"heyy Nami itu terlihat cantik untukmu" puji Robin
Nami tersenyum cerah pada Robin lalu kembali ke arah cermin menatap penampilannya dengan puas. Baju dengan belahan dada 'V' lalu dipadukan dengan celana hotpants dan rambut yang disanggul, oh ya jangan lupakan sendal tumit tajam bertali, sangat sempurna untuk jalan-jalan menelusuri pulau musim panas yang baru mereka datangi tadi.
Nami meraih lipstiknya untuk polesan terakhir, ia melirik wanita di belakangnya yang sedang memilih pakaian untuk ia pakai
"Pakaian biru itu bagus untuk kencan di pinggir kolam" saran Nami sembari terkikik.
Robin sedikit tersipu oleh saran Nami, baju biru itu memang pilihan yang tepat untuk tema musim panas pulau ini, apalagi itu cocok untuk kencan bersama si tukang kayu berambut biru itu.
"Ya, kupikir aku harus mengambil saranmu Nami, fufufu" setelah itu Robin pergi ke toilet untuk mengganti pakaiannya.
Dan Nami pergi ke luar kamar, dan pergi ke arah teman-temannya berkumpul. Ia tersenyum saat semuanya memujinya dengan pakaian itu, seperti biasa sanji selalu mengelilinginya dengan mata hati dan darah yang mengalir di hidungnya.
"Awww kau terlihat cantik Nami..." Sahut Franky, Nami tertawa kecil
"dan... Kau pasti tak sabar untuk melihat penampilan Robin, dia sudah sangat siap sekarang" ucap Nami sembari mengedipkan sebelah matanya, Franky tersipu.Nami menoleh pada Chopper "Chopper, kau ingin membeli peralatan obat bukan? Ayo kita berangkat bersama, kebetulan aku juga butuh bantuanmu" tawar Nami
"Yeah aku akan ikut! Kudengar disana juga banyak yang menjual permen kapas, kuharap aku bisa membeli banyak permen kapas" jawab Chopper, Nami tersenyum
"Ooh yaa Luffy ussop kalian bermainlah, jangan sampai kalian membuat kekacauan disana, sanji-kun dan Brook kalian bisa ikut dengan mereka" seru Nami
"Yahooouu, petualangan!!" Pekik Luffy senang diikuti ussop
"Baik Nami-swann kau bisa mengandalkanku~" sahut sanji
"Baik Nami-san" sahut Brook."Robin dan Franky kelompok khusus kali ini, dan jangan sampai kalian terganggu. Nikmatilah waktu kalian dengan santai~" goda Nami seraya menatap pasangan itu, Robin tertawa kecil sementara Franky masih tersipu.
"Nahh sekarang kita kehilangan satu orang lagi" dengus Nami, ia menatap ke sekeliling kapal dan memanggilnya
"Oy oy santailah sedikit penyihir" dengkurnya seraya menguap.Nami menyipitkan matanya, "aku tidak bisa santai ketika semua orang akan pergi dan kau bisa saja hilang saat mencari semua orang" Zoro mendengus lalu ia memperhatikan penampilan Nami, ia menatap datar ke arahnya membuat Nami menaikan alisnya bingung saat Zoro balik lagi kedalam dan kembali keluar membawa sebuah papan, Zoro mendekatinya dan menunjukan papannya pada Nami
"Bagaimana bisa kau memakai baju yang begitu terbuka, pakailah ini. Atau orang-orang akan terus melihat dadamu yang terbuka" kata Zoro tegas, Nami terperangah ketika melihat tulisan di papan itu
'Jangan lihat aku, aku adalah kekasih dari pendekar kuat, roronoa Zoro yang kuat! Jika kau berani menatapku Roronoa Zoro akan datang untuk membelahmu jadi dua!'
Begitulah kata-kata yang tertulis didalamnya. Sementara semua orang yang dibelakang nya terkikik melihat Zoro begitu pada Nami. Mulut Nami terbuka lalu tertutup kembali, ia seperti ikan koi yang sedang menatap kebodohan seseorang.
"Aku tidak ingin memakainya!! Itu- itu terlalu memalukan!" Pekik Nami
"Pakai! Atau kau tidak akan pergi kemanapun kali ini"
.
Nami merengek keras dan kabur tapi Zoro menahannya. Setelah perdebatan yang melelahkan akhirnya Nami bisa pergi bersama Chopper dan Zoro tentunya.Nami menunduk, wajahnya memerah malu. Ia menahan geraman ketika Zoro dan chopper bisa bisa bersenang-senang dengan bebas.
"Kau.... Kau tidak bisa melakukan ini padaku Zoro!!!" Pekik Nami membuat langkah mereka terhenti.
