15

2.4K 221 16
                                    

 "Langsung ke sini?" 

Airi terkejut melihat kedatangan sahabatnya, tepatnya Cyra baru kembali dari Semarang untuk menghadiri resepsi pernikahan Abhie dan Sofia.

"Mukanya biasa aja," tegur Cyra setelah dipersilakan masuk. 

"Rere belum datang?" Cyra tidak melihat tanda-tanda keberadaan temannya.

"Kalian janjian?" 

Cyra mengangguk. "Feni juga."

"Ada masalah apa, kok janjian ketemu di sini?" Airi penasaran.

"Mereka yang pengen ketemu aku ikut aja." 

"Siang tadi aku ketemu Rere, dia nggak bilang apa-apa." Airi memperhatikan Cyra, mungkin ada sesuatu yang sedang direncanakan tapi dia sendiri tidak mengetahuinya. "Ada hubungan pernikahan mas Abhie?"

"Kenapa berpikir ke situ?"

"Ya aneh saja, lagian setiap ketemu selalu nanyain hubungan Sofia dan mas Abhie." karena Rere baru tahu soal hubungan calon pengantin itu lewat undangan sedangkan mereka sudah terlebih dulu tahu beberapa bulan yang lalu.

Cyra tidak ingin membahas dua orang itu lagi, dia mau datang karena Rere juga kedua temannya yang lain mau bertemu dengannya.

"Mereka sudah memilih kita hanya perlu mendoakan."

"Aku tidak mendengar ketulusan, tapi akan kulupakan kata-katamu." Airi berdehem mengabaikan tatapan Cyra.

"By the way mau minum apa?"

"Tunggu yang lain dulu." 

Airi menyetujuinya, karena masih ingin memperhatikan Cyra gadis itu duduk berhadapan dengannya.

"Kamu pulang dua hari menjelang hari H, aku tidak boleh curiga?"

Bukan tidak tahu kemana arah pikiran Airi tapi jujur Cyra sedang tidak ingin membahas, begitu juga kalau teman yang lain datang menyinggung soal calon pengantin.

"Mungkin ada sesuatu," kata Airi lagi masih melihat temannya.

"Tidak ada apa-apa, selama aku di sana mas Abhie juga sering datang." mereka baik-baik saja itu yang ingin dikatakan Cyra.

"Oke, bagaimana dengan Sofia?"

"Terakhir bertemu di hari lamaran." Cyra tidak menceritakan dengan detail, ia sudah melupakan semua yang telah terjadi.

"Artinya kalian belum bicara sebagai ipar."

Cyra tidak terlalu memikirkannya, dia tidak tinggal di Jakarta Jadi tidak perlu melihat wanita itu.

"Kalian akan tinggal satu rumah, pasti risih setiap kali berpapasan."

"Aku di Semarang." Cyra mengoreksi kalimat Airi.

"Sesekali kamu akan pulang, mau tidak mau kalian akan bertemu."

Cyra tidak berpikir untuk menghindari Sofia, hanya saja tidak ada kepentingan untuk bertemu calon istri Abhie. 

"Mungkin." karena seperti kata Airi, mustahil untuk memprediksi pertemuan mereka karena keadaan cukup mendukung lantaran tinggal bersama di bawah satu atap.

"Yang kuharap, kalian bertemu dan berbicara sebelum dipertemukan dalam acara resmi."

"Tidak perlu." sudah dikatakan, Cyra tidak memiliki masalah dengan wanita itu terlepas masa lalu mereka yang sempat membuatnya terluka.

Airi menarik nafas dalam dan mengembuskan kuat tapi sama sekali tidak menarik perhatian Cyra.

"Benar, melihatmu yang sekarang ditambah sikapmu seperti itu kamu bisa menghadapinya. Semoga saja ketakutanku tidak terjadi."

Balada Cinta Saudara AngkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang