Shani pov..
Aku memang melepas mu, tapi bukan berarti aku merelakan mu.
Tidak semudah itu perihal melupakan.
Bahkan kamu yang dulu selalu menyakinkan ku untuk berjalan bersamamu menapaki hubungan yang rumit ini.
Namun kini, kamu bahkan mendorongku agar aku tak lagi berada di jalan yang sama denganmu.
Perihal waktu memang tak bisa di tebak.
Perihal hati apa lagi.
Aku yang ditinggal pergi.
Akan tetap rela.
Tapi pada waktunya nanti.Dan itu bukan sekarang.
Dengan riang matahari menyapa. Kehangatan menembus sukma. Seperti senyuman mu yang takkan pernah ku lupakan. Kicau burung tak henti bersahut. Menyemangati jiwa yang padam. Hembusan angi menyelimuti jiwa. Dedaunan bergoyang dengan jenaka, mengingatkanku kembali akan lucunya tingkah laku kita yang kini hanya sebatas kisah lama.
Ku segarkan tenggorokan dengan secangkir susu coklat kesukaanmu, entah sejak kapan aku mulai menyukai hal-hal yang mengingatkanku akan dirimu. ku bangkitkan mood-ku dengan sekeping biskuit coklat.
Ku hempaskan nafas panjang. Ku coba bebaskan rasa sesak di dada. Ada rasa sakit di sana. Sakit yang tidak tahu apa. Seakan banyak anak busur bertebaran di kalbu.
Ku lantunkan musik relaksasi agar pikiran ini longgar.
Nol, zero, relax...Tak sengaja kulihat sebuah gambar sosok menawan di sana. Dengan senyuman khas. Canda yang lepas seakan mengajarkanku untuk bahagia.
Namun senyumannya kini bukan lagi untukku. Pada kenyataannya dia telah berlalu meninggalkan ku melewati masa sulit ini.
Dulu aku pikir
Hidup bersamaku adalah masa depannya
Ternyata itu hanya sebatas angan kuPerih di dada masih ku rasakan, kembali terasa begitu banyak kenangan indah bersamanya dan otakku selalu melayang ke sana
Seakan ingin mengulangnya....
Maka ku gali lebih dalam
Ada apa di balik pergi mu, apakah hanya alasan sederhana yang menyakitkan itu kau tega meninggalkanku?Dalam rasa gundah yang tak menentu. Ku coba tuk cari tahu dan kejut ku menyeruak di tiap nadi dan darahku..
Kanu kecup mesra dia di hadapanku
Kamu perkenalkan dia di depan papa dan mama sebagai kekasihmu...
Sebagai seseorang di masa depanmuGetir, pilu, seakan lemas seluruh badan. Seakan lautan dan banjir bandang menghempas ku. Mengombang ambingkan diri ini dengan tak tentu.
Dada sesak, kalbuku terkoyak parah.Ku turuni anak tangga menuju meja makan. Kini aku mulai berdamai dengan keadaan dan aku pun mulai terbiasa menikmati setiap luka dan kenangan yang datang silih berganti membuatku candu dalam menikmati setiap rasa sakit di hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ich liebe dich [HIATUS]
Roman pour AdolescentsKisah tentang seorang anak yg dipertemukan kembali dengan ibunya. Ibu yang mengajarkan ia apa itu luka dan kebencian. Akan kah ia berhasil membalaskan sakit hatinya atau kah ia malah terjebak di dalamnya??? Entahlah mari mencari tau lewat kisah Vien...