24. angry

25 4 0
                                    

_All about Trauma_

"Abis dari mana?" Tanya Cherel dingin tanpa menoleh pada Hany yang baru tiba di kamar

"Da-dari .. base came" hany merasa sedikit ada yang janggal.

"Selarut ini?" Tanya Cherel lagi

"Aku ambil barang barang yang ada disana" Hany menciut

"Jangan bohong!" Cherel membanting gelas yang ia pegang tadi. Hany tersentak kaget dengan bentakan itu

"Cherel" lirih hany mulai ketakutan

"Siapa yang ngijinin kamu meluk cowok lain? Aku udah sabar ya liat kamu berduaan sama tu cwok!" Bentak Cherel di akhir kalimatnya

"Kamu salah paham Rell. Gak kyak gituu"

Cherel mencengkram lengan Hany kasar "ngapain kamu sama tu cowok di luar? Kamu pikir aku ga tau?!"

Hany menunduk. Air matanya pun berhasil tumpah. Apa ini nyata? Kenapa Cherel tiba tiba seperti ini?
"Reell~ tenang dulu. Kamu salah paham" ucap hany lirih sembari meringis sakit pada bagian lengannya

"Mulai sekarang. Aku ga akan ijinin kamu ketemu sama dia. Kamu tadi pun ga ijin mau kemana! Kamu hamil, dan seenaknya keluar tanpa sepengetahuan aku?!"

Hany hanya menunduk. Ia merasa bersalah, namun ia juga merasa ketakutan. Tubuhnya mulai bergetar.
"Aku cuman ngibur kak sahi rel. Dia juga besok mau berangkat ke jepang" hany memberanikan diri untuk berbicara

"Hany. Kamu ga tau siapa sahi, dia bahaya buat kamu" Cherel menurunkan bada bicaranya

"Kak sahi itu baik rel. Kamu jangan buruk sangka" Hany pun memberanikan diri untuk menatap Cherel walau dengan wajah yang sembab

"Dia pengen gagalin pernikahan kita kamu tau?"

"Engga. Kak sahi ga gitu rel"

"Terus aja belain dia!"

"Kamu kenapa sih Rel?!" Hany memekik melawan perkataan Cherel

"Aku gak suka kamu deket sama dia!" Bals Cherel membentak

"Aku ga macem macem sama dia! Stop nuduh aku yang gak enggak! Dia juga ga punya niat buruk buat aku!" Hany membentak sembari menjatuhkan air matanya

"Kamu tau apa tentang dia hah?! Dia cuman cowok sok polos yang pengen dikasihanin"

"Cherel! Hiks.. " hany tak kuat berkata lagi. Ia pun beranjak pergi, namun tangannya ditahan oleh Cherel "aku belum selesai!"

"Lepasin!" Hany menepis tangan Cherel lalu pergi dengan air mata yang belum reda. Ia berlari menuju kamar nya, mengabaikan ibunya yang sempat bertanya.

Hany menutup dan mengunci pintunya. Ia terjatuh dengan penuh tangisan. Dan memori masa lalunya terputar jelas di otak nya. Tentang banyak tekanan dan kekerasan yang sering ia alami dulu. Ia ingat bagaimana ia dibentak dulu oleh ibunya sendiri, di cambuk, dipukul dan ditendang dengan banyak makian yang terlontarkan.

Tubuh hany bergetar hebat. Penyakitnya kambuh akibat trauma atas kekerasan yang pernah ia alami. Begitu sakit rasanya, kali pertama orang yang ia cintai membentaknya dengan jelas. Ia terisak pilu menahan hantaman yang datang dari masa lalunya, meski sekarang ibunya relah berubah.. tapi ia masih merasa terpukul.

"Hany! Buka pintunya!" Teriak Cherel dari luar pintu

Hany tak ingin menjawab. Ia bangun lalu mengambil fas bunga dan ia lemparkan ke pintu hingga pecah.
"Aku muaak!" Pekik hany stres

"Hany! Plis buka pintunya, aku minta maaf sayang. Aku gak berniat buat marah ke kamu"

"Pergi!" Pekik hany lagi

All About Trauma. end√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang