FCCT 30

70 5 2
                                    

Tiga hari sejak ingatan Inshira kembali, gadis itu menepati janjinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari sejak ingatan Inshira kembali, gadis itu menepati janjinya. Bahkan Adami selalu siap menemaninya untuk menulis. Saat weekend, mereka berdua menghabiskan waktu di kafe milik Julio untuk menulis. Seperti hari ini, sepulang sekolah, mereka kembali ke cafe dengan tujuan yang masih sama. Inshira mengatakan dia hanya perlu mengetik satu bab lagi untuk mengakhiri ceritanya.

Mereka sudah mengabiskan waktu selama satu jam di sini. Adami sudah menghabiskan satu gelas Ice Tiramisu Latte, dan sekarang dia sedang memainkan ponsel, memilih foto mana yang akan ditujukkan kepada Klarin nanti. Sebelum keluar kelas, mereka sempat mengambil beberapa foto bersama. Adami ingin menunjukkan pada Klarin jika inilah penulis yang membuat mereka harus terpisah sementara waktu.

Keduanya saling menatap dan menghentikan kegiatannya sementara ketika mendengar suara yang tidak asing menyapa telinga mereka. Inshira menoleh ke arah layar televisi yang dipasang di salah satu sudut kafe, diikuti Adami menoleh ke arah yang sama. Selanjutnya Inshira menoleh kepada Julio yang sedang berdiri di kasir. Sang kakak hanya memperlihatkan jajaran gigi putihnya tanpa beban.

"Itu kita, kan? Kok ada di Youtube?" tanya Adami heran ketika melihat tugas seni budaya mereka diputar di kafe.

"Kamu nggak lihat grup kelas? Pak Arav kirim link-nya beberapa hari yang lalu. Aku juga inget waktu kemarin scroll di grup."

"Mohon maaf, ngomong-ngomong gue nggak masuk grup kelas. Jadi nggak tahu," sahut Adami jujur. Sekarang matanya fokus melihat apa yang ditampilkan di sana. "Wah, kalo banyak yang nonton bisa terkenal nanti gue."

Inshira kembali menatap layar laptopnya, dia tidak terlalu mengindahkan Adami. Setelah beberapa menit berlalu, Inshira menyandarkan punggung, merenggangkan tangan, dan bernapas lega. Dia menatap Adami yang masih sibuk dengan ponsel. "Akhirnya selesai."

Ucapan Inshira berhasil menarik perhatian Adami. Laki-laki itu menempelkan tubuhnya pada meja agar lebih dekat dengan Inshira karena mereka duduk berhadapan. "Lo serius? Coba mana gue lihat."

Adami hendak membalikkan laptop Inshira, tetapi Inshira lebih dulu mengambil laptopnya. "Nanti aja lo jalanin di sana. Nggak usah dilihat sekarang."

"Tapi happy ending, kan?" tanyanya memastikan jika dirinya dengan Klarin tidak akan berpisah.

Inshira mengangkat kedua bahunya dengan senyum jahil. Namun, dia tiba-tiba teringat sesuatu. "Ini aku copy ke flashdisk sekarang?"

"Iya, dong, sekarang."

Inshira tidak langsung melakukannya, justru dia menatap laki-laki di depannya. Sesuai cerita yang pernah diceritakan, Adami akan kembali ke dunia fiksi jika Inshira berhasil menyelesaikan ceritanya. Namun, ada perasaan berat ketika harus mengetahui bahwa laki-laki itu akan meninggalkannya. Sepertinya Inshira sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Adami.

"Akhtar, emang kamu mau pulang kapan?" tanyanya pelan.

"Besok," jawabnya yakin, "lo seneng pasti karena habis ini nggak bakal ketemu gue, dan nggak bakal dipaksa buat nulis lagi," kekehnya.

Fictional Character Come True [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang