00. The Announcement

4.4K 459 10
                                    

Saat-saat di mana nama orang dipanggil dengan diimbuhi angka di belakang nama mereka, masa di mana gaun yang didesain oleh Versace de'mallone menjadi salah satu hal yang sangat dipuja-puja, parade awal yang baik menjadi hal yang sangat dinanti, ta...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat-saat di mana nama orang dipanggil dengan diimbuhi angka di belakang nama mereka, masa di mana gaun yang didesain oleh Versace de'mallone menjadi salah satu hal yang sangat dipuja-puja, parade awal yang baik menjadi hal yang sangat dinanti, tahun-tahun yang langka seperti tahun ini adalah tahun yang kata mereka penuh dengan keajaiban. Katanya, hidup mereka punya kesempatan untuk berubah. Sepanjang perjalanan pulang, lembaran-lembaran asing yang tiba-tiba saja melekat ditempel dengan sangat baik di dinding-dinding tempo hari itu membuat beberapa orang bersorak sangat antusias setelah membacanya tak terkecuali dengan keluarga Katie. Ibunya tak berhenti mengoceh sejak kemarin, mengatakan bahwa dewa sudah mulai berpihak pada kami sang kaum jelata ––seperti keluarga Katie. Hidupnya akan berubah dengan segera.

"Kamu harus datang dan ikuti seleksinya, Katie." Kesibukan ibunya yang tengah mengubrak-abrik dan mengeluarkan hampir setengah isi lemari baju hanya sekedar untuk mencari gaun terbaik di sana itu membuat ucapan ibunya terdengar seperti penekanan. Katie hanya diam termenung––duduk di kursi yang sudah mulai rapuh dengan tenang memainkan kartu tarotnya dengan bosan. Itu bukan perkataan yang baru, bahkan sejak kemarin, ibunya selalu menekannya hal yang sama. "Gaunku semuanya sama, mama."

Katie menghela nafas sesaat, merasa begitu bosan dengan kegiatannya saat ini yang sejak kemarin tidak pernah jauh-jauh dari berkeliaran di rumah, memasak dan memainkan kartu tarotnya. Ibunya memaksa ia tetap di rumah sampai besok––memaksa Katie untuk merawat diri sebelum mengikuti seleksi langka itu. Sejak kemarin, bukan hanya ibunya yang heboh tapi hampir seluruh masyarakat gempar dengan kabar yang datang dari istana Versailes. Istana di mana raja dan para kaum aristokrat berkumpul di lingkungannya tinggal dengan makmur berbanding terbalik dengan kehidupan si nomor tiga seperti Katie dan keluarganya.

"Daripada terus menerus memainkan kartu itu, lebih baik kamu bantu mama mencari gaun yang bagus. Kesempatan langka seperti ini tidak boleh disia-siakan." Komentar ibunya membuat Katie berhenti mengocok secara acak kartu ditangannya itu––sekedar menatap sepersekian detik pada mamanya.

"Omong kosong seperti pengumuman itu tidak perlu ditanggapi serius, mama. Mana ada kaum bangsawan apalagi sekelas pangeran mau menikahi rakyat jelata seperti kita. Jika perlu kuberitahu, aku terus menerus mendapati kartu ten of wands keluar saat membaca keadaan istana di sana yang artinya istana sedang mempunyai banyak sekali masalah, apa mama tidak merasa janggal saat tiba-tiba saja pihak istana mengumumkan sayembara pemilihan permaisuri untuk salah satu pangeran keturunan Dominique itu? Wanita biasa seperti kita bisa saja hanya akan dijadikan korban sesua––"

"Terus saja baca kartu-kartu itu, Katie. Hiduplah seumur hidupmu dengan sebutan Elenore de'bateleur––Elenore si penyihir." Sindir mamanya membuat Katie memutar matanya. Lagi, ibunya mengungkit tentang sebutannya itu. Sebutan untuk dirinya yang memang menghabiskan hidup sejak masa remajanya sampai saat kemarin sebagai pembaca kartu yang sangat digemari orang-orang. Sebenarnya Katie merasa ibunya selalu berlebihan menilai hobinya ini, lagipula tidak ada yang salah dengan membaca kartu-kartu ini, orang-orang yang meminta Katie membacakan nasib mereka berdasarkan kartu-kartu ini saja tidak keberatan dengan hal tersebut mereka bahkan memberikan 5 koin uang perunggu untuk imbalannya dan itu cukup untuk memberi satu potong besar roti kering di pasar.

"Sebutan Le bateleur itu tidak begitu baik. Kamu terdengar seperti nenek lampir sakti yang gemar memakan anak-anak kecil." Katie menggeleng mendengar ibunya yang baru saja mengaitkan mitos legendaris itu dengan sebutan dari orang-orang untuknya. Katie memang tidak begitu suka dengan sebutan itu, tapi bukan kuasa Katie menghentikan orang-orang memanggilnya demikian. Mereka sendiri yang sering menyebut Katie sebagai le bateleur dari si tiga. Kata mereka semua arti kartu yang Katie katakan benar-benar terjadi pada diri mereka, dan hal itu membuat mereka takjub dengan hal itu maka mereka memberi Katie sebutan demikian. Karena memang Katie terkesan sangat sakti seperti dongeng si penyihir.

"Dan juga..." Katie melihat ke arah mamanya yang menggantung perkataannya sesaat, tangan mama tengah sibuk merentangkan gaun yang baru ia dapatkan dari hasil pencariannya sejak beberapa saat lalu. Gaun berwarna gading selutut yang Katie yakini adalah gaun yang sudah sangat lama tidak pernah dipakai. Mamanya tersenyum cukup lebar padanya, memamerkan deretan gigi putih dan rapihnya pada Katie.

"Kamu terlalu cantik untuk diberi gelar seperti itu."

Dalkomyeoja, 2019

L E    B A T E L E U RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang