07; TOXIC

1.7K 234 40
                                    

"Apasih Ar! Lepasin gak!" Angel memberontak saat Arion terus saja menyeretnya.

Arion menatap Angel nyalang, "Suka kan lo disentuh sentuh kayak tadi?! Di depan gue aja berani kayak gitu, jangan jangan di belakang gue lo udah terbiasa disentuh sama cowok lain!"

Angel memberhentikan langkahnya dengan membanting kasar tangan Arion yang sedari tadi menahannya.

"Nuduh gue kayaknya jadi hobi baru lo ya belakangan ini?" Ujar Angel.

"Gue bukan nuduh! Gue cuma bicara fakta!" Bentak Arion.

Angel sekuat tenaga menahan tangisnya. Sungguh, ia paling tidak suka dibentak.

"Ada bukti kalo tuduhan lo tadi bener? Gue baru sekali ini aja skinship sama cowok, gue nggak setega itu buat mesra-mesraan sama cowok lain, disaat gue udah punya pacar!" Seru Angel.

Tatapan Arion entah kenapa menjadi melembut, seketika ada rasa bersalah dihatinya saat tadi berlaku kasar pada Angel.

Dipegangnya jari jemari Angel dengan hangat, "Ma-maaf."

"Lo harusnya inget kalo gue paling nggak suka dibentak." Pelan Angel, dengan tatapan kecewa.

"Angel. Aku cuma takut kamu macam macam di belakang aku."

"Denger, gue nggak ada waktu buat macam-macam di belakang lo, karena gue sibuk mikirin lo yang kenyataannya macam macam di belakang, dan bahkan dihadapan gue Ar!!" Sentak Angel sedikit berteriak.

Angel menatap jari jemarinya yang masih digenggam, kemudian menghempasnya dengan kasar.

"Angel." Arion menatap Angel dengan tatapan memelas.

Angel memalingkan wajahnya, "Gue capek banget. Gue capek ngalah. Gue capek sama tingkah lo yang seenaknya. Gue capek dibilang bodoh sama orang orang disekitar gue karena gue tetep mempertahankan lo. Gue capek berjuang sendiri dalam hubungan ini. Tolong Ar, tolong lepasin gue. Gue mohon. Gue nggak kuat."

Angel berjongkok, menyatukan kedua tangannya, lalu menangis terisak. Beruntung daerah sekitar mereka sepi, karena tempat pemberhentian mereka adalah di lorong kelas 11 yang memang masih dalam kegiatan belajar mengajar.

Arion yang semula memelas, kini memasang raut wajah panik, dengan cepat ia berjongkok dan mengguncang bahu Angel, "Angel. Jangan bercanda ya, sayang? Aku cinta kamu, Ngel."

Angel menggeleng kuat, "Stop bilang kayak gitu Ar! Gue mau putus!"

"Ngel, aku masih sayang sama kamu. Diri aku yang lemah ini masih butuh kamu Ngel. Selain kamu nggak ada lagi, sayang. Jangan tinggalin aku, ya?"

Angel perlahan mendongak, "Lo larang gue untuk pergi. Tapi kenapa semua perilaku lo malah bilang sebaliknya?"

"A-aku tadi cuma kelepasan. Aku cuma takut kamu berpaling dari aku."

"Cuma karena tangan gue sentuhan sama tangan cowok lain, lo udah bilang gue mau berpaling? NGOTAK GAK SIH LO?! APA KABAR SAMA GUE YANG BAHKAN NGGAK SEKALI DUA KALI NERIMA KENYATAAN BAHWA LO UDAH BERMAIN JAUH SAMA CEWEK LAIN?! MIKIR NGGAK LO?! HAH?!" Teriak Angel nyaring.

Arion tertegun. Untuk pertama kali Angel-nya berani membentak dan bahkan meneriaki dirinya, melihat hal itu Arion menjadi tersulut emosi juga.

Di dorongnya tubuh Angel yang semula berjongkok, hingga tersungkur. Arion perlahan mendekat, kemudian menjambak rambut Angel dengan ganas.

"LO NGGAK PERNAH NGERTIIN PERASAAN GUE ANGEL!"

Mata Angel bergetar, sedikit takut dengan sisi yang ditunjukkan Arion kali ini.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang