Luka terdalam

366 54 7
                                    












Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




























Author pov

Hari ini hujan turun, entah mengapa sore ini langit menangis setelah seharian ia marah dan membiarkan Matahari memanggang kulit manusia yang beraktivitas di bawahnya. Selintas pikiran Vienny tertuju padanya sosok gadis tampan yang beberapa hari ini tak kunjung di temui nya di taman. Gadis yang jadi alasan Vienny untuk mengunjungi taman tersebut tiap hari, namu sudah beberapa hari setelah pertemuan terakhirnya dengan gadis itu, dia sudah tidak pernah lagi melihatnya di sana. Tapi itu tidak membuatnya menyerah, Vienny selalu datang ke taman itu hampir tiap hari.

"Ah andai saja waktu itu aku bertanya siapa nama gadis itu" sesalnya saat ia baru menyadari ke kebodohannya waktu itu, yang tidak bertanya siapa nama gadis tampan yang berkali-kali bertemu dengannya.

"Lebih baik aku ke sana saja." gumamnya. Setelah berada di sana dia tak melihat sosoknya di sana. Hujan pasti telah membuatnya tak ingin berkunjung, kekecewaan lagi-lagi menghampiri diri Vienny kala itu.

Gracia duduk tertunduk di kursi ini sendirian dalam rintik hujan yang berusaha membasahi seluruh tubuhnya. Menyamarkan kesedihan dan air matanya di bawah hujan yang mulai deras itu.

"Hey..." seseorang memanggilnya, ia menoleh dan melihat sosok seorang gadis dengan payung yang tak asing baginya.

"Vie?" dia tersenyum menyembunyikan kesedihannya.

"Sedang apa kau di sini? Berharap pelangi muncul setelah hujan reda? Ucap Gracia lagi, ia pun tertawa kecut. Berusaha mengalihkan kegundahan di hatinya.

"Tidak, aku malah mengharapkan kehadiranmu." Vienny tersenyum dengan sangat tulus.

"Duduklah, aku sudah disini! Sekarang kamu mau apa setelah bertemu dengan ku? tanyanya dengan nada bercanda, namun sedikit senyuman kecil menghiasi wajahnya yang tegas.

"Hmm, mengajakmu melihat pelangi, walau hujan nantinya ga berhenti sampai malam hari. Bagaimana? Tanyanya lalu ia tertawa sendiri dengan ucapannya.

"Aku lebih ingin melihat senja ketimbang pelangi" Gracia terdiam, pandang matanya kosong kesedihan yang luar biasa mulai menghantuinya kembali.

"Senja telah tiba, dia melihat kita saat ini, kamu jangan bersedih senja tidak menyukai itu.." Vienny si gadis aesthetics tersenyum lalu tertawa, ah dia bahkan masih belum tahu siapa nama gadis yang menjadi lawan bicaranya ini.

"Gracia, namaku Shania Gracia Chaesar " ucap Gracia.

"Makasih Gre, sekarang aku bisa tidur dengan tenang karena aku sudah tahu namamu " ia menatap Gracia, mata keduanya pun saling bertemu membawa kisah dan ceritanya masing-masing.

























































Ich liebe dich [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang