17 Februari, Sabtu: Kencan yang Begitu Penting (Part 1)

1.5K 186 51
                                    

Harry tengah menunggu di depan gapura masuk Hogsmeade, menyandarkan tubuhnya di dinding batu. Hari itu cuacanya begitu dingin dan dia sudah tidak sabar untuk masuk ke salah satu toko.

Harry mengangkat wajahnya dan tersenyum saat menyadari Draco berjalan mendekat ke arahnya, berpakaian serba hitam dari ujung kaki sampai kepala, begitu kontras dengan warna rambutnya yang pirang platina dan kulitnya yang pucat. Satu-satunya warna cerah yang ia kenakan adalah syal birunya, yang tampak membuat matanya lebih bersinar. Kini dia tengah tersenyum pada Harry, senyum yang segera hilang begitu Draco menyadari sesuatu.

Draco menaikkan satu alisnya. “Jangan bilang dia ikut kita.” ujarnya menunjuk pada Ron.

“Mana mungkin aku ganggu kencan konyol kalian,” Ron memotong, sekarang sudah berdiri tegak. Dia merenggangkan ototnya sejenak sebelum menatap Draco serius. “Dan maksudku adalah, aku lebih baik mati daripada harus lihat kalian mesra-mesraan lagi.”

Harry menyeringai. “Pilihan yang tepat, karena kami pasti bakal sering mesra-mesraan.”

“Itulah yang aku mau,” komentar Draco, lalu menggenggam tangan Harry sambil tersenyum senang. “Sering mesra-mesraan.”

Ron pura-pura muntah. “Aduh, Merlin, belum-belum sudah mulai.” Ron lalu mengangkat tangannya menyerah. “Terserah deh, aku kabur dulu. Sampai jumpa—Ah!” kata-katanya terpotong karena kedatangan gerombolan lain, salah satu dari mereka mengalungkan satu lengannya ke pundak Ron dengan tiba-tiba.

“Ayo, Weasley, sama kita saja,” Goyle menawarkan dengan ceria, sambil menggoyang-goyangkan pundak Ron sampai Ron terhuyung-huyung seperti daun di tengah badai. “Kami juga lagi jomblo dan ga punya pacar nih.”

“Maksudnya?” Ron melongo.

“Solidaritas sesama jomblo, rencananya kami mau ke Honeydukes,” tambah Crabbe, lalu seperti berpikir lagi dan menggaruk dagunya. “Tapi ada juga warung teh yang jual kue kering.”

Sembari Goyle memberitahu Crabbe soal rencananya sendiri, Ron masih tetap melongo. Di sudut matanya, Harry melihat Theodore Nott memandang ke arah mereka dengan mata memicing, lalu melewati mereka. Di belakangnya ada Zabini—yang netral seperti biasanya. Blaise kemudian menatap Harry dan mengangkat satu alisnya, seolah bertanya pada Harry soal kenapa Theodore Nott bersikap aneh.

Harry juga tidak tahu. Dia mulai menyadari sikap Nott dan mulai memperhatikannya, seperti dia mencurigai Snape saat kelas satu dulu, namun Harry tidak menemukan sesuatu yang serius. Satu-satunya yang dia tahu adalah Nott merupakan salah satu teman Draco yang tidak pernah repot-repot mau mengobrol dengan Harry bahkan ketika berada di samping Draco saat Draco bersamanya. Dia juga satu-satunya yang tidak bergabung dalam Laskar, entah karena dia menolak untuk bergabung atau memang karena teman-temannya tidak mengajaknya ikut.

Tapi yang Harry yakin soal Nott adalah, dia tahu bahwa Nott sama sekali tidak menyukai Harry, Ron maupun Hermione, padahal teman Slytherin Draco yang lain menerima mereka bertiga. Tentu saja, awalnya Parkinson enggan menerimanya dan Zabini bahkan meremehkannya, namun mereka masih mau mencoba dekat dengan Harry. Nott, di sisi lain, terlihat tidak mau menghirup udara yang sama dengan Harry dan kawan-kawannya.

Walaupun begitu, Nott hampir tidak pernah sendirian. Seperti misalnya kali ini, atau saat di kelas, selalu ada teman Slytherin yang juga teman Draco di sampingnya. Selalu. Dan tidak ada yang tampak marah dengan Nott yang selalu terlihat tak suka dengan Harry. Bahkan Draco sendiri pun tidak pernah mengeluh soal sikap Nott pada Harry.

Semua tahu bahwa salah satu sikap Slytherin adalah licik, cerdik dan mencari keuntungan untuk dirinya sendiri, semuanya sikap yang membuat orang-orang berhati-hati untuk berada di samping mereka. Namun satu lagi ciri-ciri Slytherin yang banyak dilupakan oleh orang-orang, yang juga baru Harry sadari, yaitu Slytherin selalu tidak pernah sendirian. Akan ada setidaknya satu Slytherin di sampingnya.

✓ The Owlery #2 (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang