Only Sad Ending
Season 2 - Chapter 04•
Budayakan Vote dulu sebelum baca
(◍•ᴗ•◍)•
"Kaulah yang akan kubunuh duluan." Ucap Gojo lalu turun dan menapak di tanah.
Namun Jogo dan Hanami tidak bergerak sama sekali. Tak ada satupun yang mengambil tindakan. Merasa diabaikan, Gojo melangkah mendekati mereka.
"Kenapa diam? Kalian menyuruhku untuk tidak kabur bukan?" tanya Gojo lagi.
Jogo langsung mrlayangka tinjuan ke arah Gojo, namun berhasil ditahan. Dengan lihai, dia memutar tubuhnya dan duduk dibahu Jogo. Tanpa ampun, dia mematahkan lengan kutukan tersebut.
Ketika Hanami hendak menyerang, Gojo menggunakan potongan lengan itu untuk menahannya sementara ia membiarkan Jogo kabur. Perlahan, dia mulai menyembuhkan tangannya sendiri seraya berlari menjauh dari kejaram Gojo.
"Dia mematikan tekhnik infinity nya dan sekarang dia mengincar Jogo! Aku akan memakai tekhnik kutukanku." Hanami menonaktifkan kemampuan penguatnya dan memakai energi kutukan untuk menyerang Gojo.
Menyadari sesuatu, Jogo berbaluk dan berteriak. "JANGAN MENONAKTIFKAN KEMAMPUAN PENGUATMU, HANAMI!"
Gojo segera berbalik dengan wajah luar biasa mengerikannya dan melompat ke tubuh Hanami dengan kedua tangan memegang dahan di kepalanya. Ia memegang erat dahan yang berguna sebagai mata itu.
"Aku dengar dari seseorang, kalau ini adalah salah satu titik lemahmu."
Dengan kejam, Gojo mencabut paksa dahan itu sampai benar benar lepas dari tubuh Hanami. Darahnya bercecer kemana mana, termasuk pakaian Gojo sendiri.
"Tebakanku benar, kau tidak bisa memakai Penguat dan Energi Kutukan di waktu yang sama." ucap Gojo lalu membuang dahan yang baru saja dia cabut.
Dari arah lain, Choso menyerangnya dengan tekhnik manipulasi darahnya. Gojo hanya meliriknya sekilas seraya mengamati Choso dengan cepat.
"Dia bukan kutukan... Oh, wadah lukisan terkutuk? Masuk akal."
Ditengah pemikirannya, Hanami dan Jogo menyerang pria tersebut dengan pukulan mereka. Namun Gojo sudah mengatkifkan mugen miliknya sehingga serangan kedua kutukan itu tidak berefek.
Jogo menggretak dengan menjauh lalu mencabut salah satu kepala manusia di Shibuya, untuk memprovokasi Gojo.
"Hei, Gojo Satoru! Lihatlah ini!"
BLAMM!!!
Iris merah Jogo bergetar pelan, menatap dinding jalur kereta yang retak parah dengan darah ungu berceceran. Darah itu berasal dari tubuh rekannya, Hanami yang baru saja dimusnahkan Gojo dengan begitu mudahnya.
Ia menjauhkan kedua tangannya dari tembok laku menoleh sedikit ke arah Jogo dengan tatapan membunuhnya. Iris biru langitnya tak lagi menunjukkan tatapan ramah dan ceria seperti biasa.
Melainkan tatapan penuh amarah, kekesalan dan perasaan membunuh yang menggelora.
"Berikutnya?"
• • •
20.51 am...
Stasiun Meiji Jingumae, pintu keluar 2.
Tim : Mei Mei, Ui Ui, Yuuji."Ini adalah gambaran tudung yang menjebak para warga di Shibuya. Lalu didalamnya, ada tudung lagi yang menghalangi para Shaman masuk." jelas seorang manager pada ketiga orang di depannya. "Kemungkinan besar, tudung ini dikhususkan untuk Gojo-san."
"Tudung ini pula nampak sangat kuat. Jadi, pembuatnya bukanlah sembarang orang." lanjutnya.
Ia mengangkat pulpen lalu menunjuk ke antara tudung penjebak warga dan penghalang Shaman. "Diantara kedua tudung ini, sudah dpastikan ada roh kutukan yang berkeliaran. Dan juga... Ugh... Bagaimana aku mengatakannya..."
Mei mei tersenyum. "Tak masalah. Katakan saja."
Manager itu menatap Yuuji lamat lamat barulah ia menghela nafas. "Diantara kedua pembatas itu, mungkin ada juga manusia yang diubah paksa menjadi roh kutukan." ucapnya pelan.
