24. The Queen

988 163 26
                                    

"Tidak ada yang mengaku?" Katie menahan nafasnya dan mengepalkan tangannya kuat melihat ke arah 3 pelayanan itu satu persatu dengan emosi yang Katie coba tahan sekuat mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada yang mengaku?" Katie menahan nafasnya dan mengepalkan tangannya kuat melihat ke arah 3 pelayanan itu satu persatu dengan emosi yang Katie coba tahan sekuat mungkin. Mereka tampak cukup ketakutan sejak saat Katie melemparkan mangkuk bubur tadi salah satu dari mereka kemudian bersujud yang diikuti oleh dua yang lainnya.

"Maafkan kami yang mulia. Kami tidak tahu menahu mengenai apa yang sedang terjadi. Tidak ada satupun dari kami yang bertugas untuk memasak. Kami hanya bertugas membawa makanan untuk ibu suri. Kami mohon ampun, yang mulia." Suara mereka terdengar begitu bergetar dan ketakutan. Katie menyisir rambutnya dan menghembuskan nafasnya panjang. Katie sama ketakutannya dengan mereka tadi dan sekarang Katie tak tahu siapa yang harus Katie cari.

"Ada apa Katie? Kenapa kamu tiba-tiba saja seperti ini?" Katie kembali tersadar dari segala macam hal yang mengganggunya sejak beberapa saat lalu saat ibu mertuanya itu memegang pergelangan tangannya. Katie menatap beberapa saat dan merasa sedikit lebih lega karena tidak ada hal buruk yang terjadi dengan ibu Sebastian. Katie menatap pada ke tiga pelayanan yang masih bersujud itu.

"Mulai detik ini, semua makanan ibu suri menjadi tanggung jawab kalian untuk dicicipi terlebih dahulu. Pergi dan katakan pada semua petugas masak istana untuk berkumpul tanpa ada satupun yang tertinggal." Selepas Katie mengatakan itu, ketiganya dengan segera pergi keluar kamar cepat. Katie duduk di sisi kasur ibu mertuanya lantas mengatur nafasnya.

"Apa yang terjadi, Katie?" Pertanyaan yang sama untuk ke sekian kalinya terlontar pada Katie. Katie menghela nafas dalam kemudian menghembuskannya panjang. "Hanya ada sedikit masalah, ibu tidak perlu khawatir."

"Apa seseorang mencoba meracuniku?" Pertanyaan selanjutnya menohok Katie beberapa saat. Itu membuat Katie manatap pada ibu mertuanya sesaat, enggan menjelaskannya karena Katie sendiri tidak tahu pasti dugaan Katie benar atau salah.

"Tidakㅡmaksudku, aku tidak tahu pasti. Hanya sedikit ketakutan, ibu. Sebastian menitipkan ibu dan granny padaku sebelum dia berangkat dan itu membuatku berpikir banyak hal ketika di dapur." Ucapan penuh kefrustrasian Katie mengundang senyuman di wajah ibu mertuanya. Katie hanya mampu menundukan kepalanya seraya mengatur emosinya yang benar-benar kacau balau saat ini.

"Terima kasih, Katie." Senyuman merekah menghiasi wajah ibu Suri. Katie lantas menghembuskan nafasnya untuk ke sekian kalinya dan terdiam mengatur nafasnya sebelum kemudian pergi setelah menitipkan pesan untuk lebih berhati-hati pada ibu mertuanya itu.

-

Katie menatap satu demi satu jajaran kepala para petugas dapur dan kepala pelayan dari semua istana yang ada di ruangan aula cukup besar ini. Katie berdiri di podium cemas, tangannya berkeringat sejak beberapa waktu yang lalu. Ibu suri, granny dan beberapa orang yang tersisa di kerajaan duduk di tempat para petinggi. Satu hal yang ternyata Katie dapati fakta saat ini, bahwa hampir semua pangeran ikut dengan Sebastian kecuali pangeran Ishaak dan sekarang pria itu juga ikut duduk di salah satu kursi menatap bingung pada Katie dengan undangan mendadak yang tak bisa ia tolak karena sekarang posisinya ia adalah Ratu kerajaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L E    B A T E L E U RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang