Saat ini Lisa beranda didalam ruangan dokter Kim. Ya, sekarang dia duduk berhadapan dengan Jisoo.
"Apa yang ingin unnie bicarakan?" Tanya Lisa to the points.
Jisoo mengeluarkan beberapa lembar kertas dan membacanya.
"Dia Jennie kan? Sahabat yang selalu kau ceritakan?" Tanya jisoo dan Lisa mengangguk.
"Ini gawat Lisa! Jika terus menerus seperti ini, Jennie bisa saja mengalami keguguran dan berakhir dengan kematian pada sang ibu."
DEG
Setetes air mata Lisa lolos, ia menatap kosong meja jisoo, perasaan nya hancur. Lebih hancur daripada apa yang di bayangkan.
"Apa kau tahu? Beberapa hari yang lalu Jennie mengunjungi dokter khusus aborsi dan dia sudah membuat jadwal untuk melakukan proses aborsi nya."
Lagi, bagikan di sambar petir di siang bolong. Dua fakta yang berhasil membuat hati Lisa sesak bukan main.
"Kapan itu akan dilakukan?" Tanya Lisa parau.
"Dua hari lagi! Dokter yang di temui Jennie adalah teman ku, awalnya proses itu akan di lakukan dua hari yang lalu, tapi aku meminta nya untuk mengulur waktu. Aku takut kau tidak tahu menau tentang itu, dan ketakutan ku benar bukan? Kau tidak tahu apa-apa soal keputusan gilanya itu." Ucap Jisoo membuat Lisa menghela nafas lega.
Setidaknya dia bisa menggagalkan rencana gila yang Jennie lakukan itu.
"Sebelum itu, Jennie juga sempat dilarikan kerumah sakit karena memakan makanan yang bisa saja membahayakan kandungan nya dan beruntung lah bayi itu sangat kuat dan masih bisa bertahan hingga sekarang. Tapi Lisa! Jika sekali lagi Jennie berusaha untuk menggugurkan kandungan nya, maka itu akan benar-benar terjadi." Ucap Jisoo serius.
"Tidak! Itu tidak boleh terjadi. Bagaimana pun anak itu tidak bersalah! Aku tidak akan membiarkan Jennie melakukan hak gila itu. Ini gila benar benar gila!" Ucap Lisa tak habis pikir dan menggelengkan kepalanya.
Sedangkan Jisoo hanya tersenyum melihat tingkah Lisa, dia tahu bahwa Lisa mencintai Jennie. Dan dia juga tahu bahwa Lisa tidak akan tinggal diam saja dan membiarkan Jennie menggugurkan kandungan nya. Tidak ada yang mau membunuh bayinya sendiri, jika pun ada. Lisa tidak akan membiarkan Jennie menjadi salah satunya. Menurut Lisa anak itu hadir bukan karena kemauan nya, tapi karena takdir nya lah yang membuat hanya hadir.
Jisoo berdiri dan menghampiri Lisa lalu memeluknya. "Unnie tahu kau mencintainya, jadi unnie sarankan kau memperjuangkan cinta mu padanya. Jika dia tidak mau menerima mu, setidaknya buat dia mengerti dan memikirkan bayinya. Unnie selalu mendukung semua keputusan mu Lisa-ya! Katakan pada Unnie jika kau membutuhkan bantuan."
Lisa tersenyum dan menghapus bekas air matanya. "Aku juga berpikir demikian Unnie, jika pun nantinya Jennie tidak mau menerima ku, aku akan terus berusaha meyakinkan nya untuk percaya padaku bahwa aku tidak akan mengecewakan nya. Terima kasih karena sudah mendukung ku Unnie, kau adalah Unnie terbaik ku."
"Hm.. Jja, pergilah! Temui Jennie dan dukung dia. Yang ia butuhkan saat ini adalah dukungan dari orang-orang terdekat nya, selalu awasi dia 24 jam Lisa. Unnie percaya padamu." Ucap Jisoo menepuk pipi Lisa lembut.
Pada saat Lisa hendak beranjak pergi, jisoo tiba-tiba menahan lengan nya membuat ia mengerutkan keningnya.
"Kenapa?"
"Ingat! Minggu depan kau harus chek-up, jika tidak. Aku yang akan menyeret mu!" Ucap Jisoo tegas, sedangkan Lisa hanya terkekeh dan mengangguk.
"Hm. Arraseo! Aku akan. Dan aku permisi dulu Unnie." Ucap Lisa sopan. Jisoo mengangguk kemudian Lisa keluar dari ruangan milik jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My best friend is my Husband || JL
ContoLalisa Manoban dan Jennie Kim bersahabat dari mereka menduduki Junior High School hingga saat ini mereka duduk di bangku akhir Senior high school. Lisa diam diam menaruh rasa pada sahabat nya, sedangkan sahabat nya menyukai seseorang yang tak lain a...