Alona mencerna baik-baik ucapan Evelyn. Pertemuan mereka berlangsung singkat dan cepat.
Wajah cantiknya menekuk, ia cemberut. Mengingat kembali kejadian hari itu.
Bagaimana bisa, Evelyn memperlakukannya seperti itu setelah apa yang ia lakukan?
Alona bahkan datang jauh-jauh karena tangis gadis SMA itu dan bahkan menemani Evelyn sampai tangisnya reda.
"Aku akan ... membantu Ibu untuk bisa putus dan membatalkan pertunangan dengan Kak Dennis."
"Kenapa?" Alona penasaran dengan alasan Evelyn yang tiba-tiba ingin membantunya.
"Karena aku merasa Bu Alona nggak cocok buat Kak Dennis!"
Alona membeku di tempatnya saat itu juga, kaget mendengar alasan Evelyn yang sungguh tidak logis.
Tapi, terserah ... yang penting ia punya teman untuk mendukungnya agar bisa terlepas dari Dennis.
Apapun alasannya, Alona berusaha tidak ambil pusing. Kini, tujuannya semakin dekat di depan mata.
***
Setelah berhari-hari. Tidak ada yang berbeda, semua sama seperti sebelumnya.
Dennis menghentikan mobil, masuk ke dalam kediaman keluarganya. Melihat tidak ada respon dari Alona, ia yakin bahwa Evelyn tidak bercerita tentang apa yang ia lihat pada Alona.
Dengan hati-hati, Dennis mengetuk pelan pintu kamar sang adik.
"Evelyn, ini gue Dennis ... apa boleh gue masuk?"
"Hmm."
Dennis menghampiri Evelyn yang sedang duduk di tempat tidur sambil membaca novel.
"Lo belum cerita sama Alona?"
Evelyn menutup bukunya kasar. "Belum!" katanya tidak ramah.
Dengan wajah meminta belas kasihan, Dennis menghampiri sang adik, mengambil posisi duduk di tepi ranjang. Ia mengusap kepala Evelyn lembut.
"Apa bisa lo kayak gini aja, Evelyn?"
"Kayak gimana?" sinis Evelyn.
"Tutup mulut tentang apa yang lo lihat hari itu ---"
"Gue akan tutup mulut, asal lo tinggalin Bu Alona!" potong Evelyn cepat.
"Evelyn!" tegur Dennis, mendengar hal itu ia jelas tidak terima.
"Lo nggak cinta sama dia, Kak! Lo berkhianat dari Bu Alona, dan lo diam-diam punya Kak Bella di belakang kita semua. You're so fucking crazy, and I hate you," maki Evelyn, tanpa sadar ia melempar novel ke wajah Dennis.
"Evelyn, sebenarnya gue ...." Dennis menggantung kalimatnya. Ia menatap Evelyn bimbang. "Gue pikir, gue nggak bisa ninggalin Alona."
"Udah gila lo, Kak! Lo mau selamanya kayak gini. Parah, gue nggak habis pikir sama jalan otak lo!
"Beri gue waktu berpikir, tingkah lo yang kayak gini malah bikin gue bingung."
Suasana memanas di antara kakak beradik itu. Evelyn menatap Dennis penuh kebencian. Namun, Dennis masih berusaha untuk menjadi sosok kakak yang dapat diandalkan dan mendapat kepercayaan Evelyn.
"Lo hanya punya dua pilihan, tinggalin dia atau Bu Alona?!" Evelyn memberi saran dengan suara lantang.
"I CAN'T!" balas Dennis cepat.
"Lo mau poligami? Apa lo masih belum sadar aja, kalau misalnya selingkuhan lo itu istri orang, istri sepupu lo sendiri! Hubungan keluarga kita udah nggak baik sama Kak Jefri dan Om Rudi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Alona (SUDAH TERBIT)
Romance[Juara 3 dalam writing marathon challenge with Cakra Media Publisher] *** Alona diibaratkan sebagai ratu es di sekolah, ia punya segudang prestasi, populer serta wajah yang cantik. Dengan keunggulannya itu, banyak yang menyukai dan cemburu pada Alon...