22 ; Race and Loser.

3K 333 4
                                    

Di sisi lain, Jeno menghentikan motornya, ia terus menelepon Felix. Dirinya benar-benar geram dengan kelakuan musuh bebuyutannya yang satu ini. Semakin dibiarkn, Felix semakin menjadi-jadi. Ia tak bisa membiarkan hal ini terjadi, apa lagi jika sudah menyangkut tentang sahabatnya, Lia.

Tetapi sayang sekali Felix tak menjawab panggilannya. Jeno melihat sekitar yang sepi, amarahnya tergantikan dengan banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Felix bilang ia menyandra Lia di sekitar sini, tapi mengapa di sini kosong?

Lantas cowok itu segera membuka roomchat-nya dengan Felix, perasaannya berubah menjadi tidak enak.

Ia megecek alamat yang diberikan, tak ada kesalahan sedikitpun, tetapi mengapa tempat ini sepi? Di mana Felix?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia megecek alamat yang diberikan, tak ada kesalahan sedikitpun, tetapi mengapa tempat ini sepi? Di mana Felix?

Brum... brum...

Suara keras dari ketiga knalpot motor semakin mendekat, siapa lagi jika bukan Felix dan kedua teman hebatnya, Hyler dan Hendra.

"HAHAHAHA!" tawa mereka bertiga pecah saat melihat raut wajah Jeno yang marah sekaligus kebingungan.

"Banci lo! Mana Lia?!" tanya Jeno dengan intonasi suara tinggi.

Felix makin tertawa miris, ia turun dari motornya dan berjalan santai menuju cowok yang sedang bertahan mati-matian untuk menahan emosinya.

"Bego," tatapnya puas. "HAHAHA!" ia kembali tertawa, kini ia telah menang.

"Dasar bulol," celetuk Hendra dari belakang sana.

Jeno menatap ketiganya tajam, ia berjaga-jaga saat ketiga pecundang itu mendekat ke arahnya.

"Kalo udah cinta ya gini, jadi tolol."

"Bacot lo!"

Felix mengeluarkan smirk andalannya, segala rencananya berjalan dengan lancar. Ia mendekat ke arah Jeno dan menepuk pundak Jeno perlahan.

"Lia gak sama gue."

Ujaran itu membuat kedua mata Jeno melebar, jadi selama ini ia telah ditipu oleh musuhnya? Felix memang benar-benar kelewatan.

"Baju Lia yang lo kenal sekaligus yang ada di foto itu sengaja gue simpen pas dia tidur sama gue."

"Kurang ajar lo!"

Bugh!

Satu pukulan keras mendarat di rahang keras milik Felix, cowok itu memegang rahangnya yang sakit disertai senyuman liciknya. Hyler dan Hendra bersiap untuk menghajar Jeno yang telah melukai pemimpin mereka, tapi aksi mereka terhenti.

"Chill."

Felix menghentikan mereka berdua lalu mengeluarkan ponselnya dari kantong jaket hitam miliknya. Dirinya tersenyum penuh kemenangan, Jeno telah masuk ke dalam perangkapnya. "Shttt... calm down, Jen."

"Lo mau liat foto keren yang lain gak?" tanyanya sengaja. Ia mulai membuka galeri ponselnya dan segera menunjukkan sesuatu yang istimewa untuk Jeno.

Mata Jeno membelalak, betapa kagetnya ia saat melihat sang sahabat babak belur tak berdaya di foto itu.

NEO SPACE : AESPA X NCT DREAM 00 LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang