3: menyembunyikan

1.3K 116 9
                                    

Metawin terbangun dengan rasa sakit diseluruh tubuhnya.matanya melirik kesana kemari mencari pria kejam yang semalam menyetubuhinya.

Dia mendudukan tubuhnya dengan hati-hati.pinggangnya terasa perih,bagian belakangnya masih terasa nyeri.

Pria malang itu termenung sejenak mengingat kegiatan menjijikan semalam yang di lakukannya bersama pria yang bahkan tidak dia kenal.

Tidak terasa bulir air mata mulai jatuh membasahi wajahnya yang sedikit pucat."hidupku sekarang hancur"gumamnya dengan bibir yang bergetar

Win sedikit tersentak melihat jam menunjukkan pukul 9 lewat.cepat-cepat dia menghapus air matanya dan mulai menuruni ranjang.

"Ssshhhhh"
Sedikit meringis karena belakangnya tidak sengaja bergesekan dengan kasur.

Berjalan perlahan menuju kamar mandi,dan mulai mengguyur tubuh sialannya dibawah shower menggunakan air dingin.berharap jejak pria sialan itu hilang dari tubuhnya.

Merasakan sesuatu keluar dari lubangnya dan mengalir disela-sela paha dalamnya,hatinya seketika hancur.merosotkan tubuh rapuhnya ke lantai kamar mandi yang dingin.

Dirinya menangis histeris mengingat pria sialan itu mengeluarkan cairan putihnya di dalam tubuhnya.

Kamar mandi yang tadinya hanya terdengar gemericik air shower sekarang dipenuh oleh tangisan pilu metawin.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka,menampilkan sosok metawin dengan tubuh rampingnya yang hanya dililit handuk sebatas pinggang menuju lemari pakaian.

Setelah memakai pakaiannya.win berjalan tertatih-tatih.meninggalkan kamarnya dan menutupnya.

Berjalan menuju pintu utama apartemennnya.dia memutuskan berjalan kaki menuju tokonya.mengabaikan rasa sakit dibawah sana.

*****
"Ada apa dengan jalanmu win?"

Sesampainya ditoko,dirinya sudah dilempari pertanyaan yang dia sendiri pun bingung harus menjawab apa.

"Jatuh dari kamar mandi phi"jawabnya lirih.

"Benarkah?"

Win menunduk dan mengangguk,dirinya tidak berani menatap pria yang ada di hadapannya itu.

"Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu kan metawin?"pria itu merasa ada yang tidak beres dengan win yang tiba-tiba menunduk menghindari tatapannya.

Win meremas ujung pakaian yang digunakannya,matanya mulai berkaca karna takut harus mengatakan yang sebenarnya.

"Phi new..."

Pria yang dipanggil namanya itu tiba-tiba tersentak karena mendengar nada pilu dari suara itu,dan bahu bergetar di hadapannya.

Cepat-cepat dia rengkuh tubuh yang lebih kecil itu dan memberikan usapan lembut di punggungnya berharap pria kecil itu sedikit tenang.

Isakan demi isakan metawin keluarkan.dia sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi.tubuhnya bergetar hebat dan isakannya menjadi tangisan menyakitkan bagi yang mendengar.

"Ssstttt.."
"Phi disini win.tenang lah semua akan baik-baik saja"

Walaupun dirinya tidak tau apa yang terjadi.tapi dilihat dari rapuhnya seorang metawin.dia paham,yang dialami pria direngkuhnya itu pasti sangat berat.

"Hiks p-phi..hikss"suaranya bergetar.

"Jika kau belum siap mengatakaannya tidak pa-pa win,kau bisa mengatakannya lain kali.phi siap mendengarkannya kapan pun".

Mengeratkan pelukannya dan Mengeluarkan kata-kata penenang.berharap pria rapuh itu sedikit membaik.

"Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi" batinnya

FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang