Katie menghembuskan nafasnya menatap pada empat wanita yang kini berada di hadapannya sejak beberapa detik yang lalu mereka melempar tatapan sinis penuh kebencian pada Katie tanpa ragu dari jarak kurang dari 2 meter. Katie hanya mampu menghela nafasnya, ia tahu ini akan terjadi suatu saat padanyaㅡmaksudnya ya, dulu Lily juga pernah melakukan hal sama jadi Katie tak ingin menanggapi mereka dengan cara yang sama walaupun mereka bahkan memaksa masuk ke kamar Katie.
"Benar bukan apa yang aku katakan? Jika kalian masih tidak percaya si bateleur ini menggunakan ilmu sihir untuk membuat pangeran Sebastian mendekatinya, lihat saja semua hal ini. Ia bahkan mendapatkan kamar utama sekarang dan aku yakin sekarang ia sudah besar kepala karena pangeran Sebastian menciumnya tadi." Salah satu wanita yang Katie tahu bernama Veronika angkat bicara dan dengan ringannya memutar bola matanya dan berakhir memberi tatapan sinis pada Katie.
"Hey kau Bateleur! Berhenti menggoda pangeran Sebastian. Kau pikir kau siapa? Hanya dari Tiga saja, besar kepalanya minta ampun." Satu di antara mereka menimbrung memanas manasi. Katie masih bungkam, rasanya mulutnya ingin sekali melakukan hal yang sama tapi berakhir seperti bagaimana kejadiannya dengan Lily dulu hanya akan merugikan ia saat ini.
"Jangan besar kepala, aku juga pernah dicium pangeran Sebastian saat 20 besar kemarin. Jadi jangan merasa kamu adalah wanita spesial."
"Aku juga, dia menciumku sekitar seminggu yang lalu." Kali ini giliran Katie yang memutar bola matanya jengah. Apa-apaan mereka ini? Membicarakan perkara cium mencium dengan semudah itu seolah itu adalah hal yang patut dipamerkan. Memangnya seberapa berharganya ciuman seorang Pangeran Sebastian? Baiklah, Katie tahu dia akan menjadi calon Pengganti Raja namun seberapa mengagumkan latar belakangnya itu, bagi Katie ia hanya menginginkan pria yang akan selalu ada untuknya tanpa memikirkan wanita lain.
"Ada apa ini?" Semua pasang mata kini tertuju pada sang sumber suara yang tiba-tiba menengahi. Ada Natalie yang entah sejak kapan sudah ada di ambang pintu kamar Katie dengan melipat kedua tangannya di atas perutnya. Sesaat Katie menggagumi presensi Natalie yang sangat menakjubkan. Ia semakin cantik dan karismatik dalam kurun waktu beberapa hari ini. Wajahnya semakin mengecil, bola matanya mengkilap sangat cantik. Dia menjadi salah satu wanita yang selalu dibicarakan mempunyai kemungkinan yang sangat besar untuk menjadi permaisuri.
Tatapan Katie tidak lepas darinya yang kini berjalan mendekatㅡentah dengan alasan apa Katie menahan nafasnya beberapa detik sebelum kemudian menghela nafasnya dalam. "Berhenti membuat ribut di kamar orang lain dan memamerkan omong kosong."
Natalie dengan ucapannya yang terang-terangan memang tidak pernah mengecewakan. Ia memang pintar dalam berkata, mungkin karena ia salah satu wanita dengan pendidikan terbaik di antara semuanya.
"Jika kalian pikir, ciuman Pangeran Sebastian saat malam hari ia berkunjung ke kamar kalian itu bermakna spesial maka aku tak bisa menyalahkan pikiran dangkal kalian. Pangeran Sebastian mengunjungi semua kamar wanita setiap malamnya dan mencium semuanya. Itu sebagai salah satu hal yang ia lakukan untuk mengetahui pantas atau tidaknya kalian dijadikan salah satu kandidat selanjutnya. Segala hal yang terjadi di seleksi ini, tidak ada yang didasarkan atas rasa suka. Itu hanya tentang penilaian. Jadi berlakulah sebaik mungkin dan berpikirlah dengan baik sebelum melakukan hal menjijikan seperti ini terutama kau nona Veronika."
KAMU SEDANG MEMBACA
L E B A T E L E U R
Fiksi PenggemarJungri Royal Palace Story. How to be the stronger one, around the best one. A journey to be a part of the royal family and be the best for The Dominique prince. Inspiration : The Selection Series by Kiera Cass, The Hunger Games, and pic by aiidan.k...