Sosok kutukan berbentuk manusia dengan wajah tambal sulam, seketika masuk ke ingatan Yuuji sebagai daftar orang yang harus dia musnahkan. Wajahnya langsung menunjukkan emosi yang meluap luap.
Bagaimana tidak? Dia baru saja memiliki teman sebaik Junpei.
Eh dijadikan Kodok Zumba sama Mahitod.
"Baiklah, aku mengerti. Kami pergi sekarang."
Mei mei melempar senyum kepada manager itu lalu pergi ke pintu masuk menuju stasiun. Ia berhenti sejenak lalu mengminjam pengelihatan dari para gagak kirimannya ke bawah.
Beberapa menit berlalu, membuat Yuuji agak kesal. "Hei, kapan dia selesai? Kita kehabisan waktu!"
Ui ui menempelkan jari telunjuknya ke bibir, memberi isyarat pada Yuuji untuk diam. "Shh, diamlah. Kakak sedang fokus berbagi pengelihatan dengan para gagak."
"Aku tidak keberatan. Itu tidak mengganggu ku." Balas Mei mei mendengar percakapan adik dan muridnya itu.
Tak lama kemudian, dia membuka matanya sembari menggoyangkan kapak raksaksa nya. "Baiklah, aku sudah paham bagaimana."
Mei mei menoleh ke belakang, menatap Yuuji dalam. "Itadori-kun, kamu memilih untuk melawan puluhan manusia mutan, atau 1 roh kutukan yang kuat?"
Membaca ekspresi Yuuji, Mei mei sudah tau kalau dia tentu memilih opsi kedua.
"Ini hanya tebakan, para manusia mutan berkeliaran dimana mana. Karena itu, kemungkinan para warga turun ke B5F untuk menyelamatkan diri dari mereka."
"Lalu, gagak ku diserang diantara B1F dan B2F. Pasti si pemilik tudung ada disana."
"Baiklah... Sepertinya orang itu ada disana." Tentu orang yang dimaksud Yuuji adalah Mahito.
Sesi diskusi berlanjut hingga 8 menit lamanya. Hasil final adalah Mei Mei pergi ke arah jalur masuk 7, sementara Yuuji ke jalur masuk 2. Ia turun pertama untuk memusnahkan si penjaga, dan menaikkan tudung untuk memudahkan mereka melakukan serangan.
Baru beberapa langkah ia turun ke lantai bawah, dia sudah diaambut sosok kutukan berbentuk belalang, tengah memakan kepala seorang warga disana.
"Apa kau lihat lihat!?" idih sewot bener:)
"Hei... Kau tau kutukan dengan wajah dijahit?" tanya Yuuji tanpa basa basi. Kutukan itu nampak masih berusaha memahami perkataannya. "Maksudku... Dia memiliki banyak jahitan di wajahnya dan juga di lengannya."
"Aku nggak bodoh! Aku tau itu, karena aku pintar!" balas kutukan itu dengan sedikit berteriak. Lalu ia menunjuk ke bawah. "Mahito ada di bawah. Aku diminta menjaga tudung disini."
"Tudung?" Iris cokelat Yuuji menjelajah ke sekitar area itu untuk mencari tudung yang dimaksud dan dia menemukannya.
Paku berbalut segel di belakang samping kanan kutukan belalang itu.
"Disana rupanya. Aku mengerti. Aku hanya perlu menghancurkannya kan?"
Kutukan belalang di depan Yuuji berdiri dan mulai berceloteh tidak jelas.
"Manusia... Yang sudah bermutasi... Rasanya jadi aneh. Aku tau... Karena aku pint---BUAGHHH"
Belum tuntas berbicara, Yuuji memukul telak wajah kutukan itu. Dengan wajah tidak bersahabat dan penuh amarah, dia membalas perkataan kutukan belalang tersebut.
"Berhenti bersikap seperti itu, berdebah. Atau kubunuh kau." ucap Yuuji penuh penekanan. Dia kesak dengam perbuatan mereka terhadap manusia yang semena mena.
"Kau bodoh ya? Kau... Pasti tak tau kutukan apa aku ini!!" bentak si korban pukulan.
Refleks, Yuuji memasang wajah bingung dengan sebelah alia terangkat naik. Posisinya masih memasang kuda kuda dengan dua tangan mengepal di depan. "Huh? Kau itu kutukan belalang, kan?"
"D-dia... Ternyata pintar!!"
• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Sad Ending • JJK Fanfiction
Fiksi Penggemar"Cinta adalah kutukan paling sulit diakhiri, dan bodohnya aku melakukan hal itu." - Gojo Satoru "Menyukaiku bukanlah kesalahan, Satoru. Tapi dunia saja yang salah memandang kita." - Zen'in Yuri "Apa ini harus diakhiri? Mengapa?" "Karena aku tau. Mes...