CHAPTER 16

7.9K 1.2K 89
                                    

;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

;

- B l a c k
S w a n -

;

“Menurutmu bunga apa yang akan disukai oleh Renjun?”

“Iya?”

Bangchan terkejut tatkala tiba-tiba sang Tuan bertanya prihal sesuatu yang tak pernah sekalipun Bangchan bayangkan akan keluar dari belahan bibir sang Tuan.

Jeno berdecak, mengalihkan perhatiannya pada lembaran perkamen yang entah kenapa terus saja bertambah dari hari ke hari. “Aku bertanya, kira-kira bunga apa yang Renjun sukai? Aku berniat untuk memberinya bunga hari ini.” Ujar Jeno menjelaskan maksudnya yang mungkin saja gagal dipahami oleh Bangchan.

Bangchan termenung, dia saja tidak mengenal baik seperti apa si putri Mahkota, yang ia tahu bahwa Renjun itu keren dan Bangchan mengaguminya, hanya sebatas itu. Bagaimana dia tahu bunga apa yang akan di sukai Renjun? Bukankah seharusnya sang Tuan yang lebih tahu?

“Maaf Yang mulia, tapi sekeras apapun saya berpikir, saya tidak menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan Anda itu karena sejauh saya memperhatikan Yang mulia Renjun, beliau menyukai berbagai macam bunga dan bukan tipe orang yang pilih-pilih.”

“Jadi maksudmu dia akan menerima apapun yang aku berikan?”

“Saya rasa begitu, lagipula beliau pasti merasa sungkan jika menolak pemberian anda.”

Jeno sontak menatap Bangchan dengan tajam, seolah tidak terima dengan ucapan si kesatria. “Jadi maksudmu dia terpaksa menerima pemberianku karena dia takut melukai perasaanku, begitu?!”

Sial! Sepertinya Bangchan sudah salah bicara, memang benar maksudnya seperti itu tapi Bangchan tidak mengira jika Jeno akan semarah ini.

“Tidak, iya, ah.. Maksud saya, Yang mulia Renjun itu orang yang sangat baik dan selalu menghargai pemberian orang lain, jadi beliau pasti akan senang dan menerima pemberian anda, apapun itu.. Begitu maksud saya.” Ralat Bangchan dengan cepat, tentu saja dia masih ingin pekerjaan ini dan umur yang panjang juga tentunya.

“Sudahlah, percuma saja bertanya padamu.” Ketus Jeno lantas beranjak dari tempatnya duduk.

Melihat sang Tuan yang hendak pergi, tentu saja Bangchan langsung mengekor di belakangnya.

“Anda mau kemana, Yang mulia?” Tanya Bangchan sebab Jeno yang hanya terus berjalan seolah tak ada tujuan pasti.

“Aku ingin ke rumah kaca milik permaisuri, mencari bunga untuk Renjun.” Ujar Jeno tak acuh lantas semakin mempercepat langkah sebab dia harus segera menghampiri Renjun yang telah sepakat untuk menghabiskan waktu guna minum teh di taman.

Setelah sampai di rumah kaca sang permaisuri, Jeno memindai sekitar mencari sebuah bunga yang sekiranya akan cocok dengan Renjun. Di rumah kaca milik permaisuri ada begitu banyak macam jenis bunga dan semuanya dirawat dengan sangat baik.

Black Swan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang