- b l a c k s w a n -
Malam itu, udara terasa begitu dingin, bau anyir menguar ke setiap penjuru bercampur dengan aroma kayu yang terbakar, banyak sekali manusia yang tergeletak tak berdaya disepanjang jalan entah masih hidup atau telah tewas, tepat itu telah hancur dan porak-poranda seolah baru saja menjadi medan pertempuran.
Ditengah kesunyian malam sayup-sayup terdengar suara tangis yang memilukan disusul dengan rintihan pelan menyebut Ayah dan Ibu. Sosok itu bersembunyi dibalik balok kayu yang disusun acak dengan mata yang telah basah oleh air mata serta tubuh yang penuh luka.
“Ibunda.. Hiks.. Ayahanda.. Hiks..” Dia terjebak, tubuh terlalu lemah untuk menyingkirkan balok kayu yang mengurungnya, hanya menangis dan terus memanggil kedua orang tua yang si anak itu bisa lakukan. Hingga terdengar suara derap langkah kaki yang membuatnya bergetar ketakutan, berpikir bahwa mungkin itu adalah orang jahat yang sebelumnya ingin menangkapnya.
Tidak, si anak kecil berusaha menutup mulut dengan tangan kecilnya, namun entah bagaimana bisa mereka dapat menyadari keberadaannya di sana.
“JANGANNNN!!” Renjun berseru keras, napasnya memburu seolah baru saja berlari ratusan mill dan tubuhnya telah basah oleh peluh keringat yang keluar dari pori-pori.
Iris memindai sekitar, lantas menyadari bahwa apa yang baru saja ia alami hanya sebuah mimpi. Renjun mengusap wajahnya perlahan, jantung masih berdebar akan tetapi perasaan berangsur-angsur membaik.
Langit diluar sana masih gelap tatkala Renjun menengok jendela kamar yang gordennya tak tertutup rapat. Renjun ingat jika ia jatuh terlelap saat perjalanan kembali selepas berhasil menyelamatkan sang putra mahkota, entah siapa yang memindahkannya sampai ke dalam kamar, Renjun tidak mau terlalu memusingkan sebab jelas putra mahkota bukan pilihan.
Helaan napas meluncur pelan dari belahan bibir Renjun, ia melihat kaki lantas kemudian dipeluk seraya kepala bersandar pada lutut. Bayang-bayang kelam masa lalu yang telah susah payah Renjun lupakan perlahan memenuhi isi kepala bak kaset rusak yang terus berulang tanpa dapat dihentikan.
Renjun tidak tahu pasti siapa kedua orang tuanya sebab bagian dari memori terasa kabur dan sulit sekali bagi Renjun guna mengingat kembali. Renjun hanya mampu mengingat prihal kejadian yang membuatnya menjadi gelandang, yang bertahan hidup dengan mencuri atau bahkan memakan makanan sisa dari tong sampah.
Kala itu Renjun hanya anak berusia 6 tahun yang dibawa paksa oleh beberapa orang dan sialnya jalan yang mereka lewati tengah dijadikan medan pertempuran, sehingga dengan polosnya ia berlari keluar dari kereta kuda, berniat bersembunyi namun justru terperangkap hingga berkahir menjadi budak.
Betapa mengerikannya hidup Renjun kala itu? Tanpa ada orang yang berbelas kasih dan membantu, sampai suatu hari kakek Jaemin datang dengan menawarkan sebuah kebahagiaan.
Padahal Renjun sudah tidak pernah memikirkan hal itu lagi, lantas mengapa? Mengapa mimpi itu harus hadir?
Setetes air mata mengalir membasahi wajah Renjun. Dulu Renjun pernah berharap bahwa mungkin saja saat ia menjadi budak para bangsawan akan ada seseorang yang mengenali; entah kerabat atau orang tuanya. Akan tetapi, Renjun harus mengubur harapan itu dalam-dalam tatkala tak pernah ada satupun orang yang mengenalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan ✔
Romance[SUDAH TERBIT] Pemeran sampingan akan selalu tertinggal. Pada akhirnya Rosaline bukanlah cinta sejati Romeo, begitupun Eponine yang tak ditakdirkan bersatu dengan Marius. Apakah Renjun juga akan berakhir seperti keduanya? Start : 23 Januari 2022 End...