Zoro dan Chopper menoleh pada Nami, Nami tertinggal di belakang mereka dengan tangan yang menutupi wajahnya. Nami benar-benar menjadi pusat perhatian karena papan yang tergantung di lehernya, Zoro dan Chopper saling melirik,
"Zoro, lepas papannya, Nami benar-benar kasihan" iba Chopper namun masih di sela-sela kunyahan permen kapasnya. Zoro menghela nafas, dia menghampiri Nami diikuti Chopper, lalu saat dia ada dihadapannya Zoro menarik tangan Nami, dengan perlahan wajah nami mulai terlihat lengkap dengan semburat merah yang menyala! Entah karena emang itu musim panas atau karena papan memalukan yang tergantung di lehernya. Zoro menahan tawanya ketika melihat mata Nami berkaca-kaca. Zoro melepas papan itu lalu membuangnya lalu ia langsung mendapatkan pelukan dari Nami. Nami terisak di dadanya masih malu karena sejak turun dari kapal papan itu tergantung dan ia benar-benar menjadi pusat perhatian dan bahan tertawaan.
Chopper naik ke pundak Zoro lalu menepuk Nami. Nami menoleh padanya masih dengan berkaca-kaca,
"Nami, Zoro tidak bermaksud seperti itu jika kau menangis seperti ini liburan musim panas kita akan menjadi tidak menyenangkan. Jangan menangis Nami" bujuk Chopper, Nami mengangguk dan menepuk wajahnya sendiri dengan pelan dan berkali-kali untuk meredam rasa malu nya, Chopper pun menarik tangannya dan mereka jalan duluan, Zoro mengikuti mereka di belakangnya."Hey tunggu!" Seru Zoro di belakang.
Nami dan Chopper menoleh kebelakang.
"Hmph! Jalan saja sendiri, aku tidak peduli kau tersesat kemana, aku akan pergi dengan Chopper saja!" Ujar Nami angkuh seraya membawa Chopper pergi dari sana.
"Ha? Kenapa Nami marah seperti itu?" Zoro bertanya dengan bingung. Dia menggaruk tengkuknya dan berjalan mengikuti mereka dari belakang.
Tentu itu pilihan yang buruk karena dalam sekejap, Zoro tersesat entah kemana seperti yang Nami bilang. Meskipun begitu Nami tidak akan khawatir karena....
"Tuan, apakah anda mencari wanita bernama Nami?" Tanya orang asing padanya, dia menoleh dan menyipit curiga namun ia harus jujur karena tak ingin terus berjalan di jalan yang seperti labirin ini walau jalan terbilang lurus dan hanya satu arah.
Kemudian orang asing itu tersenyum geli dan menunjuk dimana Nami berada. Dia menganga kaget, secepat itu Nami ditemukan? Pikirnya bingung.
"K-kenapa kau tahu aku sedang kebingungan?" Tanya Zoro kaget.
"Karena tulisan di belakang baju mu mengatakan itu!" Jawab orang asing itu seraya terkekeh geli.
Zoro dengan cepat langsung menengok ke belakangnya, dan mengambil kertas yang tertempel di punggungnya, disana tertulis.
'aku sedang tersesat, jadi tolong Carikan aku wanita berambut Oren, itulah Nami si kucing pencuri dan aku adalah budaknya! Nami akan mengamuk jika aku tak ditemukan'
Dengan cepat rasa malu dan semburat merah merayap di wajahnya. Kini wajahnya pucat pasi dan full memerah cerah.
Kemudian saat ia melihat ke arah Nami lagi. Disana Nami sudah melambaikan tangannya seraya tersenyum licik. Ia tahu itu. Nami amat licik hingga membalas dendamnya dengan yang serupa. Tapi ia yakin ini hanyalah permulaan balasan dendamnya. Nami akan melakukan hal yang lebih dari ini untuk meredakan rasa malunya tadi.
Dia berjalan cepat menuju Nami dengan wajah masih memerah namun ia harus menahan ekspresi wajahnya yang datar.
"Memalukan" secara berulang ia mengatakan hal itu berkali-kali.
Saat sudah di hadapan Nami, rasa malu jatuh di kepalanya membuatnya hanya memeluk Nami dan bergumam di ceruk leher Nami.
Chopper dan Nami hanya bisa tertawa geli saat Zoro amat merah dan malu.
"Kau merasakan apa yang kurasakan, Zoro?" Tanya Nami geli dan licik. Zoro tak bisa menjawabnya lagi. Ia hanya ingin masuk ke lubang dan tak pernah keluar hingga bertahun-tahun saking malunya.
******
Aduhh lama banget ga up wkwk, sorry gaiss gue lagi nulis cerita yang lainnya dan lagi seleksi draft yang mau dibenerin dan di post nanti. Kali ini satu dulu aja, itung aja sebagai thr wkwk. Dan ini tuh kalau ga salah gue ambil referensi nya dari salah satu fanart.Gue mengucapkan minal aidzin wal faizin bagi yang merayakan semuanyaaaa 😙🙏
Yang mau adu THR di komen juga boleh awokwok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Dream - zoroxnami
FanfictionKumpulan one shoot Zoro x Nami! One piece hanya milik oda! Warning ; beberapa oneshoot mengandung lemon (18+) - T A M A T -