FCCT 12

40 5 14
                                    

"Akhtar nggak mau jadi tumbal buat dikirim ke dunia nyata, Kek," tolak Akhar setelah mendengar penjelasan dari sang kakek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhtar nggak mau jadi tumbal buat dikirim ke dunia nyata, Kek," tolak Akhar setelah mendengar penjelasan dari sang kakek.

"Kalo bukan kamu siapa lagi? Kamu yang paling sering protes soal cerita ini yang lama lanjutnya."

Mereka sedang berada di kamar sang kakek. Pemanggilan Akhtar dan Klarin sepulang sekolah hari ini ternyata untuk memutuskan siapa yang akan dikirim menemui sekaligus membantu Inshira menyelesaikan cerita yang ditulis gadis itu.

Klarin dan Akhtar sempat dibuat terkejut karena ada kebijakan seperti ini. Ada beberapa faktor yang membuat salah satu tokoh utama dari cerita fiksi bisa dikirim kedunia nyata. Salah satunya adalah yang terjadi pada Akhtar dan Klarin saat ini, yaitu kelanjutan cerita yang ditulis selalu lama.

"Kenapa nggak Klarin aja, Kek? Kata Kakek tadi author cerita kita, kan, cewek. Mungkin bisa lebih mudah kalo sama-sama cewek," tanya Klarin.

"Nah, setuju," timpal Akhtar.

"Nggak mungkin Kakek kirim Klarin, karena kalian beda ngambil peminatan di sekolah. Jadi interaksinya bakal sedikit sulit, karena kelas, tugas, dan pembelajaran yang berbeda, sedangkan Akhtar ngambil IPS dan itu sama kayak Inshira. Kakek bisa bikin kamu satu kelas sama dia biar interaksi kalian lebih mudah," terang Kakek.

Akhtar berdecak mendengar alasan yang diberikan kakeknya. "Kalo nanti dia naksir gimana?"

"Kepedean," jawab Kakek dan Klarin kompak.

"Emang pengalaman bantuin dia bakal bisa dimasukin cv lamaran kerja?" tanya Akhtar.

Kakek beranjak dari tempat duduknya dan berdiri di depan Akhtar tanpa niat menjawab pertanyaan yang dilontarkan sang cucu. Beliau meminta Akhtar berdiri. Pundak cucunya ditepuk untuk meyakinkan, sedangkan Akhtar hanya menghela napas pasrah dengan keputusan sang kakek. Dia mengangguk pelan menyetujui apa yang akan menjadi tugasnya beberapa waktu ke depan.

***

Di hari yang sama, Akhtar diantar oleh kakek—juga Klarin yang ikut serta—menuju salah satu rumah yang dari luar terlihat sangat luas dan didominasi warna putih dan biru. Saat memasuki rumah tersebut, beberapa orang tersenyum dan mengangguk ketika berpapasan dengan mereka. Di dalam rumah ini terdapat banyak pintu dengan jarak antar pintu kira-kira hanya dua meter. Terdapat empat pilar dengan diameter empat meter berdiri tegak menopang langit-langit. Sepertinya jika seseorang berdiri di balik pilar itu, orang lain tidak akan mengetahuinya.

Dari pertama kali melangkahkan kaki, Akhtar terus memperhatikan ke segala penjuru rumah ini. Dia berdecak sampai menggeleng kagum dengan apa yang matanya lihat. Rasanya seperti memasuki istana kerajaan.

Fictional Character Come True [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang