_All About Trauma_
Langkah cepat seorang lelaki berjas hitam dan berkaca mata hitam memasuki sebuah gadung mewah. Ia diikuti beberapa pria berjas dibelakangnya. Semua karyawan segera membungkuk hormat menyambut kedatangan lelaki ini."Itu King Of Vandala? Yang lahir tahun 2004 itu?" Bisik bisik para OB yang melihat lelaki itu dari kejauhan
"Iya iya pasti itu. Dia baru pulang dari Rusia langsung ke Vandala Club" sahut lainnya berbisik
"Line 2004 prawakannya udah dewasa bener, tinggi, ganteng, kekar.
Hebat bener usia segitu udah mendirikan ratusan cabang. Saya yang udah 38 ini masih jadi tukang sapu pel" timpal yang lainnyaBack
"Selamat datang Sajangnim, di Vandala indoglobal Club" sambut pemimpin perusahaan.
Sajangnim adalah panggilan untuk president perusahaan/pemilik perusahaan.
Sedangkan yang menyambutnya barusan biasa di panggil Hoejangnim yang artinya pemimpin perusahaan."Bagaimana akhir akhir ini? Lancar?" Tanyanya dingin sembari melepas kaca mata hitamnya. Dan tampak jelas wajah rupawan pemilik Vandala Indoglobal Club ini
Pemimpin perusahaan itu pun memberi sebuah lembar berkas
"Vandala indoglobal berkembang pesat semenjak PBG 2 tahun yang lalu. Dan kini Vanda menduduki peringkat pertama perusahaan besar se Indonesia" jawab nya tegas"Bagus. Ada masalah?" Tanya Cherel sembari mengecek berkas laporan
"Akhir akhir ini vandala mengalami rugi besar karna tikus. Merugikan uang perusahaan sebesar 2 miliar" jawab pemimpin perusahaan dengan tag name bertulisan Choi Hyunsuk
"Sudah berapa kali kasus seperti ini?" Tanyanya enteng
"Baru pertama kali ini ada yang berani melakukan itu sajangnim"
"Baiklah. Oh ya, saya dengar ada pelelangan berlian dan tanah 20 hektar?" Tanya nya
"Iya sajangnim. Besok acaranya digelar. Sajangnim mau menangin tender?"
"Yeah. Siapkan uangnya"
"Baik"
"Ada yang lain?"
"Tidak ada sajangnim. Kami akan bekerja lebih baik lagi.
"Terima kasih kerja kerasnya. Saya permisi"
***
Pagi telah berlalu. Kini siang yang menggantikan. Seorang gadis dengan rambut gelombang yang dikuncir rapi,sedang mantap dirinya di sebuah cermin besar di kamarnya yang sempit. Mimik wajahnya datar tanpa ekspresi, ia menghela nafas. Lalu keluar dengan membawa tas ransel hitamnya
Ia melihat seorang wanita parubaya tengah duduk menonton tv di ruang tengah. Lidah nya terasa kelu untuk meminta ijin pada wanita itu. Dia takut terabaikan lagi, namun sangat tidak sopan jika keluar begitu saja tanpa berpamitan
"Ma, hany ijin keluar ya ma. Ke rumah temen" ujar hany
Namun ia tak kunjung mendapat respon setelah ia menunggu jawaban agak lama dari sang mama.
Hany pun pergi tanpa menambah sepatah kata lagi.
"Keluyuran aja bisa nya. Cuci pakean tetangga sana gantiin mama, mama capek" ucap mama nya tanpa menoleh. Hany terdiam, padahal ia sudah rapi.
"Kamu denger mama ga sih?!" Bentak mamanya tiba tiba
"I-iya mah. Rumahnya siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Trauma. end√
Teen FictionTerkekang dengan banyak peraturan yang menekan kondisi mental. Ketraumaan yang terdasar dari sebuah keterpurukan. Aku, hidup di lingkup kekerasan dan keterbatasan. Terabaikan oleh satu satunya anggota keluarga, terkucilkan dari masyarakat, terbuang...