13. Rain

65 5 11
                                    

_All about Trauma_

Langit pagi ini tampak mendung. Cuacanya buruk tak mendukung untuk beraktifitas di pagi hari. Udaranya dingin, rintik rintik air hujan sepertinya akan turun lebih deras lagi.

Datanglah mobil hitam yang kini terparkir di parkiran sekolah SMA Favorite. Lalu keluarlah cherel yang membawa payung bening menuju ke pintu mobil sisi kiri untuk membawa hany keluar dari mobil dengan sebuah payung.

Sampailah mereka di tempat teduh teras sekolah. Mereka menggunakan hoodie couple berwarna hitam dengan logo CH bermahkota kecil disisi kanan atas. "Dingin ga?" Tanya cherel. Hany mengangguk ringan
"Ke kantin dulu yuk, beli hot choco"

Sesampainya di kantin. Hany tampak menggosok gosokan kedua tangan nya sembari menunggu coklat panas nya datang. "Ini dia. Hot choco kesukaan kamu" cherel datang membawa dua gelas coklat panas

Hany tampak senang. Lalu ia mulai meminum coklat nya "aah auh panass" keluh hany serasa lidahny terbakar

"Tunggu angetan dulu by" saran cherel sedikit cemas. Hany hanya cengar cengir menanggapi cherel

"Oh ya. Gimana kabar temen kamu di london itu? Kalian masih tetep kayak dulu kan?"

"Shendy? Iya rel. Kita jadi sering kabar kabaran, tapi dia sibuk banget di london"

"Bagus lah. Kenapa bisa tu Dimas Dimas itu ketemu sama Si Shendy temen kamu?"

"Dunia ini sempit rel. Mereka bisa ketemu buktinya, tanpa janjian"

Cherel mengangguk paham.mereka menikmati coklat panas mereka sembari melihat hujan yang makin deras melalui jendela. Jarna hawa nya dingin, hany mulai merasa mendapat panggilan alam

"Cherel" panggil hany sedikit canggung tuk mengatakannya

"Apa?"

"Aku pengen ke toilet"

"Yaudah ayo aku temenin"

"Eh gausahh"

"Gapapa ayo. Aku temenin"

Merekapun pergi menuju toilet. Sesampainya disana, ada beberapa pria yang tampak sedang memperbaiki sesuatu di toilet
"Loh toiletnya kenapa?" Hany manyun

"Jangan disini dah by. Ke toilet lantai atas aja" ajak cherel

Merekapun menaiki tangga ke lantai 3, dan dari jauh ada beberapa tukang juga di area toilet. Merekapun balik arah menuju lantai 4.

Sesampainya dilantai 4. lorong ini cukup sepi. Anak kelas disini jarang ada yang keluar jika hawanya dingin seperti ini. "Kenapa sepi banget ya?" Gumam hany mulai bergidik ngeri

"Gatau" jawab cherel. Merekapun tetap berjalan beriringan menuju toilet

Merekapun sampai di toilet. Toiletnya juga sepi, hanya terdengar suara derasnya hujan di luar sana.
"Tunggu ya. Aku bentar kok" 

Cherel mengangguk. Kini ia sendiri di depan toilet yang sepi. Tiba tiba ia mendengar suara orang yang sedang menyeret besi di belakang lorong yang gelap. Firasatnya buruk, ia melihat bayangan orang yang semakin mendekat.

Ia pun masuk ke dalam toilet sembari mengintip di sela pintu yang tak sepenuhnya ia tutup. Lalu di dibelakabng, hany heran dengan tingkah cherel yang aneh. "Cherel?" Tegur hany

Cherel menoleh dan segera menyeret hany ke salah satu bilik toilet untuk bersembunyi. Cherel juga membungkam mulut hany "shuutt"

Cherel waswas. Ia berfikir keras apa yang harus ia lakukan. Dan akhirnya ia mendapat ide setelah melihat ada lubang ventilasi di atas mereka.
"Ah by, buka ventilasinya" cherel pun menggendong hany

All About Trauma. end√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang