Inshira membiarkan tubuhnya tidur di tempat tidur dengan kaki yang menjuntai ke bawah. Tidak lupa dia melebarkan tangannya agar menjangkau kedua sisi tempat tidurnya. Matanya terpejam berusaha membayangkan apa yang sebelumnya sering dia lakukan, tetapi isi kepalanya hanya penuh dengan satu nama, yaitu Adami.
Gadis ini membuka mata dan langsung disuguhi pemandangan putihnya langit-langit kamar dengan sedikit sarang laba-laba di salah satu sudut plafon. Napasnya masih teratur seperti sebelumnya. Semenjak pulang sekolah hari ini, Inshira merasa jika ada suatu hal di antara dirinya dengan Adami yang harus segera diselesaikan. Namun, entah apa itu.
Tiba-tiba dia terduduk di ujung tempat tidur. Matanya langsung tertuju pada meja belajar yang terdapat banyak tumpukan buku. Kedatangan Adami ke rumahnya kemarin membuat Inshira menunda niatnya untuk membaca buku rahasia yang akhirnya berhasil ditemukan. Badannya seolah dituntun begitu saja untuk beranjak kemudian duduk di kursi yang berada di depan meja belajarnya. Dengan mudah, matanya langsung menemukan buku berwarna krem dengan gambar kepala beruang tersebut.
Tangannya mulai membuka lembar demi lembar halaman buku rahasia tersebut. Di halaman pertama buku itu terdapat tulisan "Jangan dibuka kalau kamu bukan Inshira! Kalau tetep mau buka, aku doain matamu bintitan!" Kemudian di halaman selanjutnya terdapat judul dan kartu karakter dari cerita yang ditulis.
Inshira memperhatikan setiap huruf yang telah lama tertuang di sana. Dia mengambil salah satu buku catatan sekolahnya yang lain. Buku catatan sekolah itu terbuka dan disimpan di samping buku rahasianya. Mata Inshira bergiliran melihat tulisan tangan yang tertuang di kedua buku tersebut. Sama. Tulisan tangan itu benar-benar sama persis.
Inshira mengangguk seolah mulai paham dengan apa yang dirinya lihat. Selanjutnya, dia melanjutkan aktivitasnya membuka lembaran buku tersebut pelan-pelan, yang Inshira temukan di halaman selanjutnya adalah outline yang terdapat beberapa coretan. Namun, outline itu berhenti di angka 36 saja.
Melihat hal tersebut dia mengerutkan dahi. Apa ceritanya belum selesai? batin Inshira. Dari yang Inshira baca sekilas dari outline yang ada, cerita itu masih membutuhkan kelanjutan. Ternyata benar, di halaman selanjutnya sudah tertulis angka 37, tetapi belum ada kalimat apapun di bawahnya.
Inshira mulai menggeser kedua buku itu ke sisi yang lain. Dia beralih membuka laptop. Sayangnya, Inshira harus memasukkan kata sandi. Inshira menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Dia tidak ingat sama sekali kata sandinya apa. Di detik selanjutnya, Inshira ingat ucapan Julio jika semua kata sandi, dia tulis di halaman belakang buku rahasia. Dia segera membalikkan buku tersebut dan melihatnya.
Halaman terakhir itu tidak langsung terbuka, melainkan yang terbuka adalah beberapa lembar sebelumnya yang berisi curahan hati Inshira. Sebelum membaca, Inshira membalikkan halaman sebelumnya dan tidak menemukan kalimat apapun.
Rabu, 20 April 2022
Ini pertama kalinya aku nulis kayak gini. Orang bilang, sih, diary. Tapi karena aku ngggak punya bukunya, jadi nulis di sini aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fictional Character Come True [COMPLETED]
Teen FictionJika sebagian pembaca dan penulis mengharapkan tokoh fiksi menjadi nyata, tapi tidak dengan Inshira. Saat hal itu terjadi padanya, justru dia menolak kenyataan tersebut karena kedatangan si tokoh fiksi, Adami, mengusik ketenangan hidupnya. Di sisi l...