Rasanya tiba-tiba saja menit berubah menjadi detik dan segalanya berjalan sangat cepat. Katie ingat bagaimana gagahnya punggung pangeran Sebastian yang meninggalkannya setelah melontarkan pertanyaan memusingkan setengah mati untuk Katie jawab. Ia tak bertahan untuk mendengar jawaban Katie, pangeran Sebastian memilih pergi alih-alih menunggu atau bahkan ia bisa saja memaksa Katie menjawabnya segera.
Itu bukan pertanyaan mudah untuk Katie. Memilih antara keluarganya yang bahkan menjadi alasan Katie bekerja keras selama ini atau menjadi bagian kerajaan tanpa ragu sedikitpun yang Katie yakin tidak akan terasa nyaman untuk Katie terlebih setelah semuanya terungkap seperti ini. Ini keputusan besar jika Katie harus mengatakannya.
"Katie? Kamu sedang apa di sini?" Seseorang menepuk pundak Katie dari belakang membuat Katie secara spontan memutar tubuhnya dan mendapati Sam menatap padanya dengan kening yang mengerut. Ia terlihat lebih baik, keadaan kesehatannya sangat-sangat lebih baik dari yang Katie ingat. "Kamu dengan seseorang?"
Dia melontarkan pertanyaan lain dan membuat Katie tersenyum kikuk. "Tidak, aku sendirian. Hanya sedang berpikir saja."
"Kamu sudah menentukan pilihanmu? Masuklah ke gua! Banyak yang menunggu keputusanmu." Sam menatap Katie penuh pengharapan beberapa detik membuat Katie menghembuskan nafasnya pelan-pelan dan tersenyum paksa. Sebenarnya Katie tidak siap jika harus ditanya pertanyaan yang sama seperti yang dilontarkan Pangeran Sebastian oleh orang tuanya. Katie yakin setelah ia memahami keadaan ia yang selama ini dijadikan umpan untuk memulai pemberontakan lain kepada kerajaan Versailes, orang tuanya akan menanyakann tentang kesediaan Katie membantu melanjutkan rencana mereka atau tidak.
Katie tak punya pilihan lain, ia memang harus tahu mengenai segala hal yang mulai terbuka. Akar dari segala hal yang membuat keluarga Katie dengan tidak ragu menempatkan Katie di posisi seperti saat ini. Dengan Sam yang tersenyum, ia mengantarkan Katie menuju gua di bukit dengan segala celotehan yang sebenarnya tidak begitu Katie dengarkan karena kepala Katie penuh dengan berbagai hal saat ini.
"Katie datang!!" Katie mengerjap saat memasuki gua yang ternyata jauh lebih terang dibandingkan dengan yang Katie banyangkan. Banyak celah yang membuat seisi gua menjadi terang karena cahaya masuk melalui celah-celah tersebut namun di sisi lain banyak sekali obor yang di simpan di beberapa titik. Sepertinya ini tempat berkumpul orang-orang. Mirisnya berbelasan tahun Katie hidup, ia bahkan tak tahu ini gua ini digunakan dan diisi dengan baik oleh beberapa orang.
Saat Sam memberi tahu seisi gua tentang keberadaan Katie dengan wajah sumringahnya. Katie melihat beberapa orang di sana menatap padanya dengan berbagai macam tatapan. Seorang lelaki paruh bayar yang tinggal di desa bersama Katie bernama Victor mendekat dan memeluk Katie dengan wajah sama sumringahnya dengan Sam. Katie tidak begitu dekat dengan pria ini tapi Katie pikir kedatangan Katie saat ini seperti kebahagian yang tak ternilai baginya.
Katie manatap ayah dan ibunya yang terlihat berdiskusi di meja yang terbuat dari batu di salah satu sudut, untuk beberapa saat mereka terdiam sebelum kemudian ibunya datang padanya dan merentangkan tangannya dengan senyuman lebar. Ia memeluk Katie dan mengelus kepala Katie. "Terima kasih sudah datang dan bergabung."
KAMU SEDANG MEMBACA
L E B A T E L E U R
FanfictionJungri Royal Palace Story. How to be the stronger one, around the best one. A journey to be a part of the royal family and be the best for The Dominique prince. Inspiration : The Selection Series by Kiera Cass, The Hunger Games, and pic by aiidan.k...