maaf." Gugup Seulgi, "Kayanya Irene lagi di kamar mandi. Bentar HPnya aku kasih ke dia ya." Aduh, begonya! Kenapa maen ngambil aja HP orang tanpa dicek dulu sih lo, Gi?! Dia merutuki dirinya sendiri.
Seulgi segera beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Dia mendapati Irene sudah selesai mandinya, hanya sedang memoles skincare di tubuhnya. Irene melihat Seulgi datang melalui cermin di depannya, dia langsung berbalik untuk menatapnya langsung.
"Aku udah selesai mandinya. Nggak ada cerita ya kamu minta mandi bareng. Lagian, masa kamu belum puas juga?" Cerocos Irene dan Seulgi langsung menghampirinya, menutup mulutnya dengan tangan. "Seulgi!" Irene melepaskan tangan Seulgi di mulutnya, "Apaan sih kamu?"
"Ayah kamu nelpon, Yang." Kata Seulgi sambil berbisik. "Aku nggak sengaja ngangkat telponnya." Cengirnya. Irene memarahi Seulgi tanpa kata dengan lirikan sinisnya, "Ya maaf." Dia memberikan HPnya.
"Halo, Yah." Sapa Irene setelah dia menerima HPnya.
"Panggilan ini sedang diabaikan." Ucap Ayah.
"Ih maaf, Ayah..." Kata Irene, "Kakak lagi mandi barusan."
"Untung nggak lagi mandi sama Seulgi." Ledeknya. "Ngomong-ngomong, kenapa Seulgi udah di sana aja padahal masih pagi?"
Irene tahu Ayah sedang menggodanya jadi dia mengabaikannya. "Ayah kenapa udah nelpon Kakak pagi-pagi?"
"Pacarmu aja boleh nginep, masa Ayah nelpon aja nggak boleh sih, Kak?"
"Astaga, nggak gitu, Ayah..." Irene merajuk dan Ayah akhirnya terkekeh. "Jadi kenapa? Ada apa, Yah?"
"Sepupu kamu minggu ini mau nikah. Kakak udah tau belom?"
"Eh, belum, Yah... Kok aku bisa nggak tau, ya?"
"Kamu terlalu sibuk sih, Kak. Sibuk kerja sama sibuk pacaran."
"Ayah..."
"Kalo Seulgi laki-laki, kalian udah Ayah kawinin paksa sekarang juga." Ujarnya. "Nggak bagus kalo kebanyakan mesum sebelum sah, Kak."
"Iya, nggak kebanyakan kok, Yah." Celetuk Irene.
"Janji ya? Kalo bohong nanti pasien-pasien Kakak sembuh semua."
Irene tertawa mendengarnya, "Jadi mending Kakak bohong aja terus kali ya? Bagus dong kalo orang-orang nggak pada sakit, Kakak juga kan jadi nggak terlalu sibuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin kontrak!
Fanfiction"Awas lo, jangan jatuh cinta sama gue, ya!" "Iya, tenang aja. Saya nggak akan jatuh cinta sama kamu."