"Wah, filmnya bagus banget." Evelyn menyeka air mata yang telah kering di ujung matanya.
Tidak sia-sia ia menonton film berdurasi hampir dua jam itu. Itu adalah karya seni yang luar biasa indah, dan mengocok emosi penonton.
Alona menatap punggung Evelyn, gadis cantik dan ceria itu berjalan lebih dulu menuju parkiran.
"Kamu suka filmnya?" tanya Dennis, ia bahkan meraih tangan Alona lalu menggandengnya mesra.
Apa-apan ini! Mata Alona membulat, ia mencoba menepis kasar pegangan Dennis namun tidak berhasil.
"Biasa aja," jawab Alona malas.
Pupil mata Alona bergerak diam-diam, melirik Dennis sekilas. Jujur, ia penasaran reaksi Dennis terhadap artis bernama Rabella Arini yang membintangi film tersebut.
"Apa hati lo sekarang sedang berdebar kencang?" tanya Alona dalam hati.
"Berarti emang benar selera film kamu buruk, Al." Dennis menyahut sambil menatap Alona tenang.
Mengabaikan Dennis, Alona mempercepat langkah kakinya menyusul Evelyn yang telah tiba lebih dulu.
Ia segera masuk ke ke dalam mobil saat Dennis melepaskan genggaman tangannya.
"Ibu kok duduk di belakang?" tanya Evelyn sedikit terkejut saat Alona sudah berada di sampingnya.
Dennis masuk ke dalam mobil, menoleh sebentar pada Alona.
"Kamu nggak mau duduk di samping aku?"
"Nggak."
Evelyn cekikian seorang diri, "Kalian lagi berantem?"
"Nggak," jawab keduanya kompak.
Mendengar hal itu, Evelyn hanya ber-oh ria. Mencoba memahami situasi.
Selama perjalanan Evelyn terus menerus berbicara seorang diri, mengulas film itu lagi dan lagi tanpa bosan.
Alona hanya berdiam diri, menatap ke luar jendela sambil memikirkan cara agar ia bisa lepas dari Dennis.
Beberapa saat setelahnya, senyum jahat di bibir Alon mekar dengan sempurna.
"Kalau hubungan gelap Dennis dan Bella terealisasikan ... itu artinya, gue nggak akan jadi tunangan Dennis lagi?!" batin Alona berteriak, ia sudah menemukan solusi sekaligus rencana yang harus ia lakukan saat ini.
Tubuh Alona bergeser, pandangannya menatap Evelyn penuh rencana. Langkah awal, Alona harus mencari tahu siapa rivalnya, yaitu Rabella Arini.
Caranya? Tentu saja, bertanya langsung pada fans artis cantik itu.
"Evelyn ...."
"Iya, Bu?"
"Kamu serius fansnya Rabella Arini?"
Mendengar pertanyaan itu, pupil mata Evelyn berbinar terang.
"Iya, Bu. Saya fans banget sama Kak Rabella dari SMP. Lagian nih, Bu ... cantiknya Kak Rabella itu selalu paripurna dan mewah gitu."
Alona hanya mengangguk pura-pura setuju. Tapi, ia akui bahwa wajah cantik selingkuhan Dennis itu memang berada di level kelas atas.
"Kamu pernah ketemu sama dia?" tanya Alona mencoba mengorek informasi.
"Pernah beberapa kali, waktu dia ngisi beberapa acara di statiun tv kami. Dia ramah dan humble banget, loh, Bu."
"Iya, lo kelihatan tergila-gila sama dia. Persis kek Dennis, kakak lo. Cocok sih, adik-kakak begini. Dan, emang seharusnya dia yang jadi kakak ipar lo, bukan gue!" kata Alona nyinyir dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Alona (SUDAH TERBIT)
Romance[Juara 3 dalam writing marathon challenge with Cakra Media Publisher] *** Alona diibaratkan sebagai ratu es di sekolah, ia punya segudang prestasi, populer serta wajah yang cantik. Dengan keunggulannya itu, banyak yang menyukai dan cemburu pada Alon...