Chapter 14 : Ruse

4.5K 783 677
                                    

Vote & komen atau gw unpublish 👺🔪🔪🔪

Btw yang belum follow Zio kuyy follow dulu 😗😗

Selamat membaca~

• Chapter 14 : Ruse •

"Of course. Let's move to private room."

Setelah mengatakannya, Chanyeol turun dari kursinya. Berjalan lebih dulu ke meja resepsionis untuk mereservasi satu kamar hotel yang baru. Margaret yang mengikuti di belakangnya tersenyum puas dengan itu, dengan senang hati langkahnya terasa ringan kala mengikuti langkah lebar Chanyeol masuk kedalam kamar hotel.

"Let's get started." Chanyeol membuka 2 kancing kemeja teratasnya, memperlihatkan sepasang tulang selangka serta dadanya yang seksi hingga Margaret menjerit kegirangan dan langsung melompat ke pelukan Chanyeol, merapatkan pria besar tersebut ke dinding dan menghirup aroma maskulinnya dalam-dalam sambil sesekali menciumi dada pria itu.

Ekspresi Chanyeol tetap sama, datar dan sulit ditebak. Dia hanya memperhatikan gerak-gerik Margaret yang senantiasa berusaha memberikan rangsangan pada tubuhnya.

Margaret terus mendekatkan tubuhnya pada Chanyeol, lalu saat berpikir Chanyeol tengah lengah, wanita itu mengeluarkan pisau yang selama ini dia sembunyikan di balik dress nya dan berusaha menikam Chanyeol.

Namun siapa sangka Chanyeol telah mengetahui niatnya sejak awal dan berhasil menggenggam mata pisau yang nyaris menusuk perutnya tersebut hingga kini tangannya terluka dan berlumuran darah.

Wanita itu terkejut bukan main, berusaha menarik pisaunya dari genggaman Chanyeol, namun Chanyeol lebih kuat sehingga pisau itu tak berhasil ia tarik kembali. Menyadari aksinya telah gagal, Margaret mendorong Chanyeol dan berlari menuju pintu untuk kabur. Nahas, Chanyeol lebih cepat dan menusuk bahunya tanpa ampun sampai-sampai wanita itu menjerit kesakitan.

"Siapa yang mengirimmu?" Tanya Chanyeol tanpa melepaskan genggamannya pada gagang pisau yang kini tertancap sepenuhnya pada bahu Margaret yang jatuh tersungkur ke lantai.

Ketika wanita itu tak memberikan jawaban dan hanya berteriak kesakitan, Chanyeol tanpa ragu menarik pisaunya dan beralih menusuk leher wanita tersebut tepat pada urat nadinya hingga darahnya terciprat ke lantai, baju, bahkan wajah Chanyeol.

Ekspresi Chanyeol yang dingin dan tak berperasaan saat membunuh Margaret membuatnya terlihat seperti seorang psikopat saat ini.

Setelah memastikan Margaret tak bernyawa lagi, Chanyeol berdiri dan menatap luka sobek di telapak tangannya. Tanpa mengeluh atau sekedar mengekspresikan rasa sakit, Chanyeol justru mengambil ponselnya dengan tangan lain yang tidak terkotori oleh darah, lalu menelpon Zico.

"Kamar 104. Bersihkan dengan benar. Dan bawakan aku baju ganti."

"Yes, Master."

Sekali lagi Chanyeol menatap mayat segar Margaret yang terbujur kaku didekat pintu sebelum melangkah ke kamar mandi dan membilas tubuhnya yang kotor. Kotor karena darah dan kotor karena bekas cumbuan Margaret yang membuatnya jijik. Sejak awal ketika wanita itu mendekatinya, Chanyeol sudah tahu bahwa wanita itu berniat membunuhnya. Hawa membunuh wanita itu sangat kuat dan dapat dia rasakan meskipun wajahnya penuh dengan senyum dan godaan.

Chanyeol muak dengan semua ini. Muak juga dengan tangannya yang terus berlumuran darah orang lain dari hari ke hari. Dia membunuh bukan karena dia menyukainya, tapi karena itu adalah sebuah keharusan untuk bertahan hidup.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Chanyeol keluar dari kamar mandi dan mendapati orang-orangnya tengah membersihkan mayat Margaret. Zico juga disana, duduk di sofa dan langsung berdiri begitu melihat Chanyeol yang baru keluar dari kamar mandi dengan bathrobe nya.

Missouri (ChanBaek) | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang