Pagi harinya Jennie maupun Lisa sudah siap untuk pergi kesekolah, keduanya sudah siap dengan seragam rapi mereka. Hari ini hari Rabu, di kelas Jennie ada mata pelajaran olahraga. Sedangkan di kelas Lisa ada pelajaran matematika, pelajaran yang dibenci oleh anak muda.
Jennie sudah meminta bibi cha untuk membuat mereka sarapan serupa nasi goreng kimichi untuk Lisa dan sandwich untuk Jennie dengan susu hamil nya.
Lisa sangat protektif terhadap kesehatan Jennie dan bayinya, menurut Lisa mereka adalah sumber kebahagiaan nya yang harus ia pastikan kebahagiaan mereka agar tetap sehat dan aman.
Keduanya menuruni tangga, seperti biasa Lisa menggunakan celana jika pergi sekolah sedangkan Jennie menggunakan rok di atas lutut yang memang menjadi ciri khas dari MN School.
"Selamat pagi Tuan dan Nyonya muda." Sapa bibi cha tersenyum ramah pada suami istri itu.
Jika dulu keduanya selalu bertengkar sebelum berangkat sekolah, sekarang keduanya nampak damai dan harmonis di meja makan. Sungguh bibi cha tidak menyangka bahwa kedua orang itu berjodoh dan bahkan diberikan satu nyawa didalam perut Jennie.
"Selamat pagi juga bibi Cha." Sahut mereka serempak tersenyum pada bibi cha, keduanya sudah menganggap bibi cha sebagai orang tua mereka sendiri.
Lisa mempersilahkan Jennie duduk disisi kanan nya lalu dia mengambil tempat duduk di posisi nya yang berada diujung tengah meja.
"Silahkan dinikmati Tuan dan Nyonya."
"Terima kasih bibi cha."
"Sama-sama Nyonya muda.".
Setelah bibi cha pergi, Jennie dan Lisa melanjutkan sarapan mereka dengan tenang, sekali kali keduanya mengobrol ringan di sela makan mereka. Hingga 15 menit berlalu dan kedua nya sudah siap untuk pergi.
Di halaman mansion, Jackson sudah menyiapkan mobil untuk majikannya. Tidak lama Lisa dan Jennie keluar dengan Jennie yang mengandeng lengan Lisa posesif. Jackson terkekik melihatnya dan untung saja Jennie maupun Lisa tidak menyadari nya karena asik dengan dunia mereka sendiri.
"Selamat pagi." Sapa Jackson ramah.
"Selamat pagi Jack"
"Pagi"
"Jack, kau tidak perlu mengantar kami. Aku sendiri yang akan menyetirnya, jadi kau bebas hari ini." Perintah Lisa dan Jackson hanya mengangguk mengerti, toh dia tidak bisa protes karena majikan nya itu berkata dengan tegas.
Jennie melirik Lisa tajam, "Kamu mau menyetir sendiri?"
"Iya, kenapa? Tidak ada salahnya kan menyetir sendiri? Lagi pula kasihan Jackson, dia pasti lelah selalu mengantar jemput kita."
"Tapi--"
"Tidak apa Jennie-ya, aku bisa! Aku ingin aku sendiri yang mengantar jemput mu mulai sekarang. Sebagai seorang suami dan calon Daddy yang baik aku harus memastikan keselamatan kalian dan selalu berada di dekat ku 24/7 di sisi ku."
Jennie terkekeh lalu mengecup bibir Lisa cepat membuat sang empu terpaku ditempatnya.
"Iya bawel."
"Nakal yah sekarang?"
Jennie hanya mengangkat bahu nya acuh seolah dia tidak tahu, padahal dalam hatinya mengumpat karena sudah memancing Lisa. Bahkan nyeri di selangkangan nya saja belum hilang karena permainan kasar Lisa tadi malam. Jennie akui kalau Lisa jago di ranjang, padahal dulu Jennie selalu mengejek Lisa sebagai orang terlalu polos. Dan ternyata hanya diluar nya saja dia terlihat polos padahal aslinya miris..
"Udah ah! Nanti kita telat. Ayo!" Ucap Jennie mengalihkan pembicaraan yang dia yakini tidak ada faedahnya.
Jennie menarik Lisa menuju mobil, Lisa lalu membuka pintu untuk Jennie, setelah Jennie duduk dengan nyaman. Lisa segera menutup kembali pintu nya lalu masuk dan duduk di kursi kemudi. Setelah semuanya aman, Lisa pun menjalankan mobil Audi R8 tersebut meninggalkan pekarangan mansion menuju MN School.
KAMU SEDANG MEMBACA
My best friend is my Husband || JL
Historia CortaLalisa Manoban dan Jennie Kim bersahabat dari mereka menduduki Junior High School hingga saat ini mereka duduk di bangku akhir Senior high school. Lisa diam diam menaruh rasa pada sahabat nya, sedangkan sahabat nya menyukai seseorang yang tak lain a...