"Ini benar-benar mimpi buruk," Hermione berujar saat ketiganya melihat papan penanda berisi peraturan yang baru saja digantung. Walau di tengah banyaknya papan penanda lain, yang baru ini begitu mudah dikenali karena jauh lebih besar dan berkilau, sempurna untuk menjelaskan status baru Umbridge sebagai Kepala Sekolah.
Harry mengangguk setuju. Dia sudah tahu sejak kemarin malam setelah Dumbledore menghilang dan meninggalkan Menteri Sihir yang murka, bahwa Umbridge akan dijadikan Kepala Sekolah. Namun melihat pengumumannya di dinding, membuat segalanya terasa begitu nyata. Benar-benar mimpi buruk yang nyata.
"Dumbledore tidak akan lama-lama menghilang," ujar Ernie untuk kelima kalinya. Dia bergabung dengan mereka setelah selesai kelas Herbologi untuk mendengarkan cerita Harry. "Lihat saja, setelah ini dia pasti kembali."
Ron menghela napas. "Aku harap memang begitu, karena aku sudah capek melihat si wanita jel—"
"Jangan teruskan perkataanmu itu Weasley," panggil sebuah suara yang membuat Harry terkejut, karena sudah lama sejak Harry mendengar nadanya yang begitu sok. Karena selama setahun terakhir, Harry sudah terbiasa mendengarkan suaranya yang ceria dan bernada menggoda, bukan yang sok seperti ini.
Draco menuruni tangga dengan perlahan, diikuti oleh Crabbe dan Goyle. Seolah Harry terlempar ke dua tahun lalu, jika saja Harry tidak menyadari bahwa Draco sekarang lebih tinggi dan mengenakan pin berbentuk rasi bintang yang diberikannya, di samping lencana berbentuk 'I' besar yang juga ia kenakan.
Dari sudut matanya, Harry melihat Ernie menatapnya dengan kasihan. Sudah jadi gosip seluruh Anggota Laskar, bahwa tidak hanya Draco yang berpacaran dengan Harry, namun pacarnya itu juga tidak segan-segan untuk mengkhianati Harry dengan melaporkannya pada Umbridge.
"Diam kamu, Malfoy," gerutu Ron geram. Dia begitu marah kemarin malam, mondar-mandir di Asrama mereka sementara Hermione dan Harry cuma berpandang-pandangan tanpa kata. Harry curiga Hermione sudah tahu yang sebenarnya, namun Harry belum bertanya apa-apa padanya.
Mata perak Draco menatap Harry sekilas, lalu terkunci pada Ron, kemudian mulutnya menyeringai. "Sepertinya aku harus mengurangi poinmu gara-gara kata-katamu barusan," ujarnya, dengan nada yang dulu pernah berhasil membuat amarah Harry menggelegak.
"Prefek tidak bisa mengurangi poin Prefek yang lain," Ernie memotong, tangannya terkepal sambil menatap tajam ke arah Crabbe dan Goyle, yang cuma bisa menjawab dengan kerjapan seperti anak kecil.
Seringaian lebar Draco makin berkembang, terlihat semakin kejam, namun Harry tidak bisa menahan dirinya untuk menyukai ekspresi itu. "Prefek memang tidak bisa mengurangi poin Prefek lain," katanya pelan, suaranya begitu jelas dan tajam. "Tapi anggota dari Inquisitorial Squad—"
"Anggota apa?!" potong Hermione, alis mengernyit penuh kekesalan dan rasa tidak percaya. Harry bisa melihat bahwa Hermione sengaja akting untuk terlihat kesal, mungkin mengikuti Draco yang juga berakting, namun Harry juga tahu bahwa Hermione masih ada sedikit keraguan terhadap sikap Draco.
"Inquisitorial Squad, Granger," jawab Draco lagi, sambil menunjuk lencana berbentuk 'I' yang tersemat di dadanya. "Kelompok yang dipilih langsung oleh Kepala Sekolah kita. Jadi, sekarang, aku akan mengurangi poinmu, Weasley, karena sudah menjelek-jelekkan Kepala Sekolah kita, dan sepuluh poin juga akan dikurangi dari Hufflepuff karena sudah berani-beraninya bicara padaku," dia lalu mengernyit pada Ernie sejenak sebelum mengedikkan bahu, "Siapapun itu namamu lah, dan," Draco lalu menghadap ke arah Harry. "Kamu juga dikurangi poinnya, Potter, karena daritadi tidak berhenti memandangiku."
Harry merasa pipinya merah tiba-tiba karena ketahuan tidak berhenti memandangi pacarnya sampai dia harus mengeraskan rahangnya dan menggigit bibirnya. Saat dirinya melirik ke arah Ernie dan Ron, Harry yakin mereka pasti berpikir bahwa Harry sedang menahan diri untuk tidak melawan. Draco hanya menyeringai pada Harry, karena tahu bagaimana sebenarnya perasaan Harry terhadap semua ini. Draco rupanya sudah puas karena setelahnya, dia berbalik untuk pergi dari sana dengan punggung tegak dan kaki jenjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ The Owlery #2 (INA Trans)
FanfictionSetelah Harry dan Draco berpacaran dan menunjukkannya pada dunia, ternyata tidak lantas membuat kehidupan mereka jauh lebih mudah di tahun ke lima. . "Pacarku bukan seorang gadis. Pacarku Draco. Er, Draco Malfoy." Mata Ginny langsung membulat besar...