Siang hari ini cuaca nya sedikit mendung. Di ruang rawat Jennie, Lisa dengan telaten menyuapi Jennie walaupun gadis itu kadang menolak suapan Lisa.
Dengan penuh kesabaran ekstra, Lisa meladeni sikap Jennie yang tiba-tiba saja berubah menjadi manja pada nya, bukannya marah. Justru Lisa sangat senang jika Jennie manja pada dirinya.
Sebelum nya, Lisa sudah mengatakan pada Jennie tentang Lisa yang ingin Jennie menikah dengannya, awalnya Jennie terkejut dan tidak mengatakan apapun pada Lisa. Jadi Lisa mengambil kesimpulan bahwa Jennie tidak mau menikah dengannya, tapi jawaban Jennie membuat nya sedikit terkejut. Setidaknya dengan Jennie yang meminta waktu untuk berpikir, Lisa masih memiliki kesempatan walaupun kesempatan itu kecil.
Dan saat ini, Lisa dibuat kewalahan karena Jennie merengek ingin kimbap sedangkan dia harus memakan bubur terlebih dahulu untuk mengisi perutnya yang kosong dan juga agar si Jenin bisa mendapatkan gizi untuk pertumbuhan nya.
"Sudah ok! Aku bakal beli'in kamu kalau, kamu mau makan bubur ini sampai habis, gimana?" Tawar Lisa. Jennie nampak berpikir.
"Oke deal! Tapi ingat!! Kamu harus beliin aku kimbap setelahnya." Seru jennie dan Lisa mengangguk mengiyakan ucapan nya.
"Ya sudah! Habiskan dulu. Aaa.." Lisa menyodorkan nya pada Jennie dan langsung dilahap nya dengan semangat.
Lisa hanya terkekeh melihat nya, bahkan Lisa lupa tentang kegelisahan nya tadi dan fokus melihati wajah Jennie, pipinya kembang kempis mengunyah bubur di dalam mulutnya, padahal dia bisa langsung saja menelan nya tanpa harus mengunyah.
Sepuluh menit kemudian Lisa sudah selesai menyuapi Jennie. Bubur yang di sebut nya hambar kini habis tak bersisa. Lisa dengan telaten membersihkan mulut Jennie dengan tissue dan menyimpan bekas makanan tadi di atas nakas karena nanti ada petugas kebersihan yang akan membereskan nya.
"Kimbap.." rengek nya ketika Lisa baru saja keluar dari kamar mandi selesai mencuci tangan.
Lisa menghela nafas kemudian tersenyum. "Baiklah! Aku akan menghubungi Bambam agar membeli nya untuk mu. Maaf aku tidak bisa membeli nya langsung."
Jennie menggeleng dan tersenyum. "Hm. Tidak apa-apa! Sini, duduk di sebelah ku." Jennie menepuk tempat kosong di sampingnya.
"Iya, aku menghubungi Bambam dulu. Kamu langsung beristirahat saja, aku akan segera menyusul mu." Ucap Lisa dan Jennie mengangguk.
Setalah nya, Lisa membantu Jennie untuk berbaring lalu dia beranjak pergi keluar dan menghubungi Bambam.
"Lo masih di sekolah?" Kian duduk di kursi tunggu depan ruangan Jennie.
"Ya, kenapa? Lo butuh sesuatu?" Di seberang sana Bambam tengah duduk di kursinya dan di depannya ada guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
"Hm. Pulang nanti, Lo mampir dulu beli kimbap buat Jennie. Lo tenang aja, nanti gue ganti." Ucap Lisa, sebenarnya dia tidak enak harus merepotkan Bambam.
"Yaelah bro, santai aja kali! Gue juga nggak akan bangkrut kalau cuma buat beli kimbap doang mah." Ucap Bambam santai padahal dia sudah menjadi pusat perhatian seisi kelas.
"Oke thanks Bam! Salam buat anak-anak yang lain." Ucap Lisa langsung memutuskan panggilan itu secara sepihak
kemudian kembali masuk kedalam ruangan Jennie dan melihat Jennie yang sudah tertidur pulas. Lisa tersenyum lalu merapikan selimut yang membalut tubuh Jennie lalu mencium kening Jennie. Lisa sedikit mendekatkan kursi yang di duduki nya dan ikut menyusul Jennie kedalam alam mimpinya.
Sedangkan di lain tempat, Bambam menggeram kesal lantaran Lisa memutuskan sambungan mereka begitu saja.
"Bangsattt emang ni orang!! Woy njing!!" Melihat layar yang kembali ke menu utama, bambam langsung melempar ponsel nya kasar di atas meja dan mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My best friend is my Husband || JL
Cerita PendekLalisa Manoban dan Jennie Kim bersahabat dari mereka menduduki Junior High School hingga saat ini mereka duduk di bangku akhir Senior high school. Lisa diam diam menaruh rasa pada sahabat nya, sedangkan sahabat nya menyukai seseorang yang tak lain a...