Eksistensi sebuah luka

367 54 4
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





***








Gracia masih dengan posisi terakhirnya, masih duduk sambil menekuk kedua lututnya menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya. Tangisnya masih sesenggukan. Di peluk tubuh yang mulai bergetar itu, Shani membelai punggung Gracia, membawa tubuh itu dalam dekapannya.

"Ge aku mohon berhentilah menangis" ucap Shani mencoba menenangkan.

"Pergi tinggalkan aku sendiri!" ucap Gracia dengan suara seraknya. Bukannya pergi Shani malah mengangkat wajah Gracia, mendekatkan wajahnya lalu dia mencium bibir Gracia, menggigit bibir bawahnya lalu melumatnya, tapi tak ada balasan dari Gracia. Dia hanya memejamkan kedua matanya mencoba menikmati ciuman itu. Merasa tidak ada balasan dari Gracia, Shani menghentikan ciumannya menatap Gracia dengan intens.

"Pergilah ci, aku mohon tinggalkan aku sendiri! Pinta Gracia.

Feni yang mulai melangkah maju, mengangkat tubuh Shani lalu ia memapah tubuh Shani, Shani menepis kedua tangan Feni lalu berlari pergi dari ruangan itu dengan tangis yang semakin menjadi.

Feni berjongkok di hadapan adiknya itu, membelai lembut surai pendek Gracia. Feni mengangkat wajah adik kesayangannya itu lalu merapikan rambut yang menutupi wajah cantik Gracia.

"Hiks...hiks...,kak Mpen" Shani menjatuhkan tubuhnya di dalam pelukan Feni menangis sekencang-kencangnya dalam pelukan kakaknya.

"Ya Tuhan, hatiku bagaikan tersayat-sayat melihatmu seperti ini..." gumam Feni dalam hati. Mengetahui bahwa kakak dan adiknya memiliki hubungan membuatnya terpukul, membuatnya jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam karena perasaan yang baru saja ia sadari bahwa rasa itu adalah cinta harus terpaksa dia kikis.

"Apa yang harus aku lakukan kak, tolong katakan padaku apa yang harus Gege lakukan" ucapnya terbata-bata. Feni menatap wajah sendu sang adik dengan lembut, kembali ia ciumi seluruh wajah Gracia penuh kasih.

"Aku mohon jangan menyerah Gre, berjuanglah bersama ci Shani dan aku, aku akan selalu mendukung kalian" ucapnya dengan hati yang memilukan. Dia tidak bisa egois, walau hatinya hancur menerima kenyataan tentang hubungan mereka.


















































***













































Terlalu lama menangis membuat tubuh Gracia kelelahan ia pun tertidur di dekapan Feni yang membelai rambut Gracia, beberapa kali dia mengecup wajah gadis tampan itu. Kali ini existensi rasanya di biar kan tak terkontrol begitu saja. Ia hanya ingin membiarkan hatinya terbebas dari perangkap yang sedang ia buat untuk mengurung rasa itu tetap pada tempatnya.

Ich liebe dich [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang