CHAPTER 09

10.3K 1.5K 255
                                    

◖❀◗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖❀◗

Hari ini langit Brittania tampak begitu cerah, menandakan sebuah peristiwa baru telah di mulai. Pasar dan toko-toko yang semula sepi, kini perlahan mulai kembali ramai di kunjungi. Barang-barang yang tadinya gagal di kirim lantaran harga yang melonjak naik, sekarang telah mulai kembali beroperasi dan di kirim ke negara-negara lain, meski belum benar-benar stabil.

Ibu kota kerajaan Britania kembali hidup, semua itu tak lepas dari usaha yang telah para bangsawan lakukan dengan di bantu oleh Renjun.

Manakala pertemuan kedua setelah lewat dari tiga hari itu berlangsung. Pada awalnya mereka sempat meragukan lagi usulan sang putri Mahkota, meski sang putri sendiri yang turun tangan untuk membantu, tetap saja mereka tak dapat sepenuhnya percaya. Apalagi, sebelum sang putri Mahkota resmi mendapatkan gelarnya, banyak sekali rumor-rumor aneh yang beredar prihal kualitasnya sebagai calon pendamping putra mahkota.

Namun, berbagai asumsi buruk dan ketidakpercayaan mereka terhadap sang putri Mahkota terpatahkan begitu saja, tatkala dengan mata kepala mereka sendiri, melihat bagaimana cara kerja sang putri Mahkota yang begitu telaten, cermat dan selalu memberikan saran-saran yang membuat mereka paham dengan mudah sekaligus takjub, sebab tak mengira jika sang putri akan sebegitu cerdas dan tanggap untuk masalah yang biasa di urus oleh kaum dominan.

Fakta yang lain adalah bahwa kini, krisis yang terjadi dapat di selesaikan dengan mudah berkat saran dan bantuan dari sang putri Mahkota, hal yang selama ini selalu ditunda-tunda oleh pihak Kerajaan.

Dengan begini, mereka tak punya lagi alasan untuk meragukan kredibilitas sang putri Mahkota untuk bersanding bersama putra Mahkota yang kelak akan menjadi pemimpin di Kerajaan Brittania.

Kabar mengenai Renjun yang berhasil mengatasi masalah krisis yang beberapa bulan menerpa Brittania pun, juga sampai pada telinga Jeno.

Pekerjaan yang harus Jeno lakukan di wilayah Thracia, rupanya memakan waktu lebih lama dibandingkan yang ia duga, hal ini membuat Jeno tidak mengetahui peristiwa tersebut secara rinci. Jeno tak pernah mengira bahwa Renjun mampu mengatasi masalah tersebut, bahkan karena masih enggan percaya, Jeno secara langsung bertanya pada sang Ayah sebab kesaksian Bangchan saja tidak cukup untuk meyakinkan dirinya.

Namun, Jeno harus tertampar kenyataan manakala berita yang sampai pada telinga benar adanya, ayahnya sendiri yang mengkonfirmasi hal tersebut pada Jeno. Tidak hanya itu, sang Raja juga menunjukan proposal yang telah Renjun revisi sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan suntikan dana. Saat membacanya, Jeno benar-benar takjub dengan ide dan beberapa rencana Renjun untuk dapat mengatasi krisis.

Rupanya, selama ini memang Jeno saja yang terlalu banyak berpikir buruk prihal Renjun, melimpahkan segala amarah dan emosi yang tak berdasar pada seseorang yang harusnya tak ia perlakukan seperti demikian. Justru, harusnya Jeno bersyukur dan berterimakasih pada Renjun, sebab bila tidak ada dirinya, entah mau taruh dimana muka seluruh anggota keluarga kerajaan? Belum lagi sang kakek pasti sangat kecewa.

Black Swan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang