FCCT 14

28 7 0
                                    

Pergantian jam pelajaran membuat siswa kelas 11 IPS 2 bisa bernapas sejenak setelah sembilan puluh menit belajar Matematika di jam pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pergantian jam pelajaran membuat siswa kelas 11 IPS 2 bisa bernapas sejenak setelah sembilan puluh menit belajar Matematika di jam pertama. Walaupun di pagi hari, tetap saja pelajaran Matematika sangat menguras pikiran bagi yang tidak menyukainya. Untungnya, hari ini tidak diberikan tugas.

Sambil menunggu kedatangan guru mata pelajaran selanjutnya, Inshira memutuskan untuk pergi ke toilet untuk buang air kecil. Melihat teman sebangkunya yang sedang asyik dengan ponsel, dia memilih pergi sendiri. Toh, dia juga tahu di mana keberadaan toilet sekolahnya. Selalu ada di pojok lorong, tidak akan pernah pindah.

Menyadari pergerakan Inshira, Gilang sebagai ketua kelas bertanya, "Inshira, mau ke mana?"

"Ke toilet," jawabnya sambil menoleh sembilan puluh derajat ketika mendengar pertanyaan Gilang.

"Sendiri aja?"

"Naon? Rek maturan, maneh?" celetuk salah satu teman lelakinya. (Apa? Mau menenin dia, lo?)

"Ngomong teh tong sok ka mana wae," balas Gilang dengan suara yang sedikit lebih tinggi, "kalo sendiri nggak jadi. Tadinya mau minta tolong buat bawain buku paket pelajaran selanjutnya." (Ngomongnya jangan ngelantur)

Saat akan mengangkat tangan untuk mengajukan diri, Naswa kalah cepat karena Adami lebih dulu berseru, "Sama gue aja. Nanti gue tunggu di perpustakaan."

Inshira hanya berdecak. Sebenarnya dia tidak terima jika harus ditemani Adami, tetapi mengajukan protes hanya akan mengulur waktu dan belum tentu mengubah keputusan.

"Ya udah kalo gitu, tapi inget jangan berulah di depan ruang sarana dan prasarana."

Peringatan Gilang hanya dibalas cengiran oleh Adami. Dia berjalan mendahului Inshira keluar kelas. Tujuan mereka berbeda kali ini. Inshira akan pergi ke toilet terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan Adami langsung pergi ke perpustakaan.

***

Berada di depan ruang sarana dan prasarana membuat Adami menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke atas tempat di mana ada CCTV dipasang. Laki-laki ini hanya tersenyum dan menyugar rambutnya dan melanjutkan niatnya yang sempat tertunda selama beberapa detik, yaitu pergi ke perpustakaan. Selama berjalan menuju perpustakaan dari ruang sarana dan prasarana, dia memperlihatkan barisan gigi putihnya sambil membayangkan kejadian yang membuat dirinya dan Inshira di panggil ke ruang BK. Dia juga mendapat senyuman dari beberapa orang yang berpapasan dengannya, meskipun tidak mengenal siapa mereka, Adami tetap membalas senyum itu dengan anggukan kecil.

Adami mundur beberapa langkah karena berpapasan di pintu dengan empat siswa dari kelas lain yang membawa buku paket yang berbeda. Adami langsung menuju meja di mana staff perpustakaan bekerja. Dia menuliskan nama penanggungjawab yang meminjam buku, kelas, dan jumlah buku yang dipinjam.

Sayangnya, saat berada di antara dua rak buku, laki-laki ini mematung kemudian menepuk keningnya. Adami memilih kembali ke meja staff perpustakaan. "Pak, di sini ada jadwal mata pelajaran nggak, ya?" tanyanya.

Fictional Character Come True [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang