9. 🔞 [M]

6.8K 438 6
                                    

A/n: Seulrene dulu. If you know what I mean. 🌚

Bacanya jangan pas waktu puasa ya... Enjoy! Anjaaaayyyy! 🌚

***

Suho mengacak rambut Irene dengan sayang, "Ho, gue serius!" Irene menepis tangannya. "Lo bilang nggak bakal deketin gue kalo gue belum putus sama Seulgi. Lo bilang lo bakal ngehargain hubungan gue sama Seulgi."

"Iya, Irene sayang," Rajuk dokter ganteng itu manja. "Emang gue ngapain coba?"

"Lo dateng ke rumah ortu gue, ngasih mereka oleh-oleh dari luar negeri yang lo minta khusus dari ortu lo, maksudnya apa?"

"Nggak ada maksud apa-apa, Rene." Cengirnya tanpa dosa.

Irene menghela napas lelah, "Jangan dateng-dateng lagi tanpa diundang ya. Please banget..." Pintanya. "Lo bikin Seulgi nggak nyaman, dan gue rasa ortu gue pun kurang nyaman sama kedatangan lo ke rumah mereka."

"Ya ampun iya, Say –"

Irene buru-buru mencegah Suho untuk menyelesaikan omongannya dengan menutup mulutnya pakai map status pasien, "Satu lagi." Dia memberi peringatan, "Berhenti panggil-panggil sayang ke gue dan dilarang ngusap-ngusap kepala gue lagi." Katanya tegas. "Lo temen gue, kita rekan sejawat. Tapi lo harus ngerti, ada hati yang harus gue jaga, Ho."

"Iya, Irene, iyaaa..." Suho mendengus sebal. "Gue ngerti."

"Ya makasih kalo lo ngerti."

Suho manggut-manggut, "Ngomong-ngomong, cowok yang kemaren nganter lo pulang siapa? Seulgi liat loh kalian ciuman."

"Itu dokter OBGYN di rumah sakit kemaren." Jawab Irene. "Iya, gue tau dan udah gue jelasin juga ke Seulgi. Ngambek dikit doang, gampang bikin dia baik lagi." Cengirnya sedikit bersalah.

Suho mengabaikan informasi tambahan darinya, karena 'bikin dia baik lagi' yang ada di pikirannya itu melibatkan desahan-desahan tidak senonoh yang dia dengar kemarin. "Bentar," Katanya, "Kok bisa OBGYN sana nganterin lo pulang?"

"Rumah dia justru di sini. Dia di sana merantau katanya." Ujar Irene. "Jauh sih dari rumah ortu gue, tapi ya dia maksa mau nganterin gue balik."

"Trus lo mau aja gitu ciuman sama orang yang baru lo kenal?"

"Ih! Gue nggak ciuman ya, dia yang cium-cium gue. Lo liat sendiri tangan gue waktu itu lagi ribet megangin koper, dia maen nyosor."

"Berarti itu pelecehan dong, Rene!" Omel Suho.

"Tau," Irene menghela napas lagi, "Udah langsung gue blok kontaknya kok."

"Bagus lah." Ujarnya, "Trus sekarang pacar lo ke mana? Tumben nggak nongol."

"Kerjaannya lagi sibuk banget." Ujar Irene dengan bangga.

"Pacarnya sibuk sampe nggak bisa nemuin, kok malah seneng." Cibir Suho.

"Nggak apa-apa, artinya gue bukan cewek ribet. Gue support dia semampu gue."

Suho tersenyum hambar, "Hati-hati, ntar sibuk-sibuk taunya selingkuh."

Irene tertawa, "Udah bukan jamannya lagi nggak sih jealous nggak jelas karena pacar lagi sibuk kerja? Gue nggak bakal insecure. Percaya aja gue sama dia, kalo dia macem-macem ya tinggal nunggu karma." Dia tersenyum manis, "Lagian gue sama dia tetep komunikasi kok."

"Haduh, bucin." Ledek Suho. "Iya deh, ngaku kalah gue."

Rombongan koas menghampiri mereka berdua, "Dok," Sapa salah satu dokter muda, "Saya kalo liat kalian kayanya serasi banget. Udah cocok berdua."

Kawin kontrak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang