[SUDAH TERBIT]
Pemeran sampingan akan selalu tertinggal. Pada akhirnya Rosaline bukanlah cinta sejati Romeo, begitupun Eponine yang tak ditakdirkan bersatu dengan Marius. Apakah Renjun juga akan berakhir seperti keduanya?
Start : 23 Januari 2022
End...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo! Aku kembali, siapa yang rindu dengan cerita ini?
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca okay😉
Semoga cerita tak seberapa ini dapat menghibur kalian.
⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Preview Chapter sebelumnya:
“Re.. Jaemin!!” Pekik Jeno manakala melihat Renjun yang jatuh tak sadarkan diri di hadapannya.
Pada saat seperti ini pun, nama orang lain yang disebut. Ah, miris sekali bukan nasib Renjun.
⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Oh, dimana aku? Kenapa rasanya kepalaku sangat pusing? Bukankah tadi aku berada di hutan untuk menangkap seekor rusa atau kelinci, lantas kenapa aku bisa ada disini?
Ah, benar juga. Aku ingat, tadi aku bertemu putra mahkota dan kami di serang oleh sekelompok orang asing, mereka mirip seperti pembunuh bayaran yang begitu ahli, nyaris saja kami mati jika tidak cepat kabur dari sana. Sialnya aku malah jatuh tak sadarkan diri.
Rasanya tubuhku benar-benar lelah, tolong biarkan aku istirahat sedikit lebih lama lagi. Aku butuh waktu untuk memulihkan diri, sebentar saja.
Aku kembali memejamkan mata, namun baru sebentar saja indra pendengaran ku menangkap sebuah suara pintu yang terbuka di susul dengan langkah kaki yang mendekat ke arah tempat dimana kini aku berbaring.
Siapa itu? Apakah itu Guanlin? Ah, kepalaku benar-benar pusing dan mataku berat sekali untuk terbuka. Tapi, aku bisa merasakan jika kini ia duduk di tepi tempat tidur seraya menatapku.
Apa mungkin itu putra mahkota?
Ah, bodoh! Mana mungkin putra mahkota akan repot datang untuk melihatku? Lagi pula, siapa aku? Hanya seorang pengganti yang tak pernah ia harapkan, bukan? Mungkin itu Guanlin, ya itu adalah asumsi yang paling masuk akal sebab pria itu suka sekali keluar masuk ruangan ku tanpa permisi, sudah seperti ruangannya sendiri saja.
Entah sejak kapan dia berubah menjadi sedikit berani dan cerewet seperti itu. Tapi setidaknya itu bukan hal yang buruk, dia juga tak lagi menunjukan ekspresi kebencian padaku seperti saat awal-awal kami bertemu.
Ya, terserahlah, mau siapapun yang ada di dalam ruangan ini sekarang, yang jelas aku ingin istirahat untuk memulihkan tenagaku yang rasanya benar-benar terkuras habis.
⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Terhitung sudah tiga hari Renjun tak sadarkan diri, tampaknya bukan hanya fisiknya saja yang lelah dan butuh istirahat akan tetapi pikiran dan batinnya pun juga membutuhkan jeda setelah apa yang ia lakukan belakangan ini, hingga membuat sang putri Mahkota masih belum mau membuka mata.
