31. Plan cancel

6K 582 12
                                    

Lisa membawa Jennie pulang lebih awal dari jam pulang sekolah. Dia mendapatkan ijin langsung dari kepala sekolah, tentu saja. Dia adalah anak pemilik sekolahan itu, dan dia bisa melakukan apapun yang dia mau. Termasuk mengancam kepala sekolah untuk tidak mengeluarkan Jennie dari sekolah hanya karena dia hamil. Kepala sekolah langsung menyetujui permintaan Lisa dan Jennie diberi kebebasan untuk bersekolah disana dengan privasi terjaga.

Lisa memarkirkan mobilnya, Jackson yang melihat itupun segera berlari dan membukakan pintu untuk Lisa.

"Tunggu sebentar!" Ucap Lisa menahan tangan Jennie yang hendak turun dari mobil.

Jennie menoleh dan mengeryitkan kening nya manatap Lisa. Sedangkan sang empu hanya tersenyum dan mencuri ciuman singkat di bibir Jennie dan membuatnya terkejut.

Lisa segera melepas seat belt nya dan segera turun dari mobil lalu mengitari nya hingga ketempat Jennie berada.

"Selamat siang bos!" Ucap Jackson pada Lisa dan menunduk hormat.

"Siang juga Jack! Biarin aja mobil nya disini, gue cuma nganterin Jennie  sebentar. Setelah itu gue pergi lagi." Sahut Lisa dan Jackson mengangguk paham.

"Ya, kalau begitu saya permisi bos." Ucapnya sopan dan Lisa mengangguk.

Setalah Jackson pergi, Lisa membukakan pintu untuk Jennie. Tapi sebelum Jennie menginjakkan kakinya ketanah, Lisa segera menggendong nya ala bridal style.

"YAAKk!!!!"  Kaget Jennie memukul dada Lisa kesal, Lisa terkekeh dan mencuri ciuman pada bibir Jennie lagi yang membuat sang empu kesal.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Jennie bingung, tangannya melingkar di leher Lisa.

"Apa lagi? Aku tidak mau kamu kelelahan sayang" ucap Lisa dengan pengertian kepada Jennie, kini mereka sudah masuk kedalam kamar.

Lisa membaringkan tubuh Jennie di atas ranjang mereka, dengan telaten Lisa membukakan sepatu milik Jennie, awalnya Jennie terkejut dengan tindakan Lisa. Tapi Lisa mengisyaratkan nya untuk diam saja dan Jennie melakukan hal itu.

"Cah! Dah selesai. Sekarang kamu istirahat oke? Aku temenin di sini." Ucap Lisa, dia mengambil kursi meja rias dan membawanya kesamping Jennie dan duduk menggenggam tangan istrinya.

"Kenapa tidak ikut tidur bersama ku?" Tanya Jennie menatap Lisa yang kini tengah tersenyum padanya.

"Tidak sayang! Ada hal yang perlu ku urus di luar, jadi aku akan nemenin kamu sampai ketiduran setelah itu baru aku pergi, tidak apa kan?"

Jennie diam, dia menatap Lisa. Entah kenapa dia tidak mau Lisa jauh darinya, bahkan untuk menjawab 'iya' saja dia tidak bisa. Ada satu hal yang membuat nya tidak bisa di tinggal oleh Lisa, yaitu keinginan bayi nya.

Lisa terkejut melihat Jennie yang tiba-tiba saja menangis, dengan paniki Lisa menarik Jennie kedalam dekapannya.

"Hei.. hei.. ada apa babe? Kenapa kamu menangis? Apa ada yang sakit? Katakan pada ku sayang, jangan buat aku khawatir Love." Ucap Lisa khawatir dan mengeratkan pelukannya.

Jennie menggeleng, lalu mendongak menatap Lisa. Pelukan mereka merenggang, tangan Lisa menangkup wajah Jennie dan mengusap air mata istrinya.

"Ada yang sakit?"

Jennie menggeleng dan menepuk tempat kosong di sisinya, Lisa mengerti pun langsung duduk di samping Jennie dan membuat Jennie tersenyum. Lisa terheran, apa yang terjadi pada istrinya? Kenapa mood nya cepat sekali berubah ubah. Ah entahlah Lisa pun bingung.

"Sayang.."

Deg

Percayalah, bahwa sekarang Lisa sedang tidak baik-baik saja. Jantung nya memacu lebih cepat, bahkan tangannya bergetar Tremor. Entah kenapa, setelah Jennie memanggil dengan kata 'sayang' membuat Lisa senang bukan main, bahkan lebih senang dari mendapatkan jackpot.

My best friend is my Husband || JLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang