"Hah ihh aneh banget orang orang. Lagian gue nggak apa apa kali, kak. Masalah begituan mah gue udah biasa, jadi nggak perlu sampe dilebih-lebihkan kayak gini." Ucap Angel pada Jaden, saat ini Angel sedang membujuk Jaden agar laki laki itu mengizinkan dirinya untuk berangkat sekolah sendiri pagi hari ini.
"Lo jago banget kalo masalah pura-pura." Jaden menoyor kening Angel.
Angel memasang wajah cemberut, sembari mengusap usap dahinya, "Gue nggak pernah pura pura if u know. Lo harus percaya kalo gue udah baik baik aja, Kak."
"Nggak ada penolakan ya. Lo hari ini harus gue anter." Tegas Jaden.
Angel berdecak kesal, "Yaudah ayok!"
Jaden tersenyum puas, "Hihi good girl."
Setelah dituntun oleh Jaden, Angel kemudian menaiki motor Jaden. Jaden memasangkan helm pada Angel, kemudian menaiki dan mulai melajukan motor dirinya.
"Kok nggak mau berangkat bareng gue lagi?" Tanya Jaden di tengah jalan.
"Ya gamau aja. Gue mau mandiri." Sahut Angel.
Jaden melirik sekilas melalui spion kaca, "Gak percaya."
Angel kebingungan, "Hah?"
"Gue nggak percaya sama alasan lo." Jaden memperjelas.
"Kok bisa?" Tanya Angel, setengah berteriak.
"Kemarin Kei bilang ke gue, kalo lo masih takut kalo jalan sendiri, dimanapun itu, khususnya di sekolah yang lo nya udah famous banget. Jadinya Kei minta bantuan sama gue buat jemput lo lagi hari ini. Ya walaupun tanpa diminta pun gue pasti bakalan jemput juga."
Angel terdiam sesaat mendengar sahutan dari Jaden, sebelum akhirnya ia menjawab.
"Gue takut, Kak."
Jaden mengernyit, kemudian mulai memelankan laju motornya, dilakukan agar ia bisa mendengar dan meresapi semua kata kata yang dicurahkan oleh Angel, sekaligus mencoba menjadi pendengar yang baik.
"Lo tau mental gue nggak sekuat itu. Bayangin aja, gue udah jadi bahan omongan satu sekolah gara gara insiden ngelabrak Arion sama Jena, sekarang saat gue udah putus sama Arion terus deket sama lo apa mereka makin mikir yang nggak nggak? Gue pernah denger ada orang bilang kalo gue ngemanfaatin lo Kak, padahal gue aja nggak paham." Curah Angel.
"Gue cuma gamau kalo gue terus terusan deket sama lo, gue bakal dianggap cewe murahan. Orang orang pasti bakal mikir ih angel baru putus sama Arion, masak langsung ngegebet Jaden. Kayak gitu Kak, makanya mendingan gue sendiri aja, daripada nantinya kita bakalan kena gosip buruk. Gue cuma nggak mau lo di ikut-ikutin Kak, kek biarlah gue nampung ini sendiri."
Jaden menatap mimik serius Angel lewat spion motornya, kemudian berujar,
"Maka dari itu, Ngel. Maka dari itu gue nggak akan pernah bisa ngebiarin lo sendiri. Gue tau lo kayak gimana, lo selalu kepikiran omongan orang lain yang bahkan mereka aja nggak mikir dulu sebelum ngomong. Disaat lo ngejauh dari gue pun, argumen dari mereka itu pasti bakal tetep ada. Makanya biarin gue selalu ada di sisi lo, okay?" Jaden meyakinkan.
"Tapi, Kak---
"Jangan mau down sendiri Angel. Lo punya gue, tentang semua gosip gosip gak enak yang beredar, gue yang bakal urus semua itu. Lo jangan pernah berpikiran kayak gitu lagi, jangan pernah berpikiran untuk ngejauh dari gue." Potong Jaden cepat.
Angel menghembuskan nafas kasar, "Tuhkan gue ngerepotin lagi."
"Heh ngomong kayak gitu lagi gue turunin ya lo di kolong jembatan." Ancam Jaden, membuat Angel langsung reflek menampol bahu Jaden dengan keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
ActionFollow sebelum membaca! "Hanya cerita tentang 4 gadis kuat, yang selama ini selalu terbelenggu di dalam sebuah hubungan yang didominasi oleh sebuah rasa sakit, dan hebatnya mereka sangat sulit untuk keluar dalam belenggu tersebut. Hanya karena satu...