02; TOXIC

2.2K 251 34
                                    

"Apaan lo manggil gue kesini? Mau manes manesin gue? Mau pamer kalo lo sama si lont Rean liburan kemarin?" Adine langsung menyemprot Daffa dengan kesal.

"Lo tau darimana gue sama Rean liburan kemarin?" Tanya Daffa.

"Tau lah. Lo kira gue minim informasi sampe gue gatau hal brengsek kayak gitu?"

"Oh santai sih, gausah ngegas juga. Gue kira lo kudet."

"Dih apaan santai santai congor lo. Gue jejelin boncabe level mematikan juga lama lama."

"Apasih Dine? Sensi banget."

"Menurut ngana???"

"Cie gerah ya lihat gue sama Rean foto bareng?"

Adine diam sejenak sambil menatap Daffa dalam, kemudian menjawab.

"Kalo ditanya gerah atau cemburu pasti iya. Lo cowok gue, dan gue cewek lo. Harusnya yang dapet hak kayak gitu gue, dan bukan Rean, bukan mantan lo. Lo aja nggak pernah nge post foto gue di sosmed lo, lah ini mantan lo yang udah pernah nyakitin lo, malah seenak jidat lo post."

"But gapapa sih, yang penting lo bahagia aja." Lanjut Adine santai.

"Tumben?" Gumam Daffa pelan.

"Gimana liburannya, Daf? Harga tiketnya berapa? Setara nggak sama harga dirinya Rean?" Tanya Adine.

"Dine, lo kebiasaan kalo ngomong." Tegur Daffa.

"Ya lo kebiasaan juga bertingkah. Bikin gue sakit hati." Ucap Adine.

"Curiga jangan jangan gue cuma pelampiasan lo aja selama ini." Lanjutnya, dengan intonasi yang lebih pelan.

"Mana ada pelampiasan udah 1 tahunan, Dine." Daffa mengelak.

Adine menaikkan bahunya acuh, "Who knows."

"Nanti malem jalan, mau nggak? Barengan sama Mama dan Papa." Ajak Daffa.

"Kok ngajak gue?" Tanya Adine.

"Kan lo pacar gue, Mama juga udah kangen sama lo katanya. Sekalian nebus kesalahan gue, Dine."

"Kenapa nggak ngajak si Rean?" Tanya Adine, menaikkan alisnya.

"Kok malah ke Rean sih?"

"Tau tuh, tanya aja diri lo sendiri." Sahut Adine, membuat Daffa greget sendiri.

"Lo--

"Gue nggak bisa, sorry."

"Tumben?"

"Emang lo pikir lo doang yang punya kesibukan? Gue juga punya kali."

Daffa akhirnya mengangguk pasrah.

"Fine. Terserah lo."

Kemudian Daffa berlalu pergi meninggalkan Adine seorang diri.

"SEMANGAT MEMPERJUANGKAN SI LONT REAN, DAFFA!" Teriak Adine menyemangati, membuat Daffa yang mendengarnya menjadi geleng-geleng kepala, seperti merasa aneh dengan perubahan sikap Adine.

Sementara itu, Adine tetap mempertahankan senyumnya, "Saatnya balas dendam."

........

Levi menyodorkan kotak P3K ke hadapan Sheila yang saat ini memandang datar ke arah depan.

"Yang mana sakit?" Tanya Levi pelan.

Sheila menunjuk dadanya, "Hati aku."

Levi menghela nafas pelan, ia meletakkan kotak P3K nya dan beranjak untuk memeluk Sheila.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang