[SUDAH TERBIT]
Pemeran sampingan akan selalu tertinggal. Pada akhirnya Rosaline bukanlah cinta sejati Romeo, begitupun Eponine yang tak ditakdirkan bersatu dengan Marius. Apakah Renjun juga akan berakhir seperti keduanya?
Start : 23 Januari 2022
End...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Dasar penghianat!!” Tubuh Jeongin terdorong ke belakang akibat ulah salah seorang pelayan yang sengaja mendorong Jeongin dengan kasar. Tidak sampai disitu, kini pelayan yang lain mulai menyiramkan air bekas pel pada tubuh Jeongin, membuat seluruh tubuhnya basah kuyup.
Hal ini bermula sejak beberapa hari yang lalu, lebih tepatnya saat Jeongin menawarkan diri untuk menjadi pelayan pribadi Renjun. Kalian tentu tahu bahwa di istana ini tak ada satupun pelayan yang menyukai Renjun sebab mereka pikir Renjun hanyalah seorang pangeran yang tidak punya kemampuan apapun dan beruntung bisa bersanding dengan sang putra mahkota.
Setelah Jeongin menawarkan diri dan bekerja sebagai pelayan pribadi Renjun, semua pelayan kini memusuhi dan beranggapan bahwa Jeongin telah berkhianat, tiada hari tanpa cemooh dan tindakan fisik semacam ini untuk Jeongin. Para pelayan itu bahkan membakar dan membuang beberapa pakaian Jeongin, tak hanya sampai disana kadang saat hendak tidur di malam hari, Jeongin terpaksa tidur di lantai sebab tempat tidurnya basah kuyup.
“Dasar munafik!”
“Penjilat!!”
Begitulah kurang lebih gunjingan yang kerap kali Jeongin dapatkan dan setelah puas memperlakukan Jeongin dengan begitu buruk, mereka akan pergi serta berpura-pura bahwa tidak ada yang terjadi.
Jeongin bisa saja melaporkan hal ini pada kepala pelayan di istana, namun sepertinya bukan selesai masalah yang ada, justru Jeongin akan semakin terpojok. Jeongin sekarang hanya bisa pasrah. Tidak apa-apa, pasti mereka akan berhenti ketika mereka lelah dan bosan melakukan hal rendahan seperti ini pada Jeongin.
Oh tidak, Jeongin harus segera membersihkan diri dan mengganti pakaian sebab setelah ini ia harus menyiapkan makan siang untuk putri mahkota. Jangan sampai putri mahkota kelaparan karena dirinya yang lambat ini.
Rupanya hal yang dialami oleh Jeongin tak luput dari padangan mata dua orang yang berdiri tak jauh dari sana.
“Akan aku beri mereka pelajaran!!” Ujar salah seorang dari keduanya dan bersiap untuk pergi. Namun langkahnya tertahan sebab kerah baju bagian belakang ditarik oleh seseorang yang sejak tadi melipat tangan di dada dengan sorot mata yang tak terbaca.
“Hei, hei.. Siapa yang memberikanmu izin untuk pergi dan memberikan pelajaran pada mereka?” Kata seseorang yang tak lain adalah Renjun seraya menarik Guanlin si kesatria untuk kembali ke posisi semula.
Guanlin menoleh pada Renjun, wajahnya sudah memerah karena emosi yang tak dapat di tahan. Guanlin memang tahu bahwa ada beberapa pelayan di istana ini yang tidak akur, berbeda dengan kesatria yang sudah seperti saudara sendiri. Namun, dia tidak menyangka bahwa mereka akan sekejam itu dalam menyiksa rekan kerjanya, jahat sekali.
“Yang mulia, apa anda hanya akan diam saja melihat mereka memperlakukan pelayan pribadi anda dengan begitu buruk? Mereka menghina Jeongin, bukankah itu artinya mereka menghina anda juga?”