(Cahpter kali ini lumayan panjang ya, maaf kalo bosenin)
Happy reading 🐺🐰
Di sore hari bright sedang bermalas-malasan di ruang keluarga depan tv-nya, dia tidak sendirian, ada phonya yang menemani di sampingnya, kebetulan hari ini hari Minggu jadi tuan chivaare tidak pergi ke kantor, dan memutuskan menemani putranya yang jarang sekali dirumah.
"Paman sud bertanya kapan kau akan membantunya menjalankan perusahaan pho yang di Amerika bright?" Pho bright bertanya tanpa mengalihkan atensinya pada layar televisi didepannya.
Bright membuang nafas beratnya lalu menyandarkan punggungnya pada kepala sofa.
"Aku tidak tau pho, masih berat rasanya meninggalkan semua yang sudah terjadi di sini"ucap bright lesu.
Tuan chivaare memandang putranya,senyum di bibirnya mengembang,lalu tangannya terangkat untuk menepuk pundak bright membuat si pemilik memandangnya.
"Pergi lah bright, kau harus melupakan kenangan-kenangan buruk disini, kita mulai semuanya dari awal ya"ucap tuan chivaare meyakinkan sang putra.
Bright terdiam mencerna saran dari phonya,matanya memejam mencari keputusan yang tepat.
"Nanti akan kupikirkan lagi pho"ucap bright setelah hening beberapa saat.
Tuan chivaare tidak menjawab,dia tau sangat berat bagi bright meninggalkan kenangan-kenangan bersama namtan di rumah ini, tapi hidup harus terus berjalan, jika kita tidak bangkit sendiri lalu siapa yang akan membantu.
"Oh ya bright, kamar namtan sudah sangat kotor, sebaiknya kau perintahkan bibi ploy untuk membersihkannya"
"Tidak perlu pho, aku yang akan membersihkannya sendiri"ucap bright seraya berdiri dari duduknya.
"Ya sudah, jika ada barang yang tidak terpakai, buang saja kalau tidak kau simpan lah di gudang." Tuan chivaare sedikit berteriak karena bright sudah mulai berjalan menaiki tangga.
Tatapan tuan chivaare berubah sendu ketika melihat punggung sang putra yang mulai menjauh, bibirnya menggumam sesuatu yang jelas tidak ada yang mendengarnya.
Ceklek
Bright berjalan memasuki kamar namtan, dilihatnya sekeliling yang tidak ada perubahan sama sekali, tetap sama seperti terakhir kali dirinya menginjakkan kakinya pada kamar itu.
"Debunya tebal sekali"gumam bright lirih melihat lantai yang sangat berdebu.
Tentu saja, sudah 1 tahun lamanya setelah tragedi namtan menggantung dirinya, bright melarang siapapun memasuki kamar itu termasuk ayahnya sendiri.
"Saatnya bersih-bersih" Bright sedikit merenggangkan otot-otot tubuhnya sebelum melakukan kegiatannya.
Dari menggantikan seprai, mengelap barang-barang milik nampan, sampai matanya melihat meja yang lumayan berantakan.
Banyak majalah yang terbuka,pulpen pensil,buku-buku.bright bingung untuk apa namtan menggunakan ini semua.
Saat menumpuk buku,tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh ke lantai dari tumpukan buku itu, bright yang melihat segera mengambil sesuatu yang jatuh itu.
Dilihatnya sebuah amplop yang bertuliskan 'Untuk Bright'.
"Untuk ku?"gumam bright bingung untuk apa namtan membuat surat untuknya.
Dibukanya amplop itu, dan terdapat sebuah surat di dalamnya, bright mendudukkan dirinya di kasur lalu mulai membaca surat itu.
Bright jika kau membaca surat ini kemungkinan phi sudah tidak ada,maaf phi menyerah ,phi tidak bisa bertahan lebih lama lagi bright,phi sangat kecewa pada pho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fault
General FictionBright Vachirawit yang awalnya ingin membalaskan dendam kematian phi nya melalui metawin menjadi menyesal karena mengetahui hal yang sebenarnya.akan kah kisah mereka berakhir indah atau sebaliknya? WARNING !!! -This is a boys love!! -BXB! -M-Preg