"Apa kau yang telah membuat navigator ku menangis?" Tanyanya dengan gerakan rendah sekaligus tatapan mata yang mengimintidasi dua orang di hadapannya. Tangan miliknya mencengkram kuat kerah baju milik orang tersebut.
"M-maafkan aku! A-aku tak sengaja! Sungguh!!" Orang itu berseru ketakutan saat melihatnya mengangkat sebuah tongkat kayu.
Seringai jahat di bibirnya muncul dengan lebar "kau tahu? Aku tidak suka ada orang yang mengganggu orang-orang di sekitarku termasuk navigatorku" ujarnya dengan kilatan mata tajam yang amat marah.
Orang dihadapannya sudah bergetar ketakutan dan hanya bisa menutup matanya sambil meringkuk untuk menerima pukulannya. Ia hanya terkekeh seram sambil mengikatkan bandana di kepalanya, begitu ia mengangkat tangannya, kerah baju belakang miliknya tertarik dengan cukup keras untuk menjauh agar ia tidak jadi memukul orang malang tadi.
"Sudah cukup!"
"Hah...?" Ia menggeram kesal dan sangat marah ketika kesenangannya di ganggu.
"Kau pergilah!" Ucap seseorang itu yang membiarkan orang malang tadi mengangguk dan segera lari terbirit-birit walau setengah tubuhnya telah lebam-lebam karena di pukuli."Sudah kubilang agar kau tidak berkelahi di sekolah!" Sembur seseorang itu, ia mendatarkan pandangannya dan berbalik melihat orang itu menatapnya dengan kesal.
"Ck! Kau terus saja menganggu kesenangan ku, Zoro! Dia bahkan membuatmu menangis!" Sentaknya kesal. Orang yang telah menghentikannya adalah Zoro, ya, Zoro si navigator.
Zoro menatapnya dengan jengah hingga helaan nafas berat sesekali terdengar "Nami, aku tidak bilang kau harus membalasnya! Biarkan saja mereka, dan bagaimana bajumu bisa berantakan seperti ini?!" Omel Zoro sambil menariknya agar mendekat dan mengaitkan seluruh kancing bajunya sehingga tubuhnya tak terlihat lagi.
Sebelum Nami mulai membuka mulutnya, Zoro sudah terlebih dulu menyeret Nami pergi dari sana dan pergi ke kelas. Nami hanya cemberut sepanjang jalan karena Zoro sama sekali tak membiarkannya pergi kemana pun, bahkan Nami harus memakai tali di sekeliling pinggangnya dan satu ujungnya lagi di pegang oleh Zoro.
Karena bagaimana bisa Zoro melepaskan Nami begitu saja? Ia memalingkan wajahnya sebentar saja Nami sudah hilang entah kemana, kebiasaan yang sering menyasar nya itu sering membuatnya lelah.
"Oyy Zoro, kenapa aku harus diikat seperti ini?" Erang Nami malas sambil mengambil jalan yang salah dan berlawanan dengan apa yang Zoro ambil saat ini.
"Kau lihat?! Kau berjalan ke arah yang salah Nami! Dan apakah tugasmu sudah selesai? Kimia, fisika dan geografi di kumpulkan hari ini." Ucap Zoro tenang sambil terus membaca catatan kecilnya.
Nami menguap dan menggaruk kepalanya dengan gusar "Aku lupa membawanya, tas ku bahkan tertinggal entah dimana" balas Nami sambil menyibakkan rambut pendeknya kebelakang.
Zoro langsung berhenti berjalan dan segera memelototi Nami,
"Apa?" Tanya Nami santai.
"Kau tahu kan guru kimia dan fisika kita sangat pemarah?! Bagaimana jika kau dihukum lagi untuk ke sekian kalinya karena masalah ini?! Bajumu bahkan masih terlihat kusut dan singkirkan wajah pemalas mu itu Nami! Sudah berkali-kali aku bilang bahwa kau harus memperhatikan apa yang akan kau bawa bukan?! Lihat! Kau malah lebih ingat dengan tiga katana bodohmu daripada otakmu yang lebih bodoh itu!" Zoro mengomeli Nami lagi sepanjang lorong menuju kelas.Sedangkan Nami tidak memperhatikan dan malah mengorek kupingnya yang gatal, menurutnya Omelan Zoro yang tak ada habisnya itu seperti suara ribuan lebah. Sangat memekikkan telinga.
Tiba-tiba matanya menangkap sosok yang ia kenal sehingga ia mengabaikan Zoro yang sedang mengomelinya walau tak memperhatikannya bahkan tali penjagaan nya pun terlepas begitu saja membuat Nami yang liar merasa bebas dan berlari cepat menuju orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Dream - zoroxnami
Fiksi PenggemarKumpulan one shoot Zoro x Nami! One piece hanya milik oda! Warning ; beberapa oneshoot mengandung lemon (18+) - T A M A T -