Alona :
Don't worry, aku
sudah ada tebengan
buat pulang.Dennis :
Baiklah, kalau begitu.
Kemudian, kabari aku jika
kamu sudah sampai.Alona :
Amit-amit-_-."Den, are you okay?"
Pertanyaan itu membuat Dennis mengangkat wajahnya, ia pun segera melepaskan ponsel dari genggamannya.
Meletakan benda pipih itu di atas meja, tangan Dennis bergerak meraih tangan wanita pemilik senyum menawan di hadapannya.
"Sorry, aku nggak bermaksud ---" kata Dennis meminta maaf.
"Nggak apa-apa. Aku paham, kok," potong wanita itu maklum.
"Kamu sempetin beli kue?" Pandangan Dennis berpindah pada satu box kue di atas maja
"Iya, dari dulu kamu suka makanan manis, kan. Kebetulan, tadi aku mampir dan sekalian beli buat kamu." Wanita itu menjawab hangat, seraya mengusap punggung tangan Dennis.
"I love you," kata Dennis tiba-tiba. Tidak ada angin, ia tiba-tiba ingin melontarkan kalimat sweet tersebut.
"I love you too."
Mendengar jawaban itu, senyum di bibir Dennis merekah sempurna. Ia beranjak dari tempat duduknya. Bergerak manuju wanita cantik yang terlihat fokus memotong kue.
"But, I love you more, Bella." Dennis memeluk wanita bernama Bella itu. Sembari, menghirup aroma khas apel dari rambut milik Bella yang terikat.
Dennis membenamkan kepalanya pada bahu Bella.
"Manja banget, sih! Ini makan kue dulu ...." Bella memutar tubuhnya menghadap ke arah Dennis, mereka berpandangan satu sama lain.
Tatapan dalam itu, membuat senyum di bibir mereka merekah sempurna, di fase ini Dennis merasa dirinya adalah pria paling bahagia di dunia.
Dennis berharap, waktu berhenti di sini. Hingga, moment langka ini bisa abadi selamanya.
Satu kecupan mendarat di bibir Bella.
"Aku malah pengen makan kamu sekarang!" balas Dennis bersikap manja, dengan gerakan cepat ia berhasil menggigit ujung hidung Bella.
Tangan Bella bergerak menampar pelan wajah Dennis.
"Jangan macam-macam! Aku di sini sebentar, aja!"
"Kita juga bisa lakuin itu sebentar aja, ayo berkeringat bersama ...."
Mengabaikan permintaan Dennis, Bella berjalan menjauh sambil menatap jam di pergelangan tangan.
"Aku harus balik sekarang, Den. Kuenya jangan lupa dimakan, ya."
Dennis menyusul Bella, tepat setelah Bella membuka kunci apartemen.
Dennis menahan lengan Bella, ia masih belum siap berpisah lagi dengan wanitanya.
Lagipula, Bella baru mampir sebentar. Rasanya, tidak adil jika wanita itu pergi begitu saja.
"Kamu serius pergi begitu aja?"
"Iya, soalnya ini udah lewat jam malam aku."
"Aku tahu, tapi bisakah kamu tinggal sedikit lebih lama lagi?" pinta Dennis penuh harap.
"Nggak bisa, Den. Kamu tahu, kan? Suamiku itu orangnya seposesif apa?" Bella menatap Dennis berat, ia pun merasakan hal yang sama. Ingin tinggal sedikit lebih lama, namun keadaan melarangnya untuk melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Alona (SUDAH TERBIT)
Romance[Juara 3 dalam writing marathon challenge with Cakra Media Publisher] *** Alona diibaratkan sebagai ratu es di sekolah, ia punya segudang prestasi, populer serta wajah yang cantik. Dengan keunggulannya itu, banyak yang menyukai dan cemburu pada Alon...