FCCT 24

27 6 0
                                    

Perasaan senang mewarnai beberapa kelas di SMA Buana Prabu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perasaan senang mewarnai beberapa kelas di SMA Buana Prabu. Sepuluh menit yang lalu, terdengar pengumuman jika sebagian guru mata pelajaran akan mengadakan rapat. Pengumuman itu disambut dengan sorakan yang meriah dari kelas yang akan diisi oleh guru yang mengadakan rapat, termasuk kelas 11 IPS 2. Guru yang bersangkutan sempat masuk ke dalam kelas untuk memberitahu jika beliau tidak akan memberikan tugas asal mereka tidak ada yang bolos di pelajaran tersebut. Mereka diberi kebebasan untuk pergi ke mana saja termasuk ke kantin, dengan syarat tidak keluar dari area sekolah. Gilang sebagai ketua kelas diberi tugas untuk memastikan teman-temannya supaya tidak kabur.

Limat menit pertama berjalan tenang. Teman-teman perempuan mulai membuka topik dengan obrolan hangat yang mereka ketahui, beberapa lagi sibuk membuat video dari salah satu aplikasi video yang sedang viral, sedangkan beberapa teman laki-laki pergi ke salah satu sudut kelas di belakang dan membentuk lingkaran sembari duduk di lantai. Mereka akan memainkan game online bersama, alias mabar. Namun, tiga menit kemudian beberapa teman laki-lakinya yang lain datang ke kelas dengan membawa gitar. Bisa dipastikan akan segera ada konser dadakan.

"Mau request lagu apa?" teriak Hamdan yang sedang memeluk gitar yang dia bawa.

"Jangan ganggu kelas lain yang lagi belajar, Dan," ujar Gilang memperingati.

"Euweuh judul lagu nu siga kitu," sahut Hamdan acuh. (Nggak ada judul lagu kayak begitu)

"Lagu Kabogoh Jauh Kang Sule," teriak salah satu teman yang sedang bermain game online di belakang.

"Da sia mah atuh LDR, matak naon neangan kabogoh teh anu salembur," balas Hamdan. (Kamu, sih, LDR. Makanya nyari pacar itu yang satu kota)

"Ongkoh nitah request, tapi kadon ngahina," celetuk salah satu teman laki-laki yang dikenal sebagai si nyinyir. (Katanya minta request, tapi malah menghina)

"Ah, kumaha urang weh nya," putus Hamdan. (Ah, terserah aku aja deh)

Keputusan itu mendapat sorakan dari sebagian teman-temannya yang tidak terima. Laki-laki ini mulai memetik senar gitar dan beberapa teman yang lainnya siap memukul meja.

Melihat situasi kelas yang mulai tidak kondusif, Inshira mengajak teman sebangkunya untuk pergi ke perpustakaan demi menghindari kebisingan di kelas. Naswa jelas menerima ajakan Inshira, karena Naswa juga ingin mencari ketenangan untuk menyambung tidurnya yang tidak terlalu nyenyak semalam.

Mereka berjalan keluar kelas sambil berbincang ringan. Saat keduanya berada di depan ruang sarana dan prasarana, Pak Arav keluar dari ruangan tersebut dan menghentikan langkah mereka. Sebelum menyampaikan tujuannya menghentikan kedua siswa ini, Pak Arav sempat menanyakan kabar dan keadaan Inshira sekarang.

"Inshira, kamu satu kelompok sama Adami di mata pelajaran saya. Kalian harus bernyanyi dan memainkan alat musik. Tolong sampaikan pada Adami, kalian tidak perlu tampil di depan kelas karena teman-teman yang lain sudah dan minggu selanjutnya kita harus membahas materi yang baru. Tapi harus mengirimkan video tugas tersebut pada saya. Ditunggu secepatnya, ya," pinta Pak Arav dengan kedua sudut bibir terangkat.

Fictional Character Come True [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang