Sebagian besar penyebab sakit kepala Katie saat ini adalah karena ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sejak ia diantar kembali ke kamarnya, banyak sekali tanda tanya di kepalanya yang bertebaran. Mengenai keadaan di kerajaan dan hubungan ayahnya dalam konflik yang terjadi. Mereka bilang keluarga Abellard adalah pengkhianat? Tapi kenapa? Ada apa?
Katie kembali menghela nafasnya kasar untuk ke sekian kalinya. Menatap potongan buah apel yang di suguhkan Kelly beberapa saat yang lalu sebelum ia pamit pergi meninggalkan Katie seorang diri di kamarnya. Ini terdengar tidak begitu baik, maksudnya mengenai keluarganya dengan kerajaan. Selama Katie menghabiskan sisa waktunya bersama keluarganya, tak pernah ada sedikitpun cerita yang mengarah pada kehidupan keluarganya yang pernah berurusan dengan kerajaan. Jangankan berpikir tentang itu, selama ini Katie hanya berpikir keras bagaimana caranya ia dan keluarganya tetap bertahan hidup di lingkungannya saat itu yang tidak mendukung sama sekali.
"Apa aku mengganggu?" Suara bariton itu memecahkan keheningan membuat Katie secara spontan berdiri dan membalik badannya yang lantas menemukan sosok pria yang Katie baru saja lihat terakhir kali saat pertemuan keputusan seleksi beberapa waktu lalu. "Kau pasti sudah tahu aku siapa, bukan?"
Pria dengan rambut kecoklatan dengan poni belah dua itu berjalan mendekat tak ada senyuman yang tersungging di wajahnya. Katie dengan segera memberikan tanda hormat untuk menyambut kedatangan tiba-tibanya itu. Tentu saja Katie tahu dia, pria berlencana banyak itu yang juga mengijinkan Katie kembali ke kamar dulu saat ia terkena masalah. "Namaku Isaak. Isaak Kharrel Donatien."
"Bagaimana mungkin saya tidak mengetahui anda, yang mulia." Sebenarnya setengah dari pernyataan Katie ini bohong. Ia hanya mengingat wajah pria ini tapi tidak mengingat namanya. Terlalu banyak yang harus dipelajari dan Katie lemah dalam hal mengingat nama orang lain. "Apa aku diijinkan masuk?"
Katie menyunggingkan senyumannya. "Tentu saja. Apa kau mau secangkir teh?"
Isaak menganggukan kepalanya sesaat sebelum kemudian duduk di kursi di hadapan Katie. Tanpa perlu banyak berkata, Kelly menyuruh Petricia untuk menyiapkan dua cangkir teh. Kelly masih di dalam ruangan bersama Isaak dan Katie. Itu permintaan pria itu saat melewati Kelly tadi. "Apa ada yang bisa kau jelaskan, nona?"
Pertanyaan Isaak membuat Katie menyerngit merasa tidak suka dengan nada bicaranya. "Bukankah di sini seharusnya aku yang bertanya, ada apa dengan keadaan ini? Aku bahkan tidak tahu menahu mengenai permasalahan keluargaku sendiri yang ternyata punya sangkut paut dengan kerajaan."
"Nona Katㅡ". "Tidak apa-apa."
Isaak menghentikan langkah Kelly yang hendak mendekat karena mendengar suara Katie sedikit meninggi dan terdengar tidak bersahabat sama sekali dengan pangeran Isaak. Sejenak Isaak menghela nafasnya dalam. "Sebelumnya boleh ku tanya beberapa hal?"
Katie menelan ludahnya. "Silahkan."
"Aku diutus untuk menggantikan Pangeran Jules dalam menuntaskan pemilihan calon permaisuri untuk pangeran Sebastian. Namun karena kasusmu, sepertinya ini menyita banyak waktu. Aku tidak bermaksud menyalahkanmu atas keterlambatan ini, hanya saja pangeran Sebastian mempunyai banyak hal yang dicurgainya darimu, Nona." Katie untuk ke sekian kalinya menghela nafasnya dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
L E B A T E L E U R
FanfictionJungri Royal Palace Story. How to be the stronger one, around the best one. A journey to be a part of the royal family and be the best for The Dominique prince. Inspiration : The Selection Series by Kiera Cass, The Hunger Games, and pic by aiidan.k...