Ujian OWL-nya terbagi menjadi dua minggu, dengan masing-masing kelas memiliki ujian tertulis dan praktek. Harry tidak pernah melihat semua murid begitu tegang seperti sekarang, bahkan ini jauh lebih tegang daripada saat Sirius tertangkap sedang berkeliaran di tahun ketiga. Dan omong-omong soal tahun ketiga, semua murid terlihat seperti berada di dekat para Dementor.
"Tahu tidak?" tanya Dean saat makan siang. "Apa harusnya aku tidak perlu belajar ya, kabur saja seperti kakak-kakak kembarmu itu, Ron."
Ron terkekeh. "Risikonya, Ibumu juga akan menghabisimu."
"Cuma tinggal satu ujian lagi yang tersisa, Dean. Percuma kalau kabur sekarang," ujar Seamus. Hari ini memang hari terakhir ujian, cuma tinggal Sejarah Sihir jadwal mereka hari ini, tidak seperti Hermione yang baru saja menyelesaikan ujian Arithmancy.
Harry mengamati temannya, yang rambutnya begitu berantakan. "Bagaimana ujianmu?" tanyanya sambil melirik ke arah meja Slytherin dimana Draco juga tampak lelah sambil mengabaikan pertanyaan Blaise.
"Paling sulit, tapi lumayan lancar sih." jawabnya tersenyum. "Dan aku yakin ujian pacarmu juga lancar, cuma, aku tetap akan mengalahkan nilainya."
Harry menyeringai. "Awas, bisa jadi dia menggantikan posisimu sebagai orang terpintar yang ada di hidupku."
"Harry Potter, tarik kata-katamu sekarang!" desisnya, mencuri perhatian yang lain. "Atau aku akan—"
"Tidak membantumu belajar? Sudah ada yang mengajariku~"
"Kamu makin lama makin mengesalkan," gerutu Hermione sambil meneguk minumannya. Dia lalu menggeleng lalu menghela napas. "Ron ternyata benar."
"Tidak tahu yang mana maksudnya, tapi makasih deh," timpal Ron. Dia lalu melihat Hermione mengedikkan kepalanya menuju meja Slytherin. "Oh iya, kalau soal itu memang mengesalkan."
Harry mendengus, "Well, kalian harus membiasakan diri." ujarnya lalu menatap meja Slytherin lagi, dimana Draco sedang membaca sebuah buku alih-alih memakan makan siangnya padahal Parkinson sudah menegurnya. Harry lantas tersenyum begitu lembut.
Ada suara seperti pura-pura akan muntah oleh Ron, sementara Hermione terkekeh. Seamus dan Dean bertukar pandang, tidak paham Harry dan kawan-kawan sedang membicarakan apa.
Segera setelah makan siang berakhir, semua murid seangkatan Harry kembali ke asrama masing-masing atau ke perpustakaan untuk belajar sebelum kembali ke Aula Utama. Seperti ujian-ujian sebelumnya, empat meja panjang yang biasanya ada di sana sudah menghilang berganti dengan meja-meja tunggal dengan kertas ujian di atasnya.
Sementara dia menunggu ujian dimulai, Harry mengetuk-ketukkan jarinya di meja dan menatap ke sekeliling. Draco tengah duduk di dekat dinding, memainkan penanya. Mata mereka entah kenapa tidak sengaja bertatapan, membuat si pirang mengerjap dan mengangkat alis.
'Apa?' tanyanya.
Harry menggelengkan kepalanya lalu tersenyum, menahan diri untuk tidak tertawa ketika Draco memutar matanya lalu tersenyum padanya. Namun setelah itu, Profesor Tofty, salah satu penjaga ujian yang dikirim khusus untuk menjaga ujian OWL, berdehem.
"Buka kertas ujian kalian," suaranya dengan jelas menggema akibat mantra Sonorus, padahal pria itu terlihat begitu kecil. "Kalian bisa mulai mengerjakannya sekarang." dan segera setelah berkata begitu, semuanya langsung membalik kertas ujian mereka.
Melihat soal pertama ujiannya, Harry bisa langsung tahu bahwa ujian ini akan sama membosankannya dengan pelajaran yang biasa. Sudah merasa sedikit mengantuk, Harry mengucek matanya dan membaca pertanyaannya lagi. Walaupun sudah membaca banyak catatan Hermione dan belajar bersama dengan Draco, tetap saja agak sulit rasanya mengingat begitu banyak tanggal dan nama. 'Santai saja lah, toh aku tidak berencana untuk melanjutkan kelas ini.' pikir Harry sambil melewati pertanyaan kedua. Draco juga tidak berencana untuk melanjutkannya, tidak seperti Hermione yang sudah siap mengambil sebanyak mungkin kelas di tahun berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ The Owlery #2 (INA Trans)
FanfictionSetelah Harry dan Draco berpacaran dan menunjukkannya pada dunia, ternyata tidak lantas membuat kehidupan mereka jauh lebih mudah di tahun ke lima. . "Pacarku bukan seorang gadis. Pacarku Draco. Er, Draco Malfoy." Mata Ginny langsung membulat besar...