Sinar matahari yang terik di siang hari membuat suasana diantara dua gang itu semakin panas. Tepat pukul 12 siang Neo'z dan Aespace sudah berkumpul di area permainan paintball.
Paintball adalah sebuah permainan perang adu tembak yang menggunakan senjata dan peluru. Peraturan bermainnya yaitu, masing-masing orang memiliki 5 buah peluru, jika semua peluru habis atau pemain sudah tertembak dua kali, maka pemain akan tereliminasi. Tujuan pemain adalah merebut bendera berwarna putih yang berada di tengah area tempur.
Jeno sudah siap dengan helm berwarna hijau di kepalanya, pengaman dan peralatan lengkap lainnya. Sekarang ia sedang menghampiri ketiga teman-temannya yang sedang bersiap-siap.
"Ready guys?" tanya Jeno.
"Ready banget lah gue gila, bakal seru nih!" jawab Haikal semangat.
"Yang gini nih, biasanya mati duluan." Rendi meledek sembari menggunakan alat pengaman.
Haikal menyenggol lengan Rendi pelan. "Awas lo, biasanya sih yang bilang gitu yang mati duluan."
"Dih?—"
"Udah elah, bacot mulu lo berdua. Jangan sampe kewalahan sama mereka." Jeno memotong ucapan Rendi.
Mereka semua mengangguk, lalu melanjutkan persiapannya masing-masing.
"Ini peluru kalo kena sakit juga ya," kata Jeremy sambil memasukkan 5 buah peluru ke dalam senjata berukuran panjang yang biasa digunakan untuk berperang.
"Yoi, baju nya aja tebel anjir kayak tentara, berasa abdi negara gue," balas Haikal percaya diri yang mendapatkan sorakan dari ketiga temannya itu.
"Yee... gaya lo!" celetuk Rendi.
Haikal sudah siap untuk memukul kepala Rendi menggunakan senjata yang ada di tangannya, tetapi ia mengurungkan niatnya. "Ngajak ribut mulu lo asu!"
"Hahaha! Udah-udah ayo ke tengah area, kan kita briefing dulu," ajak Jeno lalu jalan terlebih dahulu.
Sesampainya mereka di tengah area, mereka hanya melihat sang pengarah, belum ada jejak-jejak anggota gang Aespace di sana.
"Cewek-cewek mana nih?" Haikal melihat sekeliling.
"Paling juga masih siap-siap, cewek kan ribet," ujar Jeremy.
Di sisi lain, Karin sedang membantu Winny memasangkan perlengkapan keamanan di tubuhnya. Dibantu oleh Giselle yang memasukkan peluru ke dalam senjata mereka.
"Siap semua kan?" tanya Karin memastikan.
Semua mengangguk semangat. Sekarang mereka sudah siap menuju area tengah pertempuran, tak lupa mereka menggunakan helm berwarna merah muda, selain untuk membedakan teman satu tim dan tim lawan, helm juga wajib dipakai untuk keamanan karena jika peluru mengenai kulit, bisa terjadi lebam nantinya.
"Sumpah pengap banget pake ginian," keluh Winny.
"Ya namanya juga buat keamanan, daripada kena muka lo, nanti lo nangis-nangis lagi," balas Giselle.
"Ya iya sih..." Winny pasrah.
"Anyway, sesuai rencana semalem kan?" Ning memastikan, pasalnya mereka sudah merencanakan strategi kemarin malam.
Mereka mengangguk setuju. "Ayo ke tengah area!" ajak Karin.
"Eh bentar-bentar, tos dulu dong!"
Mereka semua menumpukkan salah satu tangan lalu bersorak.
"AESPACE FIGHTING!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEO SPACE : AESPA X NCT DREAM 00 LINE
FanfictionNeo'z will slaughter anyone. But, Aespace won't let that happen to them. Masalah kecil menyebabkan Aespace harus berurusan dengan Neo'z, si raja jalanan sekaligus gang yang sangat mereka hindari. Perjanjian konyol itu membuat mereka larut dalam per...