MFMH : 15. As our own sister

8.4K 740 18
                                    

Ruangan bercat putih itu tengah ramai, semua Sahabat-sahabata Lisa dan Jennie sedang berkumpul disana untuk menjemuk Jennie.

"Bagaimana keadaan Lo Jen?"

"Jauh lebih baik unnie!"

Irene mengangguk dan tersenyum. Mereka semua senang mendengar kabar bahwa Jennie dan Lisa akan menikah, tinggal menunggu Tuan Kim saja yang akan memutuskan tanggal pernikahan nya.

Awalnya Jennie ragu untuk menerima Lisa sebagai suaminya. Dia merasa tidak pantas untuk orang sebaik dan setulus Lisa, dan itu membuat Jennie tidak percaya diri untuk menerima pernikahan itu. Kalau boleh jujur, Jennie sudah mulai membuka hati nya untuk Lisa. Jennie ingin dia bisa menerima Lisa menjadi suaminya nanti, setidaknya Jennie bisa memberikan cinta untuk Lisa atas semua kekurangannya.

Proses aborsi yang ingin Jennie lakukan terpaksa harus di batalkan. Bukan Jennie yang membatalkan nya melainkan Lisa dan Tuan Kim yang langsung mendatangi dokter aborsi tersebut dan mengancam nya. Jika dia berani melakukan itu maka kedua nya tidak akan segan-segan untuk membuat ia kehilangan ijin praktek nya.

Jennie tidak tahu mengenai itu, yang ia tahu hanyalah proses nya di batalkan. Lisa dan Tuan Kim seperti anak dan ayah yang kompak mengintimidasi Jennie karena sudah berani membuat ide gila di belakang mereka.

"Oh iya Jen Lo juga di ijinin sama kepala sekolah untuk sekolah lagi." Beritahu Irene dan Jennie menatap nya berbinar.

"Jinjja? Darimana Lo tahu?"

"Well! Kayak Lo nggak tau sistem sekolah kita aja Jen. Pengumuman itu dipasang di website sekolah dan semua anak-anak MN School sudah mengetahui nya. Bahkan berita tentang kehamilan Lo udah hilang bagaikan ditelan bumi." Ucap Irene.

Seketika raut wajah Jennie berubah sendu, dia kembali mengingat bagaimana mereka mengatainya dan melemparinya dengan sampah, batu dan lain lainnya. Irene yang menyadari perubahan raut wajah Jennie pun merasa tidak enak. Padahal niatnya hanya ingin memberitahu.

"Sudah jangan dipikirkan! Yang harus Lo pikirin itu kesehatan Lo sama janin yang ada di dalam kandungan Lo sekarang. Ingat Jennie, sekarang Lo nggak sendirian, Lo punya satu nyawa yang perlu Lo jaga dan perhatian kan." Peringatan Irene dan Jennie mengangguk.

Tangan Jennie yang perlahan mengusap perut nya yang masih rata, sebenarnya sulit bagi Jennie untuk menerima kehadiran bayi itu di dalam perut nya karena dia hadir bukan karena kemauan nya sendiri, itu murni kecelakaan dan parahnya bayi itu adalah anak dari musuh calon suami nya, Lisa. Orang yang dengan senang hati menerima dirinya dan bayi yang ada di dalam kandungan nya.

Meraka semua, Irene duduk di kursi samping Jennie dan mengobrol. Sedangkan yang lainnya Seulgi, Bambam, Suga, Chanyeol, Baekhyun, Ryujin dan Karina tengah asik dengan dunia mereka sendiri di sofa tamu ruang Jennie yang luas itu. Masing-masing memiringkan ponsel mereka dan kadang-kadang berteriak tak jelas yang membuat Jennie maupun Irene terperanjat kaget. Dan Lisa, dia tidak ada karena Jennie menyuruh nya untuk pulang kerumahnya agar beristirahat karena beberapa hari ini Lisa selalu tidur dirumah sakit untuk menemani nya bergantian dengan Tuan Kim dan Jennie tidak tega melihat Lisa yang selalu tidur duduk disampingnya.

"Woy asu!! Bantuin gue anjing!" Tiba-tiba Baekhyun berteriak dengan mata yang masih fokus pada layar ponsel nya.

"Sabar bangsat!!" Sahut mereka semua serempak membuat Beakhyun mendengus kesal.

"Woy lah anjir, Lo semua pada dimana babi!!"

"Lo nya yang di mana anjing!!"

"Gue di mobil yang barusan Lo lewatin goblok!!"

"Bantuin gue woy!!"

"Ini lagi dibantuin juga bodoh!"

"Sialan!! Lo semua pada dimana sih anjing!!"

My best friend is my Husband || JLